Wednesday, September 13, 2017

3 Proses Terbentuknya Kepulauan Indonesia

Struktur wilayah di planet Bumi terbagi menjadi dua, yaitu daratan dan lautan. Hampir 70 persen luasnya merupakan lautan dan sisanya yaitu daratan yang berupa benua dan pulau-pulau. Indonesia merupakan wilayah yang terdapat di salah satu benua di dunia ini, yaitu terletak di benua Asia. Menurut Nur (2010), Kepulauan Indonesia merupakan kepulauan yang istimewa lantaran kaya akan sumberdaya kebumian dan sering disebut pula dengan “untaian jamrud khatulistiwa”. Secara astronomis Kepulauan Indonesia berada pada suatu wilayah dengan posisi garis Lintang Bumi 07˚ LU – 12˚ LS dan posisi garis Bujur Bumi 95˚ BT – 141˚ BT.


Selain itu, Secara geologis Kepulauan Indonesia berada pada jalur penumjaman lempeng bumi, ibarat penunjaman Lempeng Samudra Indo-Australia dengan Lempeng Benua Eurasia yang memanjang dari pantai barat Sumatera hingga pantai selatan Jawa terus ke timur hingga Nusa Tenggara. Adanya proses penunjaman ini Kepulauan Indonesia terdapat deretan gunung api terutama dari Sumatera, Jawa hingga Nusa Tenggara. Keterdapatan deretan gunung api tersebut menawarkan laba bahwa tanah di sekitarnya akan menjadi subur dan produktif. Namun juga adanya gunung api yang masih aktif tersebut ancaman letusan gunung api juga harus diwaspadai.


Selain itu ancaman banjir lahar hambar terutama pada ekspresi dominan hujan juga dilarang dilupakan. Jalur penunjaman lempeng bumi di wilayah Kepulauan Indonesia merupakan jalur penyebab gempa tektonik yang mana bersifat regional dan umumnya kerusakan yang ditimbulkan sangat parah. Jalur gempa tersebut secara geologis berdampingan dengan jalur gempa bumi.


Pembentukan benua yang terjadi di planet Bumi oleh beberapa jago geologis dibedakan menjadi dua, yaitu:



  • Teori Continental Drift (pergerakan kontinen atau benua). Menurut teori continental drift, pada ketika awal pembentukan benua, dahulunya enam benua yang ada di bumi menjadi satu benua yang utuh. Kemudian, usang kelamaan benua yang menjadi satu tersebut mengalami pergeseran atau pergerakan akhir gugusan atau pembentukan susunan dasar bumi dan mengakibatkan benua tersebut memisahkan diri satu sama lain hingga kini menjadi enam benua yang terpisahkan oleh lautan dan samudera.

  • Teori Plate-Tectonics (lempeng tektonik), pembentukan benua yang ada di bumi disebabkan oleh adanya pergerakan jalur lempengan yang ada di dasar permukaan bumi akhir dari pergerakan aktif sejumlah gunung berapi yang ada di bumi dimana pergerakan aktif gunung berapi ini mengakibatkan adanya gempa tektonik dengan magnitude yang besar dan dahsyat sehingga membelah beberapa daratan menjadi beberapa benua.


Dalam kesempatan kali ini, klarifikasi berikut ini mengulas perihal sejarah proses pembentukan kepulauan Indonesia dari sejumlah sudut pandang yang ada, beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut ini:


1. Proses Geologis


Pembentukan kepulauan Indonesia sanggup dijelaskan dari proses geologis yang terjadi pada ketika proses pembentukan alam, yaitu proses endogen dan eksogen. Tenaga endogen yaitu proses pembentukan alam yang bersumber dari aktifitas dinamik bumi. Aktifitas ini mengakibatkan adanya deformasi kerak bumi yang mengakibatkan adanya gugusan daratan akhir daya yang maha dahsyat sehingga sejumlah pulau di Indonesia terpisah antara satu sama lain. Gerak endogen ini sanggup diketahui dari adanya letusan gunung berapi dan gempa bumi.


Kedua aktifitas ini menimbulkan adanya goncangan dan pensesaran pada permukaan daratan atau pulau yang mengakibatkan adanya kejadian longsor di tempat yang mempunyai tingkat kecuraman yang tinggi dengan keadaan batuan yang tidak terkonsolidasi dengan baik. Sedangkan gaya eksogen merupakan proses pembentukan alam yang bersumber dari luar permukaan bumi. Gaya atau tenaga eksogen ini mencakup iklim, hujan, angin, dan perubahan temperature batuan yang mengalami pelapukan atau mengalami proses geomorfologi.


2. Proses Tektonik Lempeng


Menurut pengertian tektonik lempeng, semua kerak bumi merupakan suatu lempeng yang bersifat kaku terhadap satu dengan lainnya di atas suatu cairan yang plastis dimana masing-masing lempeng tersebut bergerak menjauh dari pusatnya sehingga terjadinya kemunculanyang berada di tengah samudera atau dengan kata lain mid oceanic ridge dan kemudian menyusup ke bawah lempeng lainnya melalui suatu jalur pembengkokan atau subduction zone atau bergeser terhadap lempeng lainnya dengan dibatasi oleh sesar mendatar atau transfault form dengan kecepatan relatif 10 cm/th. Sehingga proses pembentukan kepulauan Indonesia sanggup terlihat pada pemunculan beberapa pulau yang ada di sepanjang Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.


3. Proses Tektonik Kepulauan


Kepulauan Indonesia berkaitan bersahabat dengan perkembangan tektonik kepulauan yang berasal dari proses lempeng tektonik. Berdasarkan klasifikasinya, kepulauan Indonesia terbentuk dari tiga hasil pergerakan lempeng besar, yaitu lempeng Pasifik di sebelah barat, lempeng samudera Hindia di sebelah selatan dan lempeng Asia di sebelah utara. Aktifitas lempeng besar tersebut telah terjadi semenjak zaman Neogen atau sekitar 50 juta tahun yang kemudian dan hingga kini ketiga lempeng tersebut masih aktif yang seringkali mengakibatkan adanya guncangan gempa bumi yang berskala ringan hingga berat.


Maka dari klarifikasi di atas, kepulauan Indonesia terletak pada jalur lempeng samudera dan benua dimana lempeng-lempeng tersebut beraktifitas layaknya ban berjalan atau convetor belt dan lempeng-lempeng tersebut dipisahkan oleh adanya suatu batas lempeng yang sifat pergerakannya yaitu konvergen atau saling bertumbukan dan divergen atau sebar pisah. Akibat dari aktifitas lempeng tersebut maka tidak mengherankan jikalau kepulauan Indonesia sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi dimana dari dua aktifitas alam ini mengakibatkan beberapa hal, yaitu:



  • Terbentuknya pulau-pulau baru;

  • Adanya deformasi atau perubahan struktur geomorfologi di sejumlah wilayah Indonesia;

  • Adanya likuifaksi (tanah ambles) dan pergeseran tanah; dan

  • Adanya perubahan topografi permukaan wilayah di Indonesia.


Beberapa daerah rawan gempa di Indonesia dan letusan gunung berapi diantaranya yaitu Pulau Krakatau, Pulau Alor, Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi, Pulau Jawa-Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur lantaran pulau tersebut berada di jalur aktif lempeng bumi dan jalur pegunungan berapi. Maka, proses pendidikan perihal mitigasi tragedi di Indonesia perlu ditingkatkan dan dibudidayakan dengan jalan sosialisasi formal.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com