Sunday, August 13, 2017

√ Tujuh Tips Cara Menentukan Asuransi Kesehatan

Banyak hal kita tidak tahu, tapi gotong royong sangat penting, ketika menentukan asuransi kesehatan yang terbaik untuk keluarga kita. Ini tujuh tips bagaimana cara menentukan asuransi kesehatan yang tepat.


Sejak artikel mengenai memilih asuransi kesehatan muncul, banyak pertanyaan tiba ke email saya setiap hari. Minta saran, tukar pendapat, curhat dan tidak jarang kritik. Kolom komentar juga tidak sedikit berisi ungkapan pembaca – pembaca yang bertanya dan berkomentar.


Ini tentu hal yang luar biasa. Karena awalnya, goresan pena tersebut dibentuk sebagai sharing pengalaman saya  (betapa tidak mudahnya) mencari perusahaan dengan asuransi kesehatan terbaik di Indonesia yang cocok dengan kebutuhan keluarga. Responnya ternyata luar biasa.


Dari sini, saya jadi sadar bahwa banyak duduk kasus dihadapi orang ketika menentukan asuransi kesehatan. Ini bukan produk yang user-friendly ibarat gadget, tanpa perlu baca manual book, semalam pakai eksklusif bisa. Ini yaitu produk asuransi yang fitur dan ketentuannya kompleks.


Saya ingin semua orang di Indonesia sanggup menentukan produk asuransi yang keuntungannya sesuai kebutuhannya. Bukan sebab pilihan si agent atau bujukan teman, tapi sebab memang itu pilihan ia atas dasar pemahaman apa kebutuhannya.


Tapi, untuk itu, mereka harus tahu bagaimana cara menentukan yang baik.


Temuan – temuan di lapangan saya rangkum, renungkan kembali, dan diskusikan dengan sobat – sobat di asuransi, kemudian intisarinya saya tuangkan dalam tujuh tips cara menentukan asuransi kesehatan dibawah ini.


1. Ajukan Ketika Sehat


Pernah saya mendapatkan email dari seseorang yang ingin mengasuransikan ibunya yang ketika itu sedang dirawat di ICU sebuah rumah sakit di pinggiran Jakarta. Dia mengaku, “ saya gres sadar betapa pentingnya asuransi sehabis ibu saya masuk rumah sakit”.


Saya jawab, “terima kasih atas kesadaran Anda. Tapi, dugaan saya, kecil sekali kemungkinan perusahaan asuransi akan mendapatkan permohonan asuransi kesehatan Ibu Anda. Saran saya, lebih baik Anda yang segera mengambil asuransi kesehatan”. Email saya tidak dijawab. Tidak tahu ia kecewa atau kaget atas tanggapan itu.


Di dalam asuransi kesehatan dikenal yang namanya ketentuan ‘pre – exisiting condition’. Kondisi penyakit yang sudah ada sebelum Anda menjadi nasabah asuransi kesehatan. Penyakit – penyakit yang sudah ada ini umumnya tidak ditanggung oleh pihak asuransi. Walaupun, dalam kondisi tertentu sanggup saja perusahaan asuransi mau menanggungnya.


Poinnya sederhana, ejekan diri Anda ke asuransi, ketika sehat. Saat sudah sakit, sangat besar kemungkinan asuransi menolak permohonan Anda.


Hukum kerja di asuransi yaitu aturan kemungkinan. Dari setiap polis yang diterbitkan ada kemungkinan nasabah sehat, ada kemungkinan nasabah sakit. Kemana nantinya nasabah, sakit atau tidak, tidak ada yang tahu. Makanya, perusahaan asuransi sanggup beroperasi dan untung.


Kalau nasabah yang diterima sudah sakit, asuransi niscaya rugi sebab biaya rumah sakit lebih besar dari premi polis. Makanya perusahaan asuransi tidak mau terima nasabah yang sudah menderita sakit.  Mereka forum profit, bukan forum sosial.


Jadi, jikalau merasa butuh asuransi kesehatan, ejekan ketika ini juga. Jangan ditunda. Semakin cepat, semakin baik sebab semakin kecil kemungkinan sudah punya penyakit, semakin besar kemungkinan disetujui permohonannya.


2. Ajukan Usia Muda


Makin bertambah usia, apakah risiko sakit atau final hidup makin tinggi? Of course, iya. Itu sudah aturan alam.


Perusahaan asuransi memperhitungan premi asuransi kesehatan menurut aturan tersebut. Meskipun kondisi sehat, orang berumur lebih renta membayar premi lebih mahal dari yang umur lebih muda. Umur menentukan tingkat premi.


Karena itu, ejekan asuransi sedini mungkin. Pertama, Anda menghemat sebab membayar premi asuransi kesehatan lebih murah. Kedua, risiko sudah terkena penyakit lebih kecil disaat muda, sehingga kemungkinan diterima asuransi lebih besar.


Sayangnya, saya melihat banyak sobat – sobat yang masih muda dan punya cukup pendapatan (untuk bayar premi) enggan mengambil asuransi. Alasannya, merasa sehat dan melihat asuransi sebagai biaya. Tidak menganggap manfaat asuransi sesuatu yang tangible, yang sanggup dilihat dan dinikmati (gadget itu tangible). Ini tentu fatwa yang salah.


3. Jangan Cash Plan


Seorang ibu pernah kirim email ke saya memperlihatkan penawaran premi asuransi kesehatan yang cukup murah. Waktu itu, preminya separuh dari yang saya miliki dengan ketentuan kamar 1 juta per hari, sementara jatah kamar asuransi saya 800 rb per hari. Kaprikornus asuransi yang saya pilih, terlihat tidak menarik, premi lebih mahal dan tariff kamar lebih rendah.


Selidik punya selidik. Saya tahu alasannya, kamar 1 juta per hari yang disebutkan ibu tadi yaitu jenis asuransi yang disebut cash plan. Cash-plan yaitu jenis asuransi dengan manfaat menurut berapa usang dirawat inap. Misal dirawat 10 hari, asuransi mengganti 1 juta kali 10 hari, yaitu 10 juta. Tanpa melihat lagi berapa tagihan sebenarnya.


Sedangkan, asuransi kesehatan yang baik yaitu yang melaksanakan penggantian menurut tagihan biaya – biaya perawatan di rumah sakit. Ada biaya kamar, biaya dokter, biaya obat, biaya lab, biaya operasi, biaya seorang jago dan lain – lain, dimana masing – masing mempunyai plafond sendiri – sendiri. Sehingga dengan denah ini, kecil kemungkinan mengalami overplafond yang mengharuskan kita merogoh kocek sendiri untuk membayar perhiasan biaya yang tidak ditanggung asuransi.


Ini ilustrasi betapa berbedanya manfaat asuransi kesehatan dibandingkan cash plan.


Cash plan itu terlihat murah dengan premi yang lebih rendah. Tapi kalau kita hitung dengan baik, membandingkan premi versus manfaatnya, cash plan menjadi mahal.


Jadi cash plan jangan diambil? Boleh saja diambil. Tapi, Anda harus punya terlebih dahulu asuransi kesehatan yang mengganti menurut rincian tagihan biaya perawatan di rumah sakit. Cash plan sebaiknya menjadi perlindungan tambahan, contohnya untuk mengganti pendapatan yang hilang (contoh enterpreneur) sebab tidak sanggup bekerja selama dirawat inap di rumah sakit.


4. Syarat Rawat Inap


Awalnya, saya berpikir bahwa anytime dirawat inap saya sanggup mengajukan klaim ke asuransi. Nyatanya tidak.


Ada syarat – syaratnya. Pihak asuransi menetapkan aturan mengenai rawat inap, sebagai berikut:



  • Rawat inap harus dilakukan di rumah sakit. Artinya jikalau rawat inap di klinik, pihak asuransi tidak akan menggantinya. Pastikan dengan pihak asuransi, apa yang dimaksud rumah sakit.

  • Berapa usang rawat inap menjadi persyaratan. Ada yang menetapkan 1 hari rawat inap sudah sanggup diklaim, tapi ada yang mengharuskan minimal 2 hari rawat inap. Ada yang hanya di UGD (tidak perlu masuk kamar dulu) selama minimal beberapa jam, sudah sanggup diklaim sebab masuk kategori rawat inap. Persyaratan ini harus jadi pertimbangan ketika mengevaluasi penawaran asuransi. Tanyakan ke biro soal ketentuan rawat inap ini.


5. Asuransi Keluarga


Buat yang sudah berkeluarga, niscaya asuransi kesehatan diperuntukkan untuk lebih dari satu orang. Contohnya, saya mengajukan tiga orang anggota keluarga – orang renta dan anak.


Pertanyaannya, apakah perlu beli beberapa polis untuk masing – masing anggota, atau cukup beli satu polis untuk semua anggota keluarga? Apa bedanya?


Beli satu polis lebih murah dari beli beberapa polis untuk satu keluarga. Saya sudah cek ke beberapa asuransi dan membandingkan premi yang perlu dibayar.


Ini sebab asuransi kesehatan, terutama di unit-link, yaitu rider (asuransi tambahan) dari asuransi utamanya yaitu asuransi jiwa. Dengan beli polis terpisah, itu artinya semua anggota keluarga harus membeli asuransi jiwa. Sementara mungkin saja, tidak semua anggota keluarga butuh asuransi jiwa (misal hanya pencari nafkah utama yang butuh, anak atau istri/suami tidak butuh).


Oleh sebab itu, Anda lebih baik mencari asuransi kesehatan yang sanggup menanggung satu polis untuk satu keluarga. Ada? Ada. Saya sudah mengambilnya.


6. Double – Claim


Dengan inisiatif pemerintah meluncurkan aktivitas jaminan kesehatan nasional, hampir semua orang ketika ini sudah mempunyai jaminan kesehatan. Meskipun begitu, banyak yang belum puas dengan kemudahan kesehatan tersebut dan ingin membeli asuransi kesehatan tambahan.


Di lain pihak, rumah sakit hanya mengeluarkan satu kwitansi asli. Kalau begitu, klaim terancam tidak sanggup dilakukan terhadap asuransi tambahan. Bagaimana sanggup mengambil asuransi lain jikalau begitu?


Itu tidak perlu terjadi jikalau pihak asuransi mendapatkan double – claim. Itu artinya salah satu pihak asuransi kesehatan  mau mendapatkan kwitansi legalisir (tidak perlu kwitansi asli) untuk membayar klaim. Ini menciptakan proses double – claim sanggup dijalankan.


Meskipun ketika ini hanya punya satu asuransi, Anda harus antisipasi bahwa selalu ada kemungkinan mempunyai asuransi kesehatan lain. Karena itu, pilih asuransi yang sanggup mendapatkan double – claim.


7. Asuransi Murni


Saya pernah membaca seorang pengamat Reksadana menulis di kolomnya bahwa ia ‘terpaksa’ menentukan asuransi kesehatan unit – link sebab tidak ada asuransi kesehatan murni. Padahal, ia sudah punya investasi di Reksadana.


Dalam unit link ada porsi investasi, sehingga pengamat ini yang membeli asuransi kesehatan unit link gotong royong melaksanakan pemborosan sebab ia sudah punya investasi di Reksadana. Lebih baik uangnya dipakai untuk menambah investasinya di Reksadana.


Saya tidak bilang jangan membeli unit link. Tidak sama sekali. Beli produk yang memang sesuai kebutuhan Anda, itu pesan saya.


Artinya, kalau anda sudah punya investasi, contohnya di Reksadana, emas, properti, mengapa perlu beli produk asuransi yang punya unsur investasinya. Lebih baik beli produk asuransi kesehatan murni yang tidak punya unsur investasi.


Premi asuransi kesehatan murni lebih murah dibandingkan asuransi kesehatan unit link. Atau jikalau preminya sama, keuntungannya lebih besar di asuransi kesehatan murni.


Pesannya jelas. Beli produk sesuai kebutuhan Anda. Kalau memang belum punya investasi, beli asuransi kesehatan unit link merupakan satu hal yang sanggup dilakukan.


 ketika menentukan asuransi kesehatan yang terbaik untuk keluarga kita √ Tujuh Tips Cara Memilih Asuransi Kesehatan

Kesimpulan


Asuransi bukan produk yang user-friendly ibarat mobile phone atau tab. Apalagi asuransi kesehatan. Pengertian produknya cukup kompleks dan banyak disclaimer-nya. Sayangnya, banyak yang tidak mau baca polis dan berguru memahami pengertian asuransi kesehatan pilihannya. Akibatnya, pilihan kerap kurang tepat (premi mahal, manfaat kecil dan lain – lain), yang berujung komplain sia – sia ketika klaim rawat inap tidak diganti sesuai harapan.


Baca Juga: Bayi Baru Lahir Langsung Mendapat BPJS Kesehatan


Saya berterima kasih kepada teman-teman yang sudah banyak memperlihatkan komentar dan masukkan terhadap artikel saya sebelumnya soal asuransi kesehatan. Selain menambah wawasan, saya berguru banyak soal duduk kasus – duduk kasus yang dihadapi seseorang ketika mencari asuransi kesehatan. Membantu menghindari kesalahan itu berulang, saya rangkum semuanya dalam tujuh tip bagaimana menentukan asuransi kesehatan yang tepat.


Ingin tahu apa asuransi kesehatan yang cocok untuk keluarga Anda atau orang renta Anda, sanggup konsultasi disini. Semoga bermanfaat.


GRATIS Konsultasi Premi Asuransi



Sumber https://duwitmu.com