Sunday, August 13, 2017

√ Askep Diare (Gastroenteritis) Grade I


ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN DIARE

1    KONSEP MEDIS
1.1 Pengertian
1.1.1 Diare yakni keadaan frekuensi BAB lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak,konsistensi feces encer,dapat berwarna hijau atau sanggup pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.(ngastiyah,143)
1.1.2 Diare yakni kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yg terjadi lantaran frekensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (suriadi,Skp)
1.2 Etiologi
      Penyebab diare sanggup dibagi menjadi beberapa faktor (Ngastiyah,1997)
a.   Faktor infeksi
1)   Infeksi internal; jerawat akses pencernaan kuliner yang merupakan penyebab utama diare pada anak.Innfeksi enteral mencakup infeksi; bakteri, virus, parasit.
Bakteri   : Salmonella, shigella., compylobakter, E.colli, yarsinia, aeromonas, clostiridium, stapilacocus, vibrio.
Virus      : Rota virus, norwalk virus, Astro virus, adeno virus, pesti virus.
Parasit    : Entamuba histolicita, giardia clambia , crytosporidium.
2) Infeksi parenteral yakni ;enchepalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terdapat  pada bayi  dan anak berumur dibawah  2 tahun.
 b. Faktor malabsorbsi
-     Malabsorbsi karbohidrat; disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, sukrosa); Monosakarida (intoleransi glukosa, froktasa galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting  dan tersering yakni intoleransi laktosa.
-     Malabsorbsi lemak
-     Malabsorbsi protein
 c. Faktor makanan
            Makanan basi, beracun alergi terhadap makanan
 d. Faktor psikologi
            Rasa takut dan cemas (jarang terjadi tetapi dapat  terjadi pada anak yang lebih besar).

1.4 Klasifikasi Diare
      Dibagi atas dua pecahan ;
     1.4.1 Diare Akut
               (1) Pengertian
Adalah meningkatnya kekerapan, bertambahnya cairan atau banyaknya tinja yang dikeluarkan relatif terhadap kebiasaan yang ada pada penderita  dan berlangsung tidak lebih dari 1 ahad atau keluarnya tinja cair  lebih dari 3x dalam 24 jam
              (2)   Patofisiologi diare akut
Diare disebabkan intestinal air dan transport  elektrolit yang  abnormal, transprot air dan ektrolit dalam pengembangan  GL tract yang berafiliasi dengan umur anak . mukosa intestinal dari anak lebih permiabel terhadap air dari pada orang dewasa. Pada anak dengan peningkatan intestinal luminal osmolalitas terhadap diare, cairan dan elektrolit hilang berlebihan  lebih banyak dari pada orang berakal balig cukup akal .
               (3) Klafisikasi
                     -     Diare sekretorik
                     -     Diare cytotoxic (sesuai dengan ciri virus)
                     -     Diare osmotik
                     -     Diare disentrik

      1.4.2 Diare Kronik
(1) Pengertian
                     Diare kronik yakni diare yang berlansung lebih dari 14 hari
               (2) Klasifikasi
                    1)   Diare persisten
Adalah menetapkan dalam 2 ahad / lebih setelah  episode gastrointeristik  acut pada seorang bayi  berusia lebih dari 3 bulan
Etiologi
(1)   Intoleransi laktosa
(2)   Alergi protein susu sapi
(3)   Alergi protein kalori
(4)   Menetapnya patogen penyebab
(5)   Sindrom  usus halus terkontaminasi
(6)   Malnutrisi
                     2)   Diare intructable
                           Adalah diare yang sukar disembuhkan
Etiologi
(1)   Kelainan anatomi
(2)   Investasi dan jerawat usus
(3)   Infeksi intra intestinal
(4)   Intoleransi gula
(5)   Intoleransi protein
               (3) Patofisiologi
Didasarkan 2 hal utama yaitu;
1)   Melanjutkan kerusakan mukosa
2)   Perbaikan mukosa yang terlambat
               (4) Manifistasi klinis
Serangan pertama tidak ada demam maupun tanda  toksisitas tanda-tanda pada banyak kasus  menyerupai pada gawstroenteristik
(5) Penatalaksanaan
1)   Simtomatis
                           -     Rehidrasi
                                 Oralit  cairan infus (RL Dexstrose 5 Dexstrose dalam salm)
                           -     Anti spasmodik ,Anti kolinergik
                           -     Obat anti diarev
                                 *    Obat anti motilitas dan sekresi usus
                                       -     L operamid
                                       -     Difenoksilat
                                       -     Kodein fosfat
                                 *    Okterotid [sandostatin ]
*    Obat anti diare  yang mengerangkan tinja dan absrobsi zat toksik
                           -     Antiemetik (metoklopropamit, proklorprazin, domperidon)
                           -     Vitamin dan mineral, tergantung kebutuhan yaitu ;
                                 *    Vitamin B12, vitamin A, vitamin K
                                 *    Preparat besi; zine, dll
                           -     Obat ekstrak enzim pankreas
                           -     Aluminium hidroksida
                     2)   Kausal
Pengobatan kausal diberikan  pada jerawat maupun non infeksi. Pada diare kronik dengan penyebab infeksi, obat diberikan menurut etiologinya.

1.5 Manifestasi Klinis
    1)   Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair dan encer
    2)   Terdapat tanda dan tanda-tanda dehidrasi, turgor kulit buruk (elastisitas kulit menurun), ubun–ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
    3)   Demam
     4)   Mual muntah
    5)   Nyeri perut
    6)   Anorexia        
     7)   Lemah
     8)   Pucat
     9)   Perubahan tanda –tanda vital , nadi dan pernafasan cepat.
     10) Menurun / tidak ada pengeluaran urin

1.6 Diagnosa
     1)   Anamnesa
     2)   Pemeriksaan fisik
Pengkajian terhadap dehidrasi, menyerupai output urinaria BB, mukosa  membran, turgor kulit, fontanel pada infant pucat, kulit kering, pada kehilangan cairan tubuh sedang TD menurun dan naik capillary refil time lebih dari sama dengan 2 detik  indikasi stress berat .
     3)   Pemeriksaan penunjang
           1)   Pemeriksaan darah tepi lengkap
           2)   Pemeriksaan analisa gas darah. Elektrolit, ureum, kreatin in. BJ plasma
           3)   Pemeriksaan urin lengkap
           4)   Pemeriksaan tinja lengkap dan kultur

1.7 Penatalaksanaan
     Prinsip penatalaksanaan diare akut yakni ;
     1)   Kaji keseimbangan cairan dan elektrolit
     2)   Rehidrasi
     3)   Terapi cairan meintenance
     4)   Pemberian diet yang adekuat/ORT.
Umur kurang 3 bulan
Umur lebih 3 bulan
Dehidrasi berat tahap resolusi
-     Cairan III
      30 cc/kg bb dalam 2 jam
      (5 tetes/kg bb/menit)
-     Cairan I
      30 cc/kg bb dalam 1 jam
      (10 tetes/kg/bb/menit)
Dehidrasi sedang tahap penanganan sisa defisit
-     Cairan III
      70 cc/kg BB dalam 7 jam
      (3 tetes/kg BB/menit)
-     Cairan II
      70 cc/kg BB dalam 3 – 7 jam
      (3 tetes/kg BB/menit dalam 7 jam)
      (3 tetes/kg BB/menit dalam 3 jam
Dehidrasi ringan tahap rumatan dan penanganan kehilangan yang masih berlangsung
-     Cairan III
      150 cc/kg BB/24 jam
      (2 tetes/kg BB/menit)
      Oral oralit : 10 cc/kg BB/jam
-     Cairan II
      150 cc/kg BB/24 jam
      (2 tetes/kg BB/menit)

           Keterangan
           Cairan I
                 RL
                 Garam faali (pz/Ns 0,90)
           Cairan II
                 ½ strength daro (Darrow glukose)
                 Dex 5 + 6cc Nacl 15 + Bic + Kcl
                 RL; Na Laktoe (1/6 m) ;Glokose 5   1; 1; 4 +Kcl
                 Kaen 3B (Nn=50, K=20, Laktat = 20, Kal =10, 8 Mn= 290)
           Cairan III
                 Pz ;D 10 , 1;4 +Bic (15 meg) + kcl (10 meg/1)
                 Dextrose 10 in 1\4 saline + Bic 15v meg + kcl 10 meg /1]
                 Dextrose 10 0,8 Nacl

1.8 Komplikasi
    1.8.1 Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
    1.8.2 Syok hipofolemik
     1.8.3 Hipokalemi
    1.8.4 Hipokalsemia
    1.8.5 Intoleransi sekunder akibat  kerusakan vili, mukosa  usus dan devisiensi enzim
    1.8.6 Kejang
     1.8.7 Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare)

2.   KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
     2.1.1 Biodata ; Sering terjadi  pada umur dibawah 2 tahun
     2.1.2 Keluhan Utama   ;   Berak cair
     2.1.3 RPS
Frekuensi BAB meningkat dengan bentuk dan konsistensi yang lain dari biasanya sanggup cair dan berlendir / berdarah dan sanggup pula disertai gejala  panas, muntah, anoreksia, nausea, vomiting
     2.1.4 RPD
Perlunya pengkajian penyakit kini yakni untuk mengetahui adanya faktor  pendukung terjadinya diare. Penyakit jerawat sistemik  menyerupai jerawat alat  pernafasan, morbili, dan sebagainya, menjadikan suhu meningkat  juga sanggup menyebabkan  diare dan kehilangan cairan tubuh
              a)   Antenatal.
              b)   Natal; Pada dikala lahir lantaran jerawat oleh organisme yang terdapat pada tinja ibu atau jerawat yang terjadi sehabis lahir akhir penyebaran  organisme  yang berasal dari bayi  lain  yang terinfeksi .
              c)   Post natal; Pemakaian antibiotik berspektum luas yang efektif terhadap mikro tumbuhan usus memperlihatkan resiko yang utama .
     2.1.5 RPK
Ada pasien  yang menderita  alergi kuliner (diare yang disebabkan yakni alergi  terhadap makanan)

     2.1.6 ADL
              1)   Nutrisi ; terjadi anoreksia, mual, muntah .
              2)  Eliminasi ; BAB lebih dari 4x (bayi) / BAB  lebih dari 3x (anak) sanggup cair, lendir, berdarah, dan BAK frekuensi menurun
              3)   Personal hygine ; iritasi  pada sekitar anus
              4)   Aktifitas ; lemah dan mengantuk
             5)  Istirahat tidur ; sanggup terganggu  sanggup tidak
     2.1.7 Pemeriksaan fisik
             -     Keadaan umum ; keadaan dahidrasi ringan,  kesadaran komposd mentis, keadaan lebih dari lanjut, apatis, somnolen, koma
              -     Sistem kardiovaskuler ; peningkatan jantung, nadi, TD  menurun, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat
              -     S istem pernafasan ; pernafasan cepat, dalam dan teratur
             -     Sistem pencernaan ; Peningkatan frekuensi BAB dan peningkatan  peristaltik  usus, kembung, distersi abdomen ,
              -     Sistem perkemihan ;  Produksi urine menurun (oliguria- anuri)
              -     Sistem integumen ;  turgor menurun, panas, pucat, kapiler refill melambat, warna kemerahan / lecet  (terutama sekiter anus)
              -     Sistem muskulo ; kejang jikalau panas meningkat, pada hypoglikemi  tremor / getar, hipokalemi, distensi abdomen .
Secara spesifik bayi/anak jatuh dalam keadasan kekurangan cairan / kehilangan cairan tubuh maka untuk masing –masing  tingkatan digambar sebagai berikut :
Komponen Pengkajian
Dehidrasi
Ringan
Sedang
Berat
Keadaan umum
Sadar, haus, gelisah
Haus, gelisah
Somnol, lemah, syok
Nadi
Normal
Cepat, kecil
Cepat, kecil, kadang kala teraba
UUB
Normal
Cekung
Cekung sekali
Turgor
Dicubit cepat kembali
< 2 dt
> 2 dt
Mata
Normal
Cowong
Sangat cowong
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Selaput lendir
Basah
Kering
Sangat kering
Urine
Normal
Berkurang
Tidak ada
Kehilangan
40 – 50 cc/kg BB
50 – 60 cc/kg BB
100 – 110 cc/kg BB
Penurunan BB
< 5 %
8 %
> 10 %
BJ urine
1,010 – 1,025
1,010 – 1,025
³ 1,025

2.2 Diagnosa keperawatan yan g mungkin timbul
2.2.1  Gangguan keseimbangan cairan  s/d  output yang berlebihan ditandai dengan :
-        Berak cair / muntah
-        Mata cowong , UUB cekung
-        Turgor kulit menurun, produksi urine menurun
-        Peningkatan BJ urine
2.2.2  Pemenuhan kebutuhan  nutrisi kurang dari  kebutuhab s/d  penurunan intake, peningkatan  absrobsi  nutrisi dan cairan  ditandai dengan :
-        Muntah
-        Anoreksia
-        BB menurun
2.2.3 Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan hipio/hiperperistaltik    ditandai dengan :
              -     Distensi abdomen
              -     Perut kembung
2.2.4 Kurangnya pengetahuan sehubungan dengan kuangnya informasi  perihal penyebab terjadinya diare
2.2.5 Resiko tinggi terjadi gangguan integritas kulit (daerah perianal) sehubungan dengan  PH  darah bersifat asam.

DAFTAR PUSTAKA

Ngustiyah, (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta.

Mansjoer, Arif (1997). Kapita Selekta Kedokteran. FKUI. Jakarta.

Suriadi, Rita Yuliani (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. PT. Fajar Interpratama. Jakarta.

Carpenito Linda Juall (2000). Diagnosa Keperawatan, EGC. Jakarta.

Sumber http://macrofag.blogspot.com