Monday, August 28, 2017

√ Pola Kasus Askep Maternitas

ASKEP MATERNITAS

Soal Kasus 1:
Ny. D, 26 tahun, G3P2 melaksanakan investigasi yang pertama kali ke klinik kandungan. Ia mempunyai 2 anak dengan usia 1,8 tahun dan 8 bulan. Kedua anaknya dalam kondisi sehat. Ia dan keluarganya tinggal didaerah pedesaan. Ia tampak pucat dan lelah
Diskusikan :
1.         Pengertian, penyebab, dan factor-faktor risiko anemia pada ibu hamil
2.         Tanda dan tanda-tanda anemia pada ibu hamil
3.         Klasifikasi anemia pada ibu hamil
4.         Data focus yang dibutuhkan untuk menyakinkan diagnose anemia
5.         Perjalanan penyakit pada ibu yang mengalami anemia masa hamil
6.         Riwayat apa yang akan digali dari kasus diatas
7.         Focus investigasi fisik yang akan anda lakukan pada kasus diatas
8.         Pemeriksaan laboratorium apa yang akan diperlukan

Jawaban
1.      Pengerttian.
o   Anemia ialah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002).
o   Anemia ialah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia jikalau Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada laki-laki atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001)
o   Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifudin, 2002)

Penyebab .
Menurut Mochtar( 1998)  penyebab anemia pada umunya adalah  :
1)      Perdarahan
2)      Kekurangan gizi ibarat : zat besi, vitamin B 12dan asam folat.
3)      Penyakit kronik, ibarat gagal ginjal, infeksi paru, bronkiektasis, empiema, dll.
4)      Kelainan darah
5)      Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
6)      Malabsorpsi

Penyebab anemia pada kehamilan :
1)        Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
2)        Kurangnya asupan zat besi pada masakan yang dikonsumsi ibu hamil
3)        Pola makan ibu terganggu tanggapan mual selama kehamilan
4)        Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
5)        Pada perempuan tanggapan persalinan sebelumnya dan menstruasi.

Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil
1)      Umur < 20 tahun atau > 35 tahun
2)      Perdarahan akut
3)      Pekerja berat
4)      Makan < 3 kali dan masakan yang dikonsumsi kurang zat besi

2.      Tanda dan tanda-tanda anemia pada ibu hamil
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang – kunang, malaise, pengecap luka, nafsu makan turun( anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek,( pada anemia parah), dan keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.

3.      Klasifikasi anemia pada ibu hamil
Anemia dalam kehamilan sanggup dibagi sebagai berikut :
1)            Anemia defisiensi besi (62,3%)
Anemia disebabkan lantaran kurang masuknya unsur besi dengan makanan, lantaran gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau lantaran terlapau banyaknya besi ke luar dari badan, contohnya pada pendarahan. Keperluan akan besi bertambah  dalam kehamilan , terutama pada trisemester terakhir. Apabila masuknya besi tidak bertambah dan kehamilan, maka gampang terjadi anemia besi,
2)            Anemia megaloblastik( 29,0%)
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan lantaran difisiensi  asam folat (pteroylglutamic acid) jarang sekali lantaran difiesiensi vitamin B12( cynocobalamin).
3)            Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)
Anemia pada perempuan hamil yang disebabkan lantaran gangguan sumsum tulang kurang bisa menciptakan sel – sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan. Darah tepi menerangkan gambara normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri – ciri defisiensi besi, asam folat, atau vitamin B12.
4)            Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebakan lantaran pengghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan mengakibatkan krisis henolitik pada perempuan yang sebelumnya tidak menderita anemia. Secara umum anemia hemolitik sanggup dibagi dalam 2 golongan besar, yakni :
-             Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, ibarat pada sferositosis, eliptositosis, anemia hemolitik herediter , thalasemia, anemia sel sabit, hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan paraxysmal noctural haemoglobinuria.
-             Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskular , ibarat pada infeksi (malaria, sepsis, dsb), keracunan arsenikum , neoarsphenamin, timah, sulfonamid, kinin, paraquin, pimaquin, nitrofuratoin ( Furadantin), racun ular pada defisiensi G6PD , antagonismus rhesus atau ABO, leukemia, penyakin Hodgkin, limfasarkoma, penyakit hati, dll. ( Ilmu Kebidanan, 451-457)

4.      Data focus yang dibutuhkan untuk menyakinkan diagnose anemia
Pemeriksaan laboratorium darah terutama untuk mengetahui haemoglobin

5.      Perjalanan penyakit pada ibu yang mengalami anemia masa hamil
Anemia defisiensi besi secara morfologi di klasifikasikan sebagai anemia mikrosistik hipokrom disertai penurunan kuantitatif pada sintesi Hb. Dalam keadaan normal,  tubuh orang cukup umur rata-rata mengandung 3-5 gr besi tergantung pada jenis kelamin dan besar tubuhnya. Hampir 2/3 besi terdapat dalam Hb. Hb dilepas pada proses penuaan serta final hidup sel dan diangkut melalui transfering plasma ke sumsum tulang untuk eritropoesis dan dalam jumlah kecil dalam myoglobin ( otot ) dan dalam enzim heme. Sepertiga sisanya disimpan dalam hati, limpa, sumsum tulang sebagai peritrin dan sebagai hemosiderin untuk kebutuhan lebih lanjut. Zat besi diharapkan untuk pembuatan heme dan hemoglobin. Kekurangan Fe menjadikan kekurangan Hb walaupun pembuatan eritrosit juga menurun. Tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit dari biasanya menimbulkan anemia hipokromik mikrosistik. 
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan ialah oleh lantaran perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan sesudah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma ibarat laktogen plasenta, yang mengakibatkan peningkatan sekresi aldesteron.

6.      Riwayat yang digali pada kasus diatas
o   Riwayat penyakit sekarang
o   Riwayat penyakit masa lalu
o   Riwayat penyakit keluarga
o   Riwayat obstetric, jarak kehamilan, jumlah anak, umur anak, jenis kelamin, cara lahir, penolong partus
o   Riwayat menstruasi, konsistensi
o   Riwayat penyulit persalinan

7.      Focus pemeriksaaan fisik
o   Inspeksi      : konjungtiva, wajah pucat.
o   Palpasi        : turgor kulit,  capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
o   Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu

8.      Pemeriksaan laboratorium
o   Jumlah darah lengkap, Hb, Ht, eritrosit menurun
o   LED memningkat adanya reaksi inflamasi
o   Tes kerapuhan eritrosit : menurun
o   Sel darah putih : jumlah sel total sama dengan sel darah merah ( differensial ), mugkin meningkat ( hemolitik ), menurun ( aplastic )
o   Jumlah trombosit : menurun ( aplastic ), meningkat ( hemolitik )
o   Folat serum dan vitamin B 12 membantu mendiagnosakan anemia hingga dengan defisiensi masukan / absorpsi
o   Besi serum : tidak ada ( DB ), tinggi ( hemolitik )
o   TBC serum : meningkat ( DB )
o   Ferritin serum : meningkat ( DB )
o   LDH serum : menurun
o   Tes schilling


Sumber http://macrofag.blogspot.com