Apa saja pola senyawa anorganik? - Berbicara wacana kimia memang tidak ada habisnya. Di ilmu kimia kita mengenal senyawa anorganik. Senyawa anorganik tersebar di lingkungan sekitar dan sering dipakai dalam aktivitas sehari-hari. Senyawa anorganik bukanlah zat berbahaya dan perlu dihindari. Untuk lebih memahami senyawa anorganik, kita perlu tahu apa saja pola senyawa anorganik yang biasa kita temui atau gunakan.
Ciri utama senyawa anorganik yaitu tidak adanya rantai karbon (C) dalam struktur utamanya. Apabila dibandingkan dengan senyawa organik, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut ciri-ciri senyawa anorganik.
Parameter | Karakteristik |
---|---|
Fungsi | Bukan untuk materi bakar |
Titik Didih dan Titik Lebur | Lebih tinggi dibandingkan senyawa organik |
Kelarutan | Lebih tinggi dibandingkan senyawa organik |
Isomerisasi | Tidak ada |
Waktu Reaksi | Cepat |
Berat Molekul | Kurang dari 1000 gram/gramol |
Senyawa anorganik tersebar di lingkungan, bahkan tersedia dalam tubuh. Berikut merupakan pola senyawa anorganik yang ada dalam kehidupan sehari-hari serta penjelasannya.
1. NaCl (Natrium Klorida)
Natrium klorida yaitu senyawa anorganik yang gampang ditemui di aneka macam macam lingkungan. Nama lain natrium klorida yaitu garam dapur. Senyawa ini tidak hanya ditemui di rumah saja, tetapi juga di lingkungan sekitar terutama laut. Natrium klorida di bahari berperan dalam mengatur salinitas. Natrium klorida juga ada di dalam badan insan sebagai faktor penting yang mempengaruhi cairan ekstraseluler.
Pemberian Natrium klorida berupa kristal putih atau cairan tidak berwarna. Natrium klorida gampang dilarutkan dalam air dan membentuk larutan garam. Titik lebur dan titik didih natrium klorida masing-masing yaitu 801°C dan 1465°C.
2. CaCo3 (Kalsium Karbonat)
Senyawa kalsium karbonat gampang ditemui di bebatuan yang tersebar di dunia. Salah satunya yaitu kapur. Kalsium karbonat sanggup terbentuk kalau ion karbonat bereaksi dengan ion kalsium dalam air keras dan menghasilkan limescale. Tidak hanya itu, kalsium karbonat juga merupakan senyawa utama penyusun cangkang makhluk hidup bahari ibarat kerang dan siput. Kalsium karbonat sanggup dipakai sebagai pengobatan lambung sebagai antasida.
3. NaOH (Natrium Hidroksida)
Natrium hidroksida termasuk basa kaustik dengan nama lain soda api atau soda kaustik. Natrium hidroksida termasuk materi yang dipakai dalam proses produksi kertas, sabun, tekstil, dan sebagainya. Natrium hidroksida terbentuk dari reaksi antara natrium oksida dengan air.
Pemerian natrium hidroksida berupa padatan berwarna putih. Bentuk senyawanya terdapat padatan ibarat butiran, serpihan, atau pelet, dan cairan berupa larutan jenuh 50%. Karakteristik natrium hidroksida yang khas yaitu bisa menyerap karbon dioksida dari udara bebas sehingga penyimpanannya harus ditutup rapat biar tidak tercemar udara sekitar. Selain itu, natrium hidroksidan yang dilarutkan dalam air akan melepas panas.
4. SiO2 (Silikon Dioksida)
Anda sanggup menemukan silikon dioksida dalam bentuk pasir silika (kuarsa). Tidak hanya terdapat di alam, silikon dioksida sanggup disintesis. Hasil yang akan diperoleh berupa leburan kuarsa, silika pirogenik, gel silika, aerogel, silika koloid, dan lain-lain. Pemanfaatan silikon dioksida dalam kehidupan sehari-hari yaitu beling dan serat optik untuk telekomunikasi.
Silikon dioksida sanggup ditemui dalam bentuk padatan dan serbuk putih atau putih kekuningan. Titik lebur dan titik didih silikon dioksida masing-masing sebesar 1713°C dan 2950°C.
Natrium klorida, kalsium karbonat, natrium hidroksida, dan silikon dioksida merupakan pola senyawa anorganik yang ada di lingkungan sekitar. Pada dasarnya perbedaan senyawa organik dan anorganik terletak pada keberadaan rantai karbon (C). Masih banyak senyawa anorganik lain yang tersebar dan sanggup dieksplorasi. Sumber http://www.geologinesia.com