Sunday, September 10, 2017

√ Askep Hipertiroid

seorang perawat tidak terlepas dari yang namanya askep. mulai dari masa kuliah hingga setelah kerja pun akan tetap dikaitkan dengan yang namanya askep.

nah bertujuan membantu sobat - sobat sejawat disini kami coba membagikan asuhan keperawatan atau askep hipertiroid. bagi yang membutuhkan silahkan dibaca dan did0wnl0ad pada link yang telah kami sediakan.

Untuk mend0wnl0ad askep hypertiroid silahkan klik Disini

I. PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Hipertiroid atau Hipertiroidisme yaitu suatu keadaan atau citra klinis jawaban produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Hipertiroid merupakan penyakit hormone yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes. Penyakit tiroid merupakan penyakit yang banyak ditemui di masyarakat , 5% pada laki-laki dan 15% pada wanita. Penyakit graves di Amerika sekitar 1% dan di Inggris 20-27/1000 perempuan dan 1,5-2,5/1000 pria, sering ditemui di usia kurang dari 40 tahun (Djokomoeljanto, 2010).

Istilah hipertiroidisme sering disamakan dengan tirotoksikosis , meskipun secara prinsip berbeda. Dengan hipertiroidisme dimaksutkan hiperfungsi kelenjar tiroid dan sekresi berlebihan dari hormone tiroid dalam sirkulasi. Pada tirotoksikosis sanggup disebabkan oleh etiologi yang amat berbeda ,bukan hanya yang berasal dari kelenjar tiroid . adapun hipertiroidisme subklinis, secara definisi diartikan masalah dengan kadar hormone normal tetapi TSH rendah. Di tempat Asia dikatakan prevalensi lebih tinggi dibanding yang non Asia (12% versus 2,5%). (Djokomoeljanto, 2010).

Penyakit graves merupakan penyebab utama dan tersering tirotoksikosis (80-90%), sedangkan yang disebabkan lantaran tiroiditis mencapai 15% dan 5% Karen toxic nodular goiter. Prevalensi penyakit Graves bervariasi dalam populasi terutama tergantung pada intake yodium (tingginya intake yodium bekerjasama dengan peningkatan prevalensi penyakit Graves). Penyakit Graves terjadi pada 2% wanita,namun hanya sepersepuluhnya pada pria. Kelainan ini banyak terjadi antara usia 20-50 tahun, namun sanggup juga pada usia yang lebih bau tanah (Fauci, et al., 2008).

Hipertiroidisme sering ditandai dengan produksi hormone T3 dan T4 yang meningkat , tetapi dalam persentase kecil (kira-kira 5%) hanya T3 yang meningkat, disebut sebagai tirotoksikosis T3 (banyak ditemukan di daerah dengan defisiensi yodium). Status tiroid bergotong-royong ditentukan oleh kecukupan sel atas hormone tiroid dan bukan kadar ‘normal’ hormone tiroid dalam darah. Ada beberapa prinsip paling dasar yang perlu diingat kembali. Pertama bahwa hormone yang aktif yaitu free hormone , kedua bahwa metabolism sel didasarkan atas tersedianya free T3 bukan T4, ketiga bahwa distribusi deiodinase I, II, dan III di banyak sekali organ tubuh berbeda (DI banyak di hepar, ginjal dan tiroid, DII di otak, hipofisis, dan DIII di jaringan fetal, otak, plasenta),namun hanya DI yang sanggup dihambat oleh PTU (Djokomoeljanto, 2010).

Berdasarkan angka insiden dan kegawatan yang bisa terjadi pada masalah ini maka penulis tertarik untuk mengangkat ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY “H” DENGAN HIPERTIROID yang sudah dilaksanakan diruangan keperawatan MUZDALIFAH di RS.


TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum Mampu memperlihatkan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertiroid.

2. Tujuan Khusus
a. Perawat bisa melaksanakan pendekatan pada pasien dan menganalisa sehingga sanggup mengetahui kebutuhan pasien dan sanggup memperlihatkan asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertiroid
b. Perawat bisa merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan hipertiroid
c. Perawat bisa melaksanakan tindakan keperawatan sebagai pelaksanaan dari rencana tindakan keperawatan pada pasien hipertiroid
d. Perawat bisa melaksanakan penilaian pada klien pada pasien dengan hipertiroid


MANFAAT PENULISAN

Bagi rumah sakit Makalah ini bermanfaat sebagai materi informasi dalam upaya pemberi asuhan keperawatan yang ditujukan kepada pasien dengan hipertiroid.

METODE PENULISAN

1. Wawancara
Dengan cara berkomunikasi eksklusif dengan pasien dan keluarganya dalam pengumpulan data.

2. Observasi
Dengan cara mengamati prilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data.

3. Studi dokumentasi
Mempelajari dan melengkapi data dengan cara melihat laporan dan status pasien.

4. Studi Pustaka
Dari buku- buku penunjang dan media elektronik yang mendukung.


SISTEMATIKA PENULISAN

Terdiri dari 4 BAB yaitu :

  • Bab I : Pendahuluan 
  • Bab II : Tinjauan Teori 
  • Bab III : Laporan Asuhan Keperawatan 
  • Bab IV : Pembahasan 
  • Bab V : Penutup 
  1. Saran
  2. Kesimpulan
II. TINJAUAN TEORI

ANATOMI PATOLOGI

Kelenjar tiroid yaitu salah satu kelenjar getah bening yang terletak di daerah leher, berdekatan dengan nervus laryngeus rekurrens dan kelenjar paratiroid. Kelenjar ini merupakan kelenjar terbesar dan terberat dibandingkan kelenjar lainnya.Terdiri dari dua penggalan dengan berat kira-kira 20-30 gram.
Kelenjar tiroid ini kaya pembuluh darah dan terdapat sistem limfatik yang berada di dalam kelenjar. Terdapat kedua susunan saraf otonom, akan tetapi saraf simpatik lebih berperan. Sel yang mendominasi kelenjar ini yaitu sel folikel. Hormon yang diproduksi yaitu tiroksin (T4) dan triiodo-tironin (T3). Produksi hormon ini tergantung pada stimulasi dari tirotropin stimulatinghormon (TSH) yang berasal dari hipofisis, di samping hormon ini kelenjar tiroid masih memproduksi tiroglobulin. Sifat hormon T3 dan T4 yaitu meningkatkan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.


DEFINISI

Hipertiroid atau Hipertiroidisme yaitu suatu keadaan atau citra klinis jawaban produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam takaran kecil sanggup dipakai untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).

Hipertiroid yaitu suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah. Thyrotoxicosis yaitu suatu kondisi keracunan yang disebabkan oleh suatu kelebihan hormon-hormon tiroid dari penyebab mana saja. Thyrotoxicosis sanggup disebabkan oleh suatu pemasukan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid atau oleh produksi hormon-hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid. 

Kelenjar tiroid yaitu subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh, yang mengakibatkan sel tubuh untuk meningkatkan acara metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme yaitu proses kimia dan fisika yang membuat unsur dan menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.

Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya sanggup diatasi dengan obat-obatan. Pilihan lainnya yaitu pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radiaktif. Setiap pengobatan mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, bisa diberikan yodium takaran tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat jikalau hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jikalau terjadi angin kencang tiroid atau sebelum dilakukan tindakan pembedahan).

Yodium tidak dipakai pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang.Propiltiourasil atau metimatol merupakan obat yang paling sering dipakai untuk mengo bati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan takaran tinggi. Selanjutnya diadaptasi dengan hasil investigasi darah terhadap hormon tiroid.

Tiroiditis yaitu radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan tanda-tanda hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada perempuan setelah melahirkan, yang beberapa bulan kemudian timbul tanda-tanda hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul tanda-tanda hipotiroid.

Hormon-hormon tiroid menstimulasi metabolisme dari sel-sel. Mereka diproduksi oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada penggalan bawah leher, dibawah Adam's apple. Kelenjar membungkus sekeliling susukan udara (trachea) dan mempunyai suatu bentuk yang mirip kupu-kupu yang dibuat oleh dua sayap (lobes) dan dilekatkan oleh suatu penggalan tengah (isthmus). 

Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (yang kebanyakan tiba dari makanan-makanan mirip seafood, roti, dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon tiroid. Dua hormon-hormon tiroid yang paling penting yaitu thyroxine (T4) triiodothyronine (T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing hormon-hormon tiroid. Hormon yang paling aktif secara biologi (contohnya, imbas yang paling besar pada tubuh) bergotong-royong yaitu T3. Sekali dilepas dari kelenjar tiroid kedalam darah, suatu jumlah yang besar dari T4 dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif yang mempengaruhi metabolisme sel-sel.

Dan Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu imbas umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu penggalan dari otak.

Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika acara yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan sanggup dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.

Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak ada cukup jumlah hormon tiroid yang beredar dalam tubuh untuk mengizinkan fungsi yang normal, pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah berlebihan dari hormon tiroid yang beredar, pelepasan TSH dikurangi ketika pituitari mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid.


ETIOLOGI

Beberapa penyakit yang mengakibatkan Hipertiroid yaitu :

a. Penyakit Graves

Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya yaitu penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating. Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini yaitu stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa mirip ada pasir di mata, mata sanggup menonjol keluar hingga double vision.Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit mengakibatkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.

b. Toxic Nodular Goiter

Benjolan leher jawaban pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.

c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan

Keadaan demikian tidak jarang terjadi, lantaran periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan tubuh hingga timbul imbas samping.

d. Produksi TSH yang Abnormal

Produksi TSH kelenjar hipofisis sanggup memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

e. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)

Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar tanda-tanda hpotiroid.

f. Konsumsi Yoidum Berlebihan

Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.


MANIFESTASI KLINIS

1) Gangguan kardiopulmoner seperti:
a. Berdebar-debar
b. Tekanan nadi meningkat
c. Kadang-kadang disertai sesak nafas

2) Gangguan gastrointestinal
a. Selera makan semakin bertambah
b. Berat tubuh mulai menurun
 c. Kerap buang air besar/diare
d. Sering berpeluh/berkeringat lantaran metabolisme meningkat

3) Gangguan saraf dan neuromuskular oleh kelebihan tiroksin
a. Emosi labil
b. Rasa gelisah
c. Susah tidur
d. Penglihatan terjejas lantaran saraf mata tertekan
e. Mata melotot/bola mata menonjol terjadi jawaban pembengkakan otot dan jaringan lemak di sekitar mata.

4) Kelainan kulit
a. Biasanya kulit menjadi hangat, lembab dan terdapat hiperpigmentasi
b. Gangguan tulang, sering ditemukan fraktur terutama pada pasien lansia oleh lantaran reabsorpsi kalsium usus menurun dan resorpsi tulang meningkat.


PATOFISIOLOGI

Hipertiroid sanggup terjadi lantaran banyak sekali macam penyebab yang telah dijelaskan pada etiologi, akan tetapi Hipertiroid pada penyakit graves yaitu jawaban antibodi reseptor TSH yang merangsang acara tiroid sedang. Pada goiter multimodular toksik bekerjasama dengan autonomi tirad itu sendiri. Ada pula hipertiroid sebagai jawaban peningkatan sekresi TSH dari hipofisis, namun jarang ditemukan. Hipertiroid pada T3 tiroto sikosis mungkin diakibatkan oleh delodinasi T4 pada tiroid atau meningkatnya T3 pada jaringan di luar tiroid. Pada tirotoksikosis yang tidak disertai hipertiroid mirip tiroiditis terjadi kebocoran hormon-hormon. Masukan hormon tiroid dari luar yang berlebihan dan terdapatnya jaringan tiroid ektopik sanggup menimbulkan tirotoksikosis tanpa hipertiroid

Fathway
Fathway Hipertiroid

KOMPLIKASI

Komplikasi tiroid yaitu suatu acara yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba.

Badai tiroid bisa mengakibatkan :

  • Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan 
  • Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa 
  • Perubahan kesadaran (bahkan hingga terjadi koma) 
  • Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan 
Badai tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa mengakibatkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal. (aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi lantaran hipertiroid tidak diobati atau lantaran pengobatan yang tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh :

  • Infeksi 
  • Pembedahan 
  • Stress 
  • Diabetes yang kurang terkendali 
  • Ketakutan 
  • Kehamilan atau persalinan

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC HIPERTIROID

a. T4 Serum
Tes yang paling sering dilakukan yaitu penentuan T4 serum dengan teknik radio immune assay atau peningkatan kompetitif. Kisaran T4 dalam serum yang normal berada diantara 4,5 dan 11,5 mg/dl (58,5 hingga 150 nmol/L). T4 Terikat terutama dengan TBG dan prealbumin : T3 terikat lebih longgar. T4 normalnya terikat dengan protein. Setiap factor yang mengubah protein pangikat ini juga akan mengubah kadar T4

b. T3 Serum
T3 serum mengukur kandungan T3 bebas dan terikat, atau total T3 total, dalam serum. Sekresinya terjadi sebagai respon terhadap sekresi TSH dan T4 . Meskipun kadar T3 dan T4 serum umumnya meningkat atau menurun secara bersama-sama, namun kadar T4 sepertinya merupakan tanda yang akurat untuk membuktikan adanyahipertiroidisme, yang mengakibatkan kenaikan kadar T4 lebih besar daripada kadar T3. Batas-batas normal untuk T3 serum yaitu 70 hingga 220 mg/dl (1,15 hingga 3,10nmol/L)

c.Tes T3
Ambilan Resin Tes T3 ambilan resin merupakan investigasi untuk mengukur secara tidak eksklusif kaar TBG tidak-jenuh. Tujuannya yaitu untuk memilih jumlah hormone tiroid yang terikat dengan TBG dan jumlah tempat pengikatan yang ada.Pemeriksaan ini, menghasilkan indeks jumlah hormone tiroid yang sudah ada dalam sirkulasi darah pasien. Normalnya, TBG tidak sepenuhnya jenuh dengan hormone tiroid dan masih terdapat tempat-tempat kosong untuk mengikat T3 berlabel-radioiodium, yang ditambahkan ke dalam specimen darah pasien. Nilai ambilan T3 yang normal yaitu 25% hingga 35% yang membuktikan bahwa kurang lebih seper tiga dari tempat yang ada paa TBG sudah ditempati oleh hormone tiroid. Jika jumlah tempat kosong rendah, mirip pada hipertiroidisme, maka ambilan T3 lebih besar dari 35%

d.Tes TSH (Thyroid Stimulating Hormone)
Sekresi T3 dan T4 oleh kelenjar tiroid dikendalikan hormone stimulasi tiroid (TSH atau tirotropin) dari kelenjar hipofisis anterior. Pengukuran konsentrasi TSH serum sangat penting artinya dalam menegakkan diagnosis serta penatalaksanaan kelainan tiroid dan untuk membedakan kelainan yang disebabkan oleh penyakit pada kelenjar tiroid sendiri dengan kelainan yang disebabkan oleh penyakit pada hipofisis atau hipotalamus. Kadar TSH sanggup diukur dengan assay radio imunometrik, nilai normal dengan assay generasi ketiga, berkisar dari 0,02 hingga 5,0 μU/ml. Kadar TSH sensitif dan sanggup dipercaya sebagai indikator fungsi tiroid. Kadar akan berada dibawah normal pada pasien dengan peningkatan autonom pada fungsi tiroid (penyakit graves, hiperfungsi nodul tiroid).

e. Tes Thyrotropin Releasing Hormone
Tes Stimulasi TRH merupakan cara eksklusif untuk menyidik cadangan TSH di hipofisis dan akan sangat mempunyai kegunaan apabila hasil tes T3 dan T4 tidak sanggup dianalisa. Pasien diminta berpuasa pada malam harinya. Tiga puluh menit sebelum dan sehabis penyuntikan TRH secara intravena, sampel darah diambil untuk mengukur kadar TSH. Sebelum tes dilakukan, kepada pasien harus diingatka bahwa penyuntikan TRH secara intravena sanggup mengakibatkan kemerahan pada wajah yang bersifat temporer, mual, atau impian untuk buang air kecil.

f. Tiroglobulin
Tiroglobulin merupakan precursor untuk T3 dan T4 sanggup diukur kadarnya dalam serum dengan hasil yang bisa diandalkan melalui pemeriksaaan radioimmuno assay. Faktor-faktor yang meningkatkan atau menurunkan acara kelenjar tiroid dan sekresi T3 serta T4 mempunyai imbas yang serupa terhadap sintesis dan sekresi tiroglobulin. Kadar tiroglobulin meningkat pada karsinoma tiroid, hipertiroidisme dan tiroiditis subakut. Kadar tiroglobulin juga sanggup akan meningkat pada keadaan fisiologik normal mirip kehamilan.

g. Ambilan Iodium Radioaktif
Tes ambilan iodium radioaktif dilakukan untuk mengukur kecepatan pengambilan iodium oleh kelenjar tiroid. Kepada pasien disuntikan atau radionuklida lainnya dengan takaran tracer, dan pengukuran pada tiroid dilakukan dengan alat pencacah skintilas (scintillation counter) yang akan mendeteksi serta menghitung sinar gamma yang dilepaskan dari hasil penguraian dalam kelenjar tiroid. Tes ini mengukur proporsi takaran iodium radioaktif yang diberikan yang terdapat dalam kelenjar tiroid pada waktu tertentu sehabis pemberiannya. Tes ambilan iodium-radioaktif merupakan investigasi sederhana dan memberikanhasil yang sanggup diandalkan.Penderita hipertiroidisme akan mengalami penumpukan dalam proporsi yang tinggi (mencapai 90% pada sebagian pasien).

h. Pemindai Radio atau Pemindai Skintilasi Tiroid
Serupa dengan tes ambilan iodium radioaktif dalam pemindaian tiroid dipakai alat detector skintilasi dengan focus berpengaruh yang digerakkan maju mundur dalam suatu rangkaian jalur parallel dan secara progresif kemudian digerakkan kebawah. Pada ketika yang bersamaan, alat pencetak merekam suatu tanda ketika telah tercapai suatu jumlah hitungan yang ditentukan sebelumnya. Teknik ini akan menghasilkan gambar visual yang memilih lokasi radioaktivitas di daerah yang dipindai. Meskipun I 131 merupakan isotop yang paling sering digunakan, beberapa isotop iodium lainnya yang meliputi Tc9m (sodium pertechnetate) dan isotop radioaktif lainnya (thalium serta americum) dipakai dibeberapa laboratorium lantaran sifat-sifat fisik dan biokimianya memungkinkan untuk pemberian radiasi dengan takaran rendah. Pemindaian sangat membantu dalam menemukan lokasi, ukuran, bentuk dan fungsi anatomic kelenjar tiroid. Khususnya jaringan tiroid tersebut terletak substernal atau berukuran besar. Identifikasi daerah yang mengalami peningkatan fungsi (hot area) atau penurunan fungsi (cold area) sanggup membantu dalam menegakkan diagnosis. Meskipun sebagian besar daerah yang mengalami penurunan fungsi tidak memperlihatkan kelainan malignitas, defisiensi fungsi akan meningkatnya kemungkinan terjadinya keganasan terutama jikalau hanya terdapat satu daerah yang tidak berfungsi. Pemindaian terhadap keseluruhan tubuh (whole body CT scan) yang dibutuhkan untuk memperoleh profil seluruh tubuh sanggup dilakukan untuk mencari metastasis malignitas pada kelenjar tiroid yang masih berfungsi.

i. Ultrasonografi
Pemeriksaan ini sanggup membantu membedakan kelainan kistik atau solid padatiroid. Kelainan solid lebih sering disebabkan keganasan dibanding dengan kelainankistik. Tetapi kelainan kistik pun sanggup disebabkan keganasan meskipun kemungkinannya lebih kecil. Pemeriksaan radiologik di daerah leher Karsinoma tiroid adakala disertai perkapuran. Ini sebagai tanda yang boleh dipegang.


PENATALAKSANAAN 

1. Konservatif
a. Obat Anti-Tiroid.
Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika takaran berlebih, pasien mengalami tanda-tanda hipotiroidisme. Contoh obat yaitu sebagai berikut :

  • Thioamide 
  • Methimazole takaran awal 20 -30 mg/hari 
  • Propylthiouracil (PTU) takaran awal 300 – 600 mg/hari, takaran maksimal 2.000 mg/hari 
  • Potassium Iodide 
  • Sodium Ipodate 
  • Anion Inhibitor 
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist.
Obat ini yaitu untuk mengurangi gejala-gejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol Indikasi :

  • Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis 
  • Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sehabis pengobatan yodium radioaktif 
  • Persiapan tiroidektomi 
  • Pasien hamil, usia lanjut 
  • Krisis tiroid 
2. Surgical

1. Radioaktif iodine.
Tindakan ini yaitu untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif

  • Tiroidektomi Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar 

TERAPI 
  1. Obat antitiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio urasil (PTU), karbimazol. 
  2. Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien berumur 35 tahun/lebih atau pasien yang hipertiroid-nya kambuh setelah operasi. 
  3. Operasi tiroidektomi subtotal. Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa disembuhkan hanya dengan sumbangan obat-obatan, untuk perempuan hamil (trimester kedua), dan untuk pasien yang alergi terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua masalah terjadi penyembuhan impulsif dalam waktu 1 tahun.

Askep Hipertiroid

III. ASUHAN KEPERAWATAN HYPERTIROID
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Identifikasi                                          
      A. Identitas Pasien                                                       B. Identitas Penanggung Jawab
      Nama/ Umur                 : Ny. H/ 31 Tahun                   Nama/ Umur: Tn A/ 37 tahun
      Tanggal MRS               : 17 Desember 2014                Pekerjaan: Karyawan Swasta    
      Jenis Kelamin               : Perempuan                            Jenis kelamin: Laki- Laki
      Agama                          : Islam                                     Agama   : Islam
      Ruangan                       : Muzdalifah                            Hubungan    : suami
      Diagnosa Medis            : Hipertiroid                            Alamat              : jl. kemala
      No. Med. Rec               : 12005485                                 
      Alamat                          : jl kemala
2.   Keluhan Utama : terasa lemas di seluruh tubuh.
 seorang perawat tidak terlepas dari yang namanya askep √ Askep Hipertiroid      Riwayat perjalanan penyakit ( dengan pendekatan P,Q,R,S,T )
      Dua ahad sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh terasa lemas disluruh tubuh dan jantungnya terasa berdebar debar dan klien juga menyampaikan adakala tubuh terasa sangat lemas sehingga pasien sulit untuk melaksanakan acara mirip biasa.
v    Problem
Ø  Klien menyampaikan tubuh terasa lemas
v    Quality/quantity
Ø  Rasa lemas dirasakan di seluruh tubuh sehingga membuat pasien bedrest di tempat tidur
v  Region/radiation
Ø  Rasa lemas di rasakan di seluruh tubuh
v    Timing
Ø  2 ahad sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh tubuh terasa lemas di seluruh tubuh
 seorang perawat tidak terlepas dari yang namanya askep √ Askep Hipertiroid      Riwayat kesehatan yang lalu:
Klien menyampaikan pernah dirawat di RS dengan keluhan yang sama ± 1 tahun yang lalu
 seorang perawat tidak terlepas dari yang namanya askep √ Askep Hipertiroid      Riwayat kesehatan keluarga:
            Didalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit hipertiroid

PEMERIKSAAN FISIK/BIOLOGIS
               TD : 130/80 mmHg, T : 37,3  , RR : 20 x/menit, N : 110x/menit
               KU : Sakit sedang
               Kesadaran : compos Mentis
Kesadaran       (√) CM      ( )apatis ( )somnolent ( )soporo ( )koma
Kepala             (√) t.a.k       ( )mikrrosefal ( )asimetris     ( )hematoma
Rambut            (√) t.a.k       ( )kotor          ( )berminyak   ( )kering    ( )rontok
Muka                (√) t.a.k       ( )asimetris    ( )bell’s palsy  ( )kelainan congenital
Mata             (√) t.a.k   ( )gangguan penglihatan   ( )sclera ikterik  
                        (  )konjungtiva anemis
Pupil               (  )midrasis/miosis      ( )tidak ada reaksi cahaya
Telinga            (√) t.a.k      ( )berdengung ( )nyeri   ( )tuli    ( )keluaran cairan
Hidung            (√) t.a.k      ( )asimetris    ( )epistaksis   ( )lain-lain
Mulut               (√) t.a.k      ( )simetris     ( )asimetris   ( )bibir pucat   ()kelainan        congenital
Gigi                 (√) t.a.k      ( )karies        ( )goyang     ( )tambal       ( )gigi palsu
Lidah               (√) t.a.k      ( )kotor         ( )mukosa kering     ( )gerakan asimetris
Tenggorokan   (√) t.a.k      ( )faring merah ()sakit menelan   ( )tonsil besar
Leher              ( ) t.a.k       (√ )pembesaran tiroid   ( )pembesaran vena                      jugularis
Masalah Keperawatan`        :pembesaran kelenjar tiroid

Dada               bentuk        (√)simetris      ( )asimetris   ( )retraksi otot dada   
                        ( )kiposis( )funnel chest   ( )pigeon chest        ( )barel chest
Paru – paru     (√ )vesikuler  ( )ronchi  ( )rales   ( )wheezing   ( )apnue   
( )kusmaul
Jantung           (  )gallop         (√)murmur  ()BJ1/BJ2  ( )palpitasi  ( )ictus cordis terlihat
Lain –lain        : nadi : 110x/ menit
                          Tangan terlihat gemetar
Masalah keperawatan: resiko penurunan curah jantung
Abdomen       (√) t.a.k      ( )nyeri tekan    ( )benjolan (  )tympani 
                         (  )hypertimpani   ( )distensi abdomen
Masalah Keperawatan: tidak ada problem keperawatan

Integument     (√)) t.a.k      ( )turgor kulit jelek   ( )dekubitus    ( )fistula 
                         (  ) pucat
Ekstremitas    (  ) t.a.k      ( )parese       ( )kelainan congenital ( )
                        lain-lain : klien gampang merasa lelah setelah beraktivitas
                                        klien tampak lesu dan lemah
                                        klien tampak bedrest di tempat tidur
                                        klien menyampaikan cepat lelah
                                        kekuatan otot : 4444
Masalah Keperawatan: Intoleransi Aktifitas
4.  Data Psikologis, sosiologi dan spiritual
Psikologis        ( ) t.a.k      ( )gelisah    ( )takut    ( )sedih   ( )rendah diri 
                        ( )hiperaktif ( ) klien tampak bingung
                        ( )acuh tak acuh   ( )marah   ( )mudah tersinggung
Sosiologi         ( ) t.a.k      ( )menarik diri    ( )gelisah    (√ )cemas   
                        ( )komunikasi
Spiritual           ( )perlu dibantu dengan perribadatan
Lain- lain :       klien menyampaikan cemas terhadap penyakit yang dideritanya
                        Klien sering bertanya wacana penyakitnya
Masalah keperawatan :  Ansietas
                                                   
Pola kebiasaan sehari-hari
No
Aktivitas
Keterangan
Di Rumah
Di rumah sakit
Masalah
1
Pola makan
Jumlah
1 piring
1 porsi
Tidak ada masalah
Jenis
Nasi, lauk, sayuran
Nasi lunak
Frekuensi
3 x sehari
3x sehari
Cara pemberian
Via oral
Via oral
2
Pola minum
Jumlah
6-7gelas
5 gelas
Tidak ada masalah
Jenis
air putih, air the
air putih, teh
Frekuensi
>6x sehari
>5xsehri
Cara pemberian
Oral
Oral
3
Pola eliminasi
BAB/konsistensi
Padat
Lunak
Tidak ada masalah
Warna
Kuning
Kuning
Frekuensi
2x sehari
1x sehari



BAK/warna
Kuning jernih
Kuning jernih
Jumlah
Tidak bias diukur
±1000cc
Frekuensi
±7x sehari
±5x sehari
4
Pola tidur
Lama
8-10 jam
8-10jam
Tidak ada masalah
5
Pola kebersihan
Mandi
2x sehari
2x sehari
Tidak ada masalah
Gosok gigi
2x sehari
2x sehari
Berpakaian
2x sehari
2x sehari


Data penunjang
Tanggal
Jenis investigasi
Hasil pemeriksaan
Nilai normal
17-12-2014
Darahh lengkap
Hb
Leukosit
Bse

Differential counter
Basopil
Eosinopil
Myeloccyt
Meta myelocyyt
Band
Segment
Lymphocyte
Monoccyt
Trombosit
Hematokrit
Bss

12,6 gr%
10.300mm3
20 mm/jam


0%
0%
0%
0%
0%
55%
24%
2%
390.000/mm3
45%
158

12,0 – 16,0gr%
5.000-10.000mm3
1-15 mm/jam


0-1%
2-4%
0%
0%
3-5%
55-65%
25-35%
4-8%
150.000-400.000/mm3
38-48%
<200

Tanggal
Pemeriksaaan
Hasil
Nilai Normal
17-12-2014
T3
ng/ml
0,8- 2,0 ng/ml
17-12-2014
T4
µg/dl
5,0- 13,0 µg/dl
17-12-2014
TSH
5,6 µIU/ml
0,4- 7,0 µIU/ml
17-12-2014
Free T4
2,5 ng/dl
O,8- 2,0 ng/dl



Therapy
Tanggal
Theraphy yang diberikan
Keterangan
17-12-2014
IVFD Rl gtt 20 x/m
Inj. pantomex 1x 1 vial
Oral. Propanolol 10 mg 1x1
         PTU 1x100 mg
         Neurodex 1x1



              ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Masalah
1
DS:
Klien menyampaikan jantungnya berdebar – debar
Klien menyampaikan cepat lelah
DO:
TD : 130/80mmHg
ND : 110 x / menit
Akral dingin
Klien tampak gampang lelah
Tangan terlihat gemetar

Produksi hormone tiroid meningkat
 

Peningkatan metabolic tubuh

Peningkatan kerja jantung

Takikardi

Perubahan denyut/irama jantung

Penurunan curah
Jantung
Resiko tinggi Penurunan curah
Jantung
    
2
DS :
 Klien menyampaikan gampang lelah seteah melaksanakan aktivitas
DO :
KU : sakit sedang
Klien lemah
Tampak lesu
Klien tampak bedrest di tempat tidur
Kekuatan otot

4   4
4   4

Produksi hormon tiroid meningkat

Hipermetabolik

Meningkatnya kebutuhan energi

Kelelahan/ kelemahan otot


Intoleransi Aktifitas
Intoleransi Aktifitas
3
DS :
Klien menyampaikan cemas terhadap penyakit yang sedang dideritanya
DO :
·    Klien tampak cemas
·    klien sering bertanya wacana penyakitnya
·     klien tampak bingung
Peningkatan produksi hormone tiroid

Hipermetabolik

Perubahan status kesehatan

Koping tidak adekuat

Ansietas
Ansietas
    
            MASALAH KEPERAWATAN
1.      Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
2.      Intoleransi Aktifitas
3.      Ansietas

            PRIORITAS MASALAH
No
Tanggal
Prioritas masalah
Paraf
1
17-12-2014
Intoleransi Aktifitas

2
17-12-2014
Ansietas

3
17-12-2014
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung

                                                                                   
                                                                                                ,           2014
Perawat yang mengkaji

(YN)

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Intoleransi Aktifitas bekerjasama dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy, kelelahan dan kelemahan otot
2.      Ansietas bekerjasama dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik
3.      Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung bekerjasama dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung 

RENCANA / INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROID

No
Tgl/jam
Diagnosa keperawatan
Tujuan/hasil yang diharapkan
Intervensi
Rasional
1
17-12-2014
Intoleransi aktifitas bekerjasama dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,kelelahan dan kelemahan otot
DS :
 Klien menyampaikan gampang lelah setelah melaksanakan aktivitas
DO :
KU : sakit sedang
Klien lemah
Tampak lesu
Klien tampak bedrest di tempat tidur
Kekuatan otot

4   4
4   4
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam, diharapkan intoleransi aktifitas teratasi dengan criteria hasil :
1.   Klien menyampaikan tidak gampang lelah setelah melaksanakan aktifitas
2.   KU: baik
3.   Klien tampak tidak lemah
4.   Klien tampak segar
5.   Klien tidak bedrest di tempat tidur lagi
6.   Kekuatan otot
5   5  
5     5
1. obs tanda-tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun ketika aktifitas

2.  ciptakan lingkungan yang tenang




3.  sarankan pasien mengurangi aktifitas
4.   Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman mirip massage
1. nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardi mungkin ditemukan


2 Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar sanggup menimbulkan imsomnia
3. Membantu melawan imbas dari peningkatan metabolis
4. meningkatkan relaksasi
2
17-12-2014
Ansietas bekerjasama dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik
DS :
Klien menyampaikan cemas terhadap penyakit yang sedang dideritanya
DO :
·    Klien tampak cemas
·    klien sering bertanya wacana penyakitnya
·    klien tampak bingung
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam , diharapkan kecemasan klien berkurang dengan criteria hasil :
1.   melaporkan ansietas menurun sampai  tingkat teratasi
2.   tampak rileks
3.   klien tampak tidak bingung
1.      Evaluasi tingkat ansietas, catat ekspresi dan non ekspresi pasien
2.      Berikan informasi wacana penyakit




3.      Anjurkan keluarga untuk menemani disamping klien
4.      Jelaskan kepada klien tentag tindakan yang akan dilakukan
5.      Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaan kehawatira
6.      Berikan kesempatan klien untuk bertanya wacana penyakitnya
1.    untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan klien


2.    informasi yang sempurna sanggup menurunkan kecemasan  dan menambah pengetahuan pasien wacana penyakit
3.    mengurangi kecemasan klien




4.    Memberikan informasi yang akurat yang sanggup menurunkan kesalahan interpretasi

5.    Mengurangi tingkat kecemasan



6.    Dengan adanya informasi yang lebih banyak klien bisa mengurangi rasa ketatukan wacana penyakit yang diderita
3
17-12-2014
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung bekerjasama dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan   hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung 
DS:
Klien menyampaikan jantungnya berdebar – debar
Klien menyampaikan cepat lelah
DO:
TD:130/80mmHg
ND : 110 x / menit
Akral dingin
Tangan terlihat sering gemetar
Klien tampak gampang lelah

Setelah dilakukan tindakan asuhan  keperawatan 1x 24 jam , diharapkan pasien dapat  mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan kriteria hasil:
1.   jantung klien tidak berdebar- debar lagi
2.   klien menyampaikan tidak lelah lagi
3.   TTV dalam batas normal
TD :100- 130
            60- 90
 Nd : 60- 100x/mnt
-          Akral hangat
-          Klien tampak tidak lelah
-          Tangan tidak terlihat gemetar
1
1.observasi tanda-tanda vital






2.observasi KU pasien




3. kaji nadi dan denyut jantung terutama adanya suara jantung tambahan

4.lakukan pemerikasaan EKG
5.kolaborasi pemberian obat
6.Kolaborasi untuk investigasi laboratorium
1. hipotensi umum sanggup terjadi sebagai jawaban dari vasodilatasi perifer  yang berlebihan dan penurunan volume  sirkulasi
2.  untuk menilai keadaan umum pasien
3. hipertiroid ditandai adanya peningkatan kerja jantung diakibatkan penngkatan metabolimse tubuh
4 terjadi kecepatan  atau irama pada jantung
5.membatasi produksi hormone tiroid
6.memastikan keadaan dan lokasi masalah


IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT
Telp.
CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN

Nama Lengkap
Ny. H
No. Rekam Medik
12.00.54.85
Umur
31 Tahun
Ruang
Muzdalifah
Jenis Kelamin
Perempuan
Diagnosa Medis
Hipertiroid

No
Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi
Evaluasi
Paraf

1
17 -12-2014
Intoleransi aktifitas bekerjasama dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,kelelahan dan kelemahan otot
DS :
 Klien menyampaikan gampang lelah setelah melaksanakan aktivitas
DO :
KU : sakit sedang
Klien lemah
Tampak lesu
Klien tampak bedrest di tempat tidur
Kekuatan otot

4   4
4   4
1. Mengobs tanda-tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun ketika aktifitas
2. Menciptakan lingkungan yang tenang
3.  menyarankan pasien mengurangi aktifitas
4.   Memberikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman mirip massage

S : klien menyampaikan acara dilakukan sendiri
O :
-    klien masih tampak lemas
-     Klien sudah mulai beraktivitas meskipun sering istirahat
-    Klien tampak agak rileks
-       N:102x/m
-       5    5
4    4
A : problem teratasi sebagian
P : intervensi diteruskan 1-4


2
17-12-2014
Ansietas bekerjasama dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik

DS :
Klien menyampaikan cemas terhadap penyakit yang sedang dideritanya
DO :
·    Klien tampak cemas
·    klien sering bertanya wacana penyakitnya
·    klien tampak bingung
1.Mengevaluasi tingkat ansietas, catat ekspresi dan non ekspresi pasien
2.Memberikan informasi wacana penyakit
3.Menganjurkan keluarga untuk menemani disamping klien
4.Menjelaskan kepada klien tentag tindakan yang akan dilakukan
5.Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaan kehawatiran
6. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya wacana penyakitnya
S:
Klien mengatkan paham wacana penyakit hipertiroid

O:
-    Klien bisa menyebutkan apa yang diketehui wacana Hipertiroid
-    Klien tampak kooperatif
-    Klien tidak resah lagi wacana penyakit yang diderita
-    Klien tidak banyak bertanya lagi

A: problem teratasi
P: intervensi dihentikan


3
17-12-2014
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung bekerjasama dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan   hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung 
DS:
Klien menyampaikan jantungnya berdebar – debar
Klien menyampaikan cepat lelah
DO:
TD:130/80mmHg
ND : 110 x / menit
Akral dingin
Tangan terlihat sering gemetar
Klien tampak gampang lelah

1.   mengobservasi tanda-tanda vital
2.   mengobservasi KU pasien
3.   mengkaji nadi dan denyut jantung terutama adanya suara jantung tambahan
4.   melakukan pemerikasaan EKG
5.   mengkolaborasi pemberian obat
6.   mengkolaborasi untuk investigasi laboratorium


S : klien menyampaikan rasa berdebar-debar bekurang
O :
TD :110/80mmHg
ND : 102 x / menit
Klien terlihat rileks
Klien bisa istirahat
Akral hangat

A :masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan 1-6



4
18-12-2014
Intoleransi aktifitas bekerjasama dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,kelelahan dan kelemahan otot
DS : klien menyampaikan acara dilakukan sendiri
DO :
-    klien masih tampak lemas
-     Klien sudah mulai beraktivitas meskipun sering istirahat
-    Klien tampak agak rileks
-       N:102x/m
-       5    5
4    4

1. Mengobs tanda-tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun ketika aktifitas
2. Menciptakan lingkungan yang tenang
3.  menyarankan pasien mengurangi aktifitas
4.   Memberikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman mirip massage

S : klien menyampaikan acara dilakukan sendiri
O :
-    klien tidak lemas lagi
-     Klien  beraktivitas mirip biasa
-    Klien tampak rileks
-       N:84x/m
-       5    5
5    5
A : problem teratasi
P : intervensi dihentikan

5
18-12-2014
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung bekerjasama dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan   hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung 
DS : klien menyampaikan rasa berdebar-debar bekurang
DO :
TD :110/80mmHg
ND : 102 x / menit
Klien terlihat rileks
Klien bisa istirahat
Akral hangat


1.   Mengobservasi tanda-tanda    vital
2.   Mengobservasi KU pasien
3.   Mengkaji nadi dan denyut jantung terutama adanya suara jantung tambahan
4.   Melakukan pemerikasaan EKG
5.  Mengkolaborasi pemberian obat
6.  Mengkolaborasi untuk investigasi laboratorium

S : klien menyampaikan rasa berdebar-debar hilang
O :
TD :110/70mmHg
ND : 84 x / menit
-       Klien terlihat rileks
-       Klien bisa istirahat
Akral hangat

A:masalah teratasi
P:intervensi dihentikan




IV. PEMBAHASAN

Perawat melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny”H” dengan masalah Hipertiroid di ruang Rawat Musdalifah. memakai teori yang ada dan membandingkan dengan kondisi pasien Secara konsep teoritis banyak diagnosa keperawatan yang mungkin timbul yaitu:

  1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung bekerjasama dengan hipertiroid tidak terkontrol,keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
  2. Kelelahan bekerjasama dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
  3. Ansietas bekerjasama dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
  4. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan bekerjasama dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
  5. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan bekerjasama dengan perubahan prosedur proteksi dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus. 
  6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan bekerjasama Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung bekerjasama dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung dengan tidak mengenal sumber informasi.


Namun menurut pengkajian yang telah dilakukan, diagnosa keperawatan yang timbul pada Ny”H” terdapat 3 diagnosa keperawatan yaitu:

  1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung bekerjasama dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung 
  2. Kelelahan otot bekerjasama dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy 
  3. Ansietas bekerjasama dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung bekerjasama dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung . 
Diagnosa ini muncul lantaran ditemukan data subjektif, klien menyampaikan jantungnya terasa berdebar- debar dan tubuh terasa gampang lelah. Data objektif yang ditemukan yaitu ND 110x/m, klien tampak lelah, akral dingin, TD 130/80 mmhg. Diagnosa ini menjadi perioritas utama dikarenakan adanya gangguan pada jalan napas yaitu berupa secret, jikalau jalan napas tidak higienis jadi perluasan paru meningkat dan kebutuhan akan oksigen meningkat. Sepanjang periode penanganan perawata mengajarkan bagaimana latihan batuk efektif semoga pengeluaran secret bisa dikeluarkan dengan gampang dan tidak mempengaruhi otot abdomen dan meng akibatkan nyeri abdomen..

Pola nafas tidak efektif bekerjasama dengan penurunan perluasan paru. Diagnosa ini diangkat menurut hasil pengkajian didapat dimana data subjektifnya klien menyampaikan sesak napas, dan data objektifnya yang muncul yaitu RR 37x/m, retraksi dinding dada (+), napas cepat dan dalam, terdapat wheezing, dan ronchi (+), pada ketika implementasi perawat membantu mengatur posisi semifowler, membantu mengajarkan tehnik bnapas dalam dan memperlihatkan oksigen.

Gangguan pemenuhan istirahat tidur bekerjasama dengan sesak nafas dan batuk. Biasanya diagnosa ini muncul pada pasien asma di karenakan batuk pada malam hari, jawaban batuk pola tidur pasien terganggu. Dari hasil pengkajian didapatkan data subjektif klien mengeluh tak bisa tidur lantaran pada malam hari klien sering terbangun jawaban batuk.

Pada tahap implementasi, asuhan keperawatan dilakukan sesuai dengan teori dan membandingkan tindakan keperawatan yang ada di lapagan dari rencana tindakan yang telah ditetapkan. Didapatakan bahwa klien memperlihatkan respon menuju perbaikan kesehatan dan keluarga klien kooperatif dalam melaksanakan keperawatan terhadap klien, implementasi dilakukan selama pasien dirawat diruangan musdalifah, tindakan dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan.

Tahap penilaian merupakan tahap akhirr dari asuhan keperawatan. Evaluasi yaitu tindakan yang disengaja dan terus menerus serta melibatkan klien dengan keluarganya, perawat serta anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan penilaian yaitu mengetahui wacana tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk pengkajian ulang (lismidar, 1990).

Dari hasil yang didapatkan dalam tindakan keparawatan yang diberikan kepada klien Ny”H”, bahwa problem teratasi sesuai dengan kriteria hasil pada ketika intervensi. Pada tanggal 23 Juli 2014 klien dibolehkan pulang dengan rawat jalan.


V. KESIMPULAN

Hipertiroid yaitu suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan jawaban dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)

Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular toksik. Penyakit Graves yaitu suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu defek genatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis antibody terhadap antigen tiroid (Dorland, 2005).

Sedangkan goiter nodular toksik yaitu Peningkatan ukuran kelenjar tiroid jawaban peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi contohnya pubertas atau kehamilan.(Elizabeth J. Corwin, 2009 )


VI. DAFTAR PUSTAKA  

  • Barbara, C. Long.1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan ),Yayasan Ikatan Allumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran: Bandung 
  • Corwin, E,J, 2000, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta 
  • Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC 
  • Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. 
  • http://www.scribd.com/doc/64809543/ASKEP-HIPERTIROID 
  • Greenspan S. Francis,2000. Endokrinologi dasar dan klinik

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com