Salah satu sumber utama penghasilan , yang diandalkan banyak orang, ketika pensiun tiba ialah Dana Pensiun dari daerah bekerja. Hanya saja, saya melihat, banyak yang tidak paham bagaimana mengelola dana pensiun dengan benar. Bahkan, tidak sedikit yang cuek, tidak ambil pusing soal bagaimana mengelola dana pensiun, sebab berpikir perusahaan sudah mengurusnya – padahal sama sekali tidak, hasil dana pensiun ialah tanggung jawab karyawan sepenuhnya.
Akibatnya, hasil dana pensiun menjadi tidak optimal. Muncul risiko simpanan untuk masa bau tanah tidak cukup ketika masa pensiun tiba.
Sebagian besar perusahaan ketika ini sudah menyediakan akomodasi pensiun sebagai belahan dari paket kompensasi.
Program yang umum diterapkan ialah Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Program ini dikenal sebagai iuran pasti.
Setiap bulan, iuran yang berasal dari potongan honor karyawan dan bantuan perusahaan akan disetorkan kepada DPLK untuk dikelola dalam bentuk investasi, yang akhirnya nanti sanggup diambil ketika masa pensiun tiba.
Disebut iuran niscaya sebab yang niscaya ialah iurannya, sementara jumlah dana pensiunnya nanti tidak pasti, tergantung dari kinerja investasi dimana dana pensiun dialokasikan.
Program dana pensiun iuran niscaya ini mempunyai implikasi yang wajib dipahami oleh peserta.
- Perusahaan tidak menjamin berapa hasil dana pensiun yang akan diterima nantinya.Yang dijamin perusahaan ialah jumlah bantuan yang akan diberikan setiap bulan kepada dana pensiun. Biasanya, jumlah bantuan ditetapkan dalam kontrak kerja.
- Karena perusahaan tidak menjamin, siapa yang menjamin hasil dana pensiun ? Ya Anda sendiri. Jumlah dana yang akan diterima ketika pensiun akan sangat ditentukan oleh kinerja investasi yang Anda pilih untuk mengelola dana tersebut. Jika investasi yang dipilih tepat, akhirnya akan bagus. Sebaliknya, jikalau investasi yang dipilih salah, akhirnya akan merugikan.
Keputusan investasi ditentukan sepenuhnya oleh karyawan. Perusahaan intinya tidak bertanggung jawab. Kalau pun perusahaan ikut berperan, sebatas mengatakan saran (biasanya dalam bentuk default pilihan investasi), namun akhirnya tetap tanggung jawab karyawan sendiri.
Jadi pemahaman yang salah, jikalau ada karyawan yang tidak peduli bagaimana perkembangan investasi dana pensiun di daerah kerja. Tidak ada pihak lain di perusahaan yang memperhatikannya, selain karyawan sendiri (baca Manajemen Keuangan Kelas Menengah di Indonesia yang mengkhawatirkan di artikel ini).
Oleh sebab itu, saya sangat menyarankan para karyawan untuk perhatian dan mencermati dana pensiun di daerah kerja.
Beberapa hal yang menjadi catatan, yaitu:
1. Wajib Ikut Dana Pensiun
Saya pernah mendengar sobat yang menentukan tidak ikut dana pensiun dari kantor sebab enggan gajinya dipotong setiap bulan.
Menurut saya, sobat ini menolak rejeki. Kenapa? Kalau tidak ikut, perusahaan tidak perlu mengatakan bantuan ke dana pensiun. Artinya, karyawan kehilangan embel-embel penghasilan yang diberikan oleh perusahaan lewat iuran dana pensiun.
Tidak jarang di beberapa perusahaan yang baik kompensasinya, jumlah iuran perusahaan lebih tinggi dari iuran karyawan. Dalam situasi ini, betapa lebih ruginya karyawan yang tidak ikut jadwal dana pensiun kantor.
Karena itu, Anda wajib memastikan sudah tercatat dalam jadwal dana pensiun yang diadakan oleh perusahaan daerah bekerja.
2. Minta Kontribusi Perusahaan
Ketika perundingan kompensasi ketika proses rekruitmen, umumnya orang fokus pada berapa honor yang akan diterima.
Menurut saya, jangan hanya terpaku pada honor saja, tetapi perhitungkan juga berapa bantuan iuran dana pensiun yang akan diberikan oleh perusahaan.
Iuran dari perusahaan ini esensinya ialah honor juga, tetapi diberikan dalam bentuk dana pensiun. Jangan silap oleh honor semata ketika perundingan pindah kerja. Lihat penawaran dari sisi total kompensasi, termasuk berapa besar bantuan dana pensiun yang diterima.
3. Investasikan di Saham
Seperti disebutkan diatas bahwa kinerja investasi sangat kritikal dalam jenis dana pensiun iuran pasti, yang lebih banyak didominasi diikuti oleh karyawan ketika ini. Kinerja amat ditentukan oleh tujuan investasi.
Sayangnya, saya melihat banyak yang melaksanakan kesalahan dalam penempatan investasi.
Dengan alasan takut nilai dana pensiun merosot, karyawan menentukan penempatan yang dianggap paling aman, yaitu di pendapatan tetap, atau bahkan pasar uang. Saham dihindari sebab dianggap paling beresiko.
Ini pilihan yang salah sebab dua alasan.
Pertama, tingkat laba pendapatan tetap atau pasar uang tidak mencukupi untuk mengalahkan laju inflasi. Lihat berapa persen tingkat laba pendapatan tetap dan pasar uang, bandingkan dengan inflasi yang sekitar 6%-an setahun.
Hitungan saya, imbal hasil pendapatan tetap lebih kecil dari inflasi. Alhasil, dana pensiun menghadapi risiko bahwa jumlahnya kurang ketika pensiun nanti untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kedua, saham yang mengatakan tingkat laba paling tinggi diantara semua pilihan investasi, justru tidak dipilih. Saham rata – rata mengatakan tingkat laba 25% per tahun, jauh diatas kenaikkan biaya hidup (inflasi). Artinya, imbal hasil saham akan lebih dari cukup untuk menutupi kenaikkan biaya hidup.
Lho, bukannya risiko saham paling tinggi?
Betul bahwa saham risikonya paling tinggi. Namun, perlu dipahami bahwa risiko itu menurun seiring waktu. Apa artinya? Dalam jangka panjang, risiko saham cukup rendah. Waktu ialah your best friend dalam investasi saham.
Simak artikel soal gejolak ekonomi yang memperlihatkan bagaimana harga saham anjlok drastis ketika krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008. Namun dalam jangka waktu 2 tahun, harga saham sudah kembali ke tingkat sebelum krisis, bahkan sehabis itu naik lebih tinggi dibandingkan sebelum krisis.
Nah, investasi dana pensiun kan untuk jangka panjang. Paling tidak Anda sudah mempersiapkan dana pensiun dalam rentang 5 hingga dengan 10 tahun sebelum masa pensiun. Itu rentang waktu yang cukup untuk melaksanakan investasi saham dengan risiko yang terkendali. Makin panjang dari masa pensiun makin baik.
Kesimpulannya, segera pindahkan tujuan investasi dana pensiun ke 100% saham.
4. Hati – Hati Pilihan Perusahaan
Maksud perusahaan baik, biar karyawannya tidak repot – repot, mereka sudah memilihkan kemana tujuan investasi dana pensiun (default choices).
Namun, perusahaan umumnya menempatkan pada instrumen pendapatan tetap atau pasar uang, yang menyerupai kita sudah bahas sebelumnya, punya risiko akhirnya tidak cukup untuk kebutuhan hidup di masa depan.
Repotnya, pilihan perusahaan ini menjadi default, artinya jikalau Anda tidak meminta perubahan, maka pilihan ini yang dipakai pengelola dana pensiun untuk menempatkan uang Anda. Oleh sebab itu, jangan membisu saja.
Anda perlu melihat dan melaksanakan perubahan tujuan investasi dana pensiun sesuai keyakinan.
Be proactive.
5. Resign, Dana Pensiun Pindahkan
Banyak yang lupa punya dana pensiun. Ketika berhenti bekerja, dana pensiun tidak diurus.
Sebetulnya, ada dua cara yang sanggup dilakukan.
Pertama, memindahkan dana pensiun usang ke dana pensiun perusahaan yang baru. Kedua, melanjutkan dana pensiun, namun statusnya dirubah menjadi dana pensiun atas nama pribadi.
Kedua pilihan ini prosesnya mudah. Anda tinggal tiba ke customer service mengutarakan salah satu pilihan tersebut, nanti akan ada dokumen – dokumen yang perlu diisi.
6. Jangan Menarik Dana Pensiun
Meskipun kebijakan memperbolehkan penerima mengambil dana hasil pengembangan (tidak boleh mengambil iuran) sehabis beberapa saat, namun saya sangat menyarankan tidak melaksanakan hal tersebut. Ini ialah dana pensiun, gunakanlah untuk masa bau tanah nanti.
Demikian soal bagaimana merawat dan mengelola dana pensiun yang Anda miliki dari daerah bekerja. Jangan hingga sudah bekerja keras tetapi lupa atau tidak peduli mengurus dana pensiun , sehingga akhirnya tidak optimal. Saat masa bau tanah gres menyesal, kok uang dari pensiun tidak cukup untuk hidup.
Baca goresan pena investasi: Investasi Paling Aman dengan Untung Tinggi diatas Deposito, Investasi Reksadana Mulai 100rb, dan Gratis Bahan Kursus Reksadana.
GRATIS E-Book Panduan Investasi
Sumber https://duwitmu.com