Sunday, July 2, 2017

√ Askep Keluarga Berencana (Kb)


TINJAUAN TEORITIS
KELUARGA BERENCANA

A.   Keluarga Berencana (KB)
Pengertian keluarga berencana secara umum ialah suatu perjuangan yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai jawaban eksklusif dari kelahiran tersebut Pengertian sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani pada laki-laki dan sel telur dari perempuan sekitar persetubuhan (Risyadi, 2001).
Menurut WHO, KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
1.    Mendapatkan objektif-objektif tertentu
2.    Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3.    Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4.    Mengatur interval ketika kehamilan
5.    Menentukan jumlah anak dalam keluarga

B.   Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra, yaitu mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi yaitu pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang menimbulkan kehamilan. Makara kontrasepsi yaitu menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan jawaban pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
Cara kerja kontrasepsi pada umumnya sanggup dibagi menjadi:
1.    Metode Sederhana:
a.    Tanpa alat / obat
1)   Senggama terputus
2)   Pantang berkala
b.    Dengan alat / obat
1)   k0nd0m
2)   diafragma atau cap
3)   cream, jelly dan cairan berbusa
4)   tablet berbusa (v@gin@l tablet)
2.    Metode Efektif
a.    Pil KB
b.    AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD
c.    Suntikan KB
d.    Susuk KB
3.    Metode Mantap dengan cara operasi
a.    Pada Wanita      : Tubektomi
b.    Pada Pria           : Vasektomi

      C.   Cara Kerja Kontrasepsi
1.    Metode Sederhana
a.    Tanpa Alat / obat
1)   Senggama terputus (Azal atau coitus interuptus)
Senggama dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak senggama alat kelamin laki-laki (z4ka4r) dikeluarkan dari v@gin@, sehingga mani keluar dari luar v@gin@. Cara ini tidak berbahaya baik fisik maupun mental. Namun bergotong-royong cara ini tidak sanggup dipercaya sepenuhnya karena:
a)    Memerlukan penguasaan diri yang kuat
b)   Kemungkinan ada sedikit cairan yang mengandung spermatozoa tertumpah dari z4ka4r dan masuk kedalam v@gin@ sehingga sanggup terjadi kehamilan, meskipun sudah  dilakukan pencabutan sebelum mani menyemprot.
2)   Pantang Berkala
Pantang terpola ádalah tidak melaksanakan senggama pada masa subur seorang wanita, yaitu sekitar waktu kejadiannya ovulasi. Cara menentukan masa ovulasi adalah:
a)    Untuk sanggup menentukan masa ovulasi perlu diketahui siklus haid yang akan datang
b)   Untuk mengetahui haid yang akan tiba perlu diketahui siklus haid
c)    Untuk mengetahui lamanya siklus haid perlu dicatat sekurang-kurangnya 8-12 siklus haid selama 8 bulan
b.    Dengan Alat/Obat
Maksud penggunaan alat yaitu untuk menahan atau menghalangi masuknya sperma ke dalam rahim sedangkan penggunaan obat dimaksudkan untuk melumpuhkan sperma.
1)   Kondom
Kondom yaitu suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna digunakan untuk menutupi z4ka4r yang bangkit sebelum dimasukkan ke dalam v@gin@ sehingga mani tertampung di dalamnya dan tidak masuk ke dalam v@gin@, dengan demikian mencegah terjadinya pembuahan. Adapaun indikasi pemakaian k0nd0m adalah:
a)    6 Minggu sehabis vasektomi, k0nd0m perlu digunakan hingga selama 6 ahad sehabis vasektomi (sampai mani tidak mengandung spermatozoa lagi yang sanggup diketahui lebih terang dengan investigasi laboratorium)
b)   Sementara menunggu pemasangan AKDR
c)    Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang diminum
d)   Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam
e)    Apabila diduga ada penyakit kelamin sementara menunggu diagnosa yang pasti
f)     Bersamaan dengan pemakaian spermicide
g)   Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau dipakai.
2)   Diafragma / Cap
Diafragma dibentuk dari karet yang berbentuk mangkok, digunakan untuk menutup serviks gunanya untuk mencegah masuknya mani kedalam serviks. Diafragma dimasukkan kedalam v@gin@ setinggi mungkin hingga menutupi verbal rahim, kemudian dikeluarkan lagi delapan jam setelah persetubuhan.
3)   Cream, Jelly dan tablet atau cairan berbusa
Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicida yaitu suatu materi kimia yang menghentikan gerak/ melumpuhkan spermatozoa didalam v@gin@ sehingga tidak sanggup membuahi telur. Untuk penggunaan spermicida yang berbentuk tablet berbusa dimasukkan kedalam v@gin@.
SUBSCRIBE & SHARE 

2.    Metode efektif
a.    Pil Keluarga Berencana
1)   Pengertian Pil KB
Pil KB ialah pil yang berisikan hormon estrogen dan atau hormon progesteron yang dimakan perempuan secara teratur untuk mencegah kehamilan (Syahlan, 1996).
Menurut Herti (2007) pil yaitu obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan semenjak tahu 1960, pil diperuntukkan bagi perempuan yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.  
2)   Jenis-Jenis Pil Keluarga Berencana
Menurut (Herti, 2007) ada 3 jenis pil KB, yaitu :
a)    Pil adonan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormone sintetis, yaitu hormone estrogen dan progestin. Pil adonan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.
b)   Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14-15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil adonan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan sanggup menimbulkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan.   
c)    Pil khusus
Pil ini mengandung takaran kecil materi progestin sintetis dan mempunyai sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma.
3)   Cara Pemakaian Pil KB
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid. Dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, contohnya hari ahad semoga gampang diingat. Pada pasca persalinan pil mulai dimakan sehabis bayi berumur 30-40 hari, sedang pada pasca keguguran 1-2 ahad sehabis bencana (Wiknjosastro, 2002:919). 
Pil KB yang berisi 20,21 dan 22 tablet mulai dimakan terus menerus, dan kemudian istirahat selama 1 minggu. Pada pil kombinasi yang terdiri atas 28 tablet (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet placebo), pil diminum terus menerus. Tablet yang diminum pertama kali sewaktu haid ialah tablet plasebo. Pada 2 ahad pertama pemakaian pil bungkus pertama sebaiknya jangan bersenggama, atau menggunakan cara kontrasepsi lain. (Wiknjosastro, 2002:919).
Pemberian pil dilarang sementara  bila terdapat:
a)    Denyut nadi melebihi 120/menit
b)  Radang pembuluh darah balik (phlebitis)
c)  Tekanan darah lebih dari 140/110 mmHg disertai sakit kepala yang hebat, nafas sesak atau berdebar-debar
d)  Pertambahan berat tubuh yang progresif
      Efek Samping Pil KB
Gejala-gejala sampingan penggunaan pil KB disebabkan oleh lantaran adanya gangguan keseimbangan hormon estrogen dalam tubuh. Gejala-gejala tersebut baik yang bersifat subjektif maupun objektif biasanya hanya sementara, ringan, tidak terdapat pada semua pemakai pil dan hilang dengan sendirinya setelah dua hingga tiga bulan (Syahlan, 1996:109).

Tabel 2.1
Efek Samping Pil KB
Estrogen
Progestin
Kelebihan
Kekurangan
Kelebihan
Kekurangan
Ø  Nausea
Ø  Edema
Ø  Keputihan
Ø  Kloasma
Ø  Disposisi lemak berlebihan
Ø Eksotrofie serviks
Ø  Teleangiektasia
Ø  Nyeri kepala jenis vaskuler
Ø  Hipertensi
Ø  Supersi laktasi

Ø Irritabilitas
ØSemburan panas
Ø Prolapsus uteri
Ø Spotting
Ø Darah haid berkurang
Ø Tidak adanya perdarahan surut
ØLibido berkurang
Ø Nafsu makan meningkat
Ø Berat tubuh bertambah
Ø Cepat lelah
Ø Depresi
ØLibido berkurang
Ø Akne
Ø Alopesia
ØCholestatic jaundice
Ø Lama haid berkurang
Ø Darah haid lebih banyak disertai bekuan pendarahan surut terlambat
Ø  Buah dada tegang dengan retensi cairan

Ø Nyeri kepala
Ø Efek anabolic
Ø Moniliasis
ØPayudara membesar
ØPayudara tegang tanpa retensi cairan

    Sumber: Wiknjosastro (2002:920)
 Menurut Wiknjosastro (2002:919) imbas samping dari penggunaan pil KB dibagi dalam 2 golongan, yaitu :
a)    Efek sampingan ringan
Efek sampingan ringan dari penggunaan pil KB adalah: adanya pertambahan berat badan, perdarahan di luar daur haid, mual-mual, depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pascapil, retensi cairan, dan keluhan-keluhan gastrointestinal. Umumnya imbas sampingan ini akan berkurang dan hilang dengan sendirinya, ada pula yang hilang kalau pasien berpindah ke pil yang lain dengan kadar estrogen dan progestron yang lebih sesuai
b)  Efek sampingan berat
Efek sampingan yang berat dari penggunaan pil KB yaitu tromboemboli yang mungkin terjadi lantaran peningkatan acara faktor-faktor pembekuan, atau mungkin juga lantaran dampak vaskuler secara langsung. Angka bencana tromboemboli pada para perempuan pemakai pil yaitu sekitar 4-9 kali lebih tinggi dari pada para perempuan bukan pemakai pil golongan umur yang sama. Angka kematian ialah 3 per 100.000 perempuan pemakai pil, sehingga kalau dibandingkan dengan angka kematian maternal (oleh lantaran kehamilan) angka itu bergotong-royong jauh lebih rendah. Kemungkinan mendapat tromboemboli-suatu komplikasi jarang-dikurangi oleh pemakaian pil yang mengandung estrogen takaran rendah, contohnya 50 mikro gram atau kurang dari itu. Walaupun demikian masih ada kemungkinan kekerabatan antara tromboemboli progesteron. 
4)   Penanggulangan Efek Samping Pil KB
a)    Spotting
Berikan klarifikasi bahwa hal tersebut hanya sementara, tetapi kalau terus menerus berikan pil KB 1-2 tablet  per hari selama beberapa hari hingga spotting hilang atau diganti dengan Pil KB yang kadar estrogennya lebih tinggi.
b)   Rasa mual
Berikan vitamin B 6, ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah atau ganti dengan cara KB yang lain.
c)    Cloasma
Hentikan penggunaan pil, atau ganti dengan cara penggunaan cara KB lain
d)   Acne
Ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau pil dilarang sementara dengan menggunakan cara KB lain.
e)    Candidialis v@gin@l
Berikan antymycotic, ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau pil dilarang sementara dengan menggunakan cara KB lainnya
f)     Nyeri kepala
Ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah atau hentikan penggunaan pil, ganti dengan cara KB yang lain
g)   Penambahan berat badan
Bila penambahan berat tubuh secara progresif dan banyak maka pemakaian pil sebaiknya dilarang atau diganti dengan cara KB yang lain.
h)   Varises/tromboplebitis
Hentikan penggunaan pil dan harus mendapat perawatan khusus
i)     Hypertensi
Apabila lebih dari 160/105 mmHg, maka penggunaan pil perlu dilarang dan harus mendapat perawatan khusus.
b.   IUD/AKDR
1)   Pengertian
IUD yaitu suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan (Prawiroharjo, 1999). Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri dari plastik, benang sutera, dan metal (Digitized by Usu, 2003).
2)   Cara Kerja IUD
Menurut Saifuddin (2003) cara kerja IUD yaitu sebagai berikut :
a)    Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubafalopi
b)   Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c)    IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD menciptakan sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
d)   Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
3)   Keuntungan-keuntungan AKDR
Menurut Saifuddin (2003), keuntungan-keuntungan AKDR yaitu sebagai berikut :
a)  Sebagai kontrasepsi mempunyai efektifitas yang tinggi, dimana berdasarkan BKKBN (1989) hanya terdapat 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan.
b)   IUD sanggup efektif segera setelah pemasangan.
c)    Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu T 380 A dan tidak perlu diganti)
d)   Sangat efektif lantaran tidak perlu mengingat-ingat
e)    Tidak mempengaruhi kekerabatan secual
f)     Meningkatkan kenyamanan secual lantaran tidak perlu takut untuk hamil.
g)   Tidak ada imbas samping hormonal dengan Cu IUD (Cu T – 380 A)
h)   Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
i)     Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sehabis abortus apabila tidak terjadi infeksi
j)     Dapat digunakan hingga menopause
k)    Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
l)     Membantu mencegah kehamilan ektopik
4)   Kerugian-kerugian AKDR
Menurut Saifuddin (2003), kerugian yang sanggup ditimbulkan oleh IUD yaitu :
a)    Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS
b)   Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan
c)    Penyakit Radang Panggul terjadi sehabis perempuan dengan IMS menggunakan IUD, dimana PRP sanggup memicu intertilitas
d)   Prosedur medis, termasuk investigasi pelvic diharapkan dalam pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut selama pemasangan
e)    Sedikit nyeri dan perdarahan (sprotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari
f)     Klien tidak sanggup melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepas IUD
g)   Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera sehabis melahirkan)
h)   Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik lantaran fungsi IUD untuk mencegah kehamilan normal
i)     Perempuan harus mengusut posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melaksanakan ini perempuan memasukkan jarinya ke dalam v@gin@, sebagian perempuan tidak mau melaksanakan ini.
5)   Indikasi pemasangan AKDR
a)    Telah mendapat persetujuan suami
b)   Pernah melahirkan dan telah mempunyai anak serta ukuran rahimnya tidak kurang dari 5 cm
c)    Telah cukup jumlah anaknya dan belum tetapkan untuk sterilisasi.
d)   Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun
e)    Dianjurkan sebagai pengganti Pil KB, bagi peserta yang umumnya di atas 35 tahun
6)   Kontraindikasi pemasangan AKDR
a)    Adanya kehamilan
b)   Infeksi panggul (pelvis) yang terus menerus, akut, dan kronis
c)    Lecet ( erosi) atau peradangan pada leher rahim
d)   Diketahui datau dicurigai kanker rahim
e)    Perdarahan yang tidak normal dari alat kelamin
f)     Perdarahan haid yang hebat
g)   Alergi logam
h)   Rahim kecil, endometriosis
7)   Saat yang baik pemasangan AKDR
Pada dasarnya AKDR sanggup dipasang setiap ketika biasanya dilakukan pada waktu haid, yaitu pada simpulan haid atau pada hari sebelum berakhirnya haid, karena:
a)    Serviks lembut dan sedikit terbuka
b)   Perdarahan dan sakit perut mungkin tidak menimbulkan keluhan pada perempuan tersebut
Pemasangan AKDR sanggup juga dilakukan sewaktu-waktu, pada saat:
a)    Segera setelah induksi haid atau abortus spontan, asalkan tidak ada tanda-tanda infeksi misalnya: tidak panas, rahim tidak lembut, tidak ada keputihan menyerupai nanah/banyak sekali
b)   Setelah melahirkan yaitu: segera setelah melahirkan 2-4 hari setelah melahirkan 40 hari setelah melahirkan.
c.    Suntikan KB
Suntikan KB mengandung hormon progresteron, tidak mengandung estrogen.
1)   Cara kerja
Kontasepsi senantiasa mencegah kehamilan dengan cara:
a)    Menghalangi terjadinya ovulasi
b)   Menipiskan endometrium sehingga tidak terjadi nidasi
c)    Memekatkan lendir serviks sehingga menghambat perjalanan spermatozoa melalui kanalis servikalis
2)   Keuntungan
a)    Sangat efektif, kegagalannya kurang dari 1%
b)   Kemungkinan salah dan lupa memakainya tidak ada
c)    Dapat diberikan pada ibu yang menyusukan lantaran tidak mengurangi produksi  ASI
d)   Diberikan setiap 12 ahad sekali
3)   Jenis
Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2 macam, yaitu DMPA (Depo Medroxis Progresteron Asetat) yang lazim disebut Depo Provera dan net oen (noretisteron) yang lazim disebut Noristerat. Depo provera sebagai kontrasepsi suntikan diberikan takaran 150 mg/3 cc sedangkan noristerat dengan takaran 200 mg/cc
4)   Waktu pemberian
a)    Pasca persalinan hingga 40 hari
b)    Pasca keguguran hingga 7 hari
c)    Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari kelima haid
5)   Cara penyuntikan
a)    Intramuskular
b)   Tempat penyuntikan
(1)  Pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas suntikan ditutup dengan plester  untuk mencegah keluarnya obat.
(2)  Pada otot pangkal lengan (deltoid)
6)   Indikasi
a)    Ibu telah mempunyai anak lebih dari satu
b)   Tidak dalam keadaan hamil
c)    Riwayat siklus haid teratur
d)   Tidak terdapat kontraindikasi
7)   Kontraindikasi
a)    Hamil
b)   Perdarahan perv@gin@m yang tidak diketahui sebabnya
c)    Tumor/ keganasan
d)   Terdapat penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati, tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes
8)   Efek samping dan penanggulangannya
a)    Devo provera
(1) Efek samping sanggup berupa :
(a)  Gangguan haid: amenorhea, menoragia, metroragia, dan spotting
(b) Gangguan bukan haid: pusing sakit kepala, mual, muntah, rambut rontok, jerawat, kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, penurunan libido, alergi dan hyperpigmentasi.
(2) Penanggulangannya
Penanggulangan haid belum ada yang tepat, tapi untuk sementara dianjurkan antara lain yaitu perbaikan gizi, pertolongan pil KB 1-3 /hari selama 5-7 hari, penerangan yang lebih intensif, pertolongan obat symtomatis.

b)   Noristerat
(1) Perdarahan yang mengganggu, penanggulangannya dengan pil kombinasi 1 tablet /hari selama 10 hari
(2) Tidak sedang haid (amenorhea), penanggulangannya tidak diberikan pengobatan bila tidak menimbulkan kegelisahan-kegelisahan. Amenorhea di tanggulangi dengan pil kombinasi 2-3 tablet perhari selama 7 hari. Bila amenorhea yang terus menerus setelah 3 kali suntikan, dengan atau tanpa pengobatan, maka suntikan dihentikan

d.    Alat Kontrasepsi Susuk (Implant)
1)   Pengertian Alat Kontrasepsi Implant
Alat kontrasepsi susuk KB atau implant yaitu alat kontrasepsi bagi perempuan yang dipasang (disusukan) dibawah kulit lengan cuilan atas yang terdiri atas 1 atau 2 atau 6 kapsul berukuran kira-kira 3 cm berisi zat levonorgestrvel. (Hartono, 2003)
2)   Cara Kerja Susuk KB
Dengan disusupkannya  kapsul tersebut silastik Implant dibawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah Levonogestrel kedalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari materi silastik tersebut, besar kecilnya levonogestrel yang tergantung dari besar kecilnya levonogestrel permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut.
Menurut Sadikin (2003), dengan dilepaskannya hormon levonogestrel secara konstan dan kontiyu maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan intinya terdiri dari 3 mekanisme dasar yaitu:
a)    Menghambat terjadinya ovulasi
b)   Terhambatnya perjalanan sel telur menuju rahim
c)    Menebalkan leher rahim/lendir serviks
3)   Yang Tidak Diperbolehkan Menggunakan susuk KB
Menurut Sadikin (2003) peserta yang tidak diperbolehkan menggunakan Implant / susuk KB adalah:
a)    Akseptor diperkirakan hamil atau tidak hamil
b)   Menderita Tumor
c)    Wanita berpenyakit jantung, darah tinggi dan kencing manis, sakit kuning, infeksi panggul, varices berat, wasir
4)   Keuntungan susuk KB
Menurut Sadikin (2003) laba dari penggunaan alat kontrasepsi implant yaitu sebagai berikut:
a)    Tidak menekan produksi ASI
b)   Praktis dan efektif
c)    Tidak ada faktor lupa
d)   Masa pakai jangka panjang (5 tahun)
e)    Membantu mencegah anemia
f)     Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan
g)   Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.
5)   Pemasangan susuk KB
Waktu pemasangan implant yang tepat yaitu pada ketika ibu sedang haid, yaitu semenjak hari pertama haid hingga selambat-lambatnya hari ketujuh, Postpartum 3-4 minggu. Pemeriksaan Ginekologi sebelum pemasangan Implant perlu dilakukan sama menyerupai pada pemakaian kontrasepsi hormonal lainnya, kalau tidak terdapat kontra indikasi hormon progestin maka pemasangan implant sanggup dilakukan.
6)   Pencabutan susuk KB
Akseptor sebaiknya berbaring horisontal selama pencabutan Implant, untuk mempermudah pencabutan, tempat tidur/meja ditutup dengan kain yang bersih.
7)   Efek Samping, Penaggulangan, dan Pengobatan
a)    Gangguan Haid
(1) Gejala sanggup berupa Amenorhea dan Methrorhagia
(2) Penanggulangan dan pengobatan
(a)   Penanggulangannya dengan cara menawarkan klarifikasi kepada calon implant bahwa pemakaian Implant sanggup menimbulkan gejala-gejala tersebut jawaban dan hormonal implant. Biasanya gejala-gejalanya perdarahan tidak berlangsung lama. Bila amenorhea, berikan klarifikasi dengan baik.
(b)  Pengobatannya dengan cara bila pasien ingin haid, sanggup dilaksanakan dengan menawarkan pil KB hari I hingga 2 masing-masing 3 tablet. Selanjutnya dari hari 4, l x 1 selama 4-5 hari. Bila perdarahan sanggup pula diberikan preparat estrogen contohnya Ethynil Estradiol 2 x I sehari hingga perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti sanggup dilaksanakan “tapering off” (1 x 1 tablet) selama beberapa hari. Dosis sanggup ditingkatkan bila perlu.
b)    Depresi
(1) Gejala dan keluhan sanggup berupa rasa sakit, tidak semangat dalam bekerja/ kehidupan.
(2) Penanggulangan dan pengobatan
(a)   Penanggulangannya dengan cara menawarkan klarifikasi kepada calon peserta guna menghindari perasaan bersalah dan calon akseptor.
(b)  Pengobatannya dengan cara terapi psikologis bagi yang menderita depresi, pertolongan vitamin-vitamin menyerupai B6 50 mg.
c)    Keputihan
(1) Gejala dan keluhannya berupa cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama dan mengganggu. Hal ini jarang terjadi pada peserta implant dan bila terjadi ada penyebab lain. Tidak berbahaya kecuali berbau, panas atau terasa gatal.
(2) Penanggulangan dan pengobatan
(a)   Penanggulangannya dengan cara menawarkan klarifikasi kepada peserta Implant jarang terjadi keputuhan, bila hal ini terjadi juga harus dicari penyebabnya.
(b)  Pengobatannya tidak diharapkan pada perkara dimana cairan berlebihan, sanggup diberikan preparat anti kolinergik menyerupai ektrat belladona 10 mg, 2 x 1 tablet.
d)    Jerawat
(1) Gejala dan keluhannya berupa jerawat di wajah/badan sanggup disertai infeksi atau tidak.
(2) Pengobatan
Pengobatannya dengan menawarkan Vitamin A dan vitamin E takaran tinggi. Bila disertai infeksi sanggup diberikan preparat Tetrasiklin 250 mg 2x1 kapsul selama 1 atau 2 minggu.
e)    Perubahan Libido
(1) Gejala dan keluhannya menurunnya atau meningkatnya libido akseptor. Hal ini bersifat subyektif dan sulit dinilai.
(2) Penanggulangan dan pengobatan
Menjelaskan kepada pasien kemungkinan hal ini dan sifatnya yang subyektif pengobatan medis tidak dianjurkan.
f)     Perubahan Berat
(1) Gejala dan keluhannya berat tubuh bertambah beberapa Kg dalam beberapa bulan setelah pemakaian Implant.
(2) Penanggulangannya
Menjelaskan kepada peserta Implant bahwa kenaikan berat tubuh yaitu salah satu imbas samping dan pemakaian Implant, akan tetapi tidak selalu kenaikan berat tersebut diakibatkan dan pemakaian implant.
g)    Hematoma
(1) Gejala dan keluhannya berupa warna biru dan rasa nyeri pada kawasan pemasangan atau pencabutan jawaban perdarahan bawah kulit
(2) Penanggulangan dan pengobatan
(a)   Penanggulangannya dengan cara membenikan klarifikasi kepada peserta peserta mengenai kemungkinan hal tersebut.
(b)  Pengobatannya dengan cara kompres hambar pada kawasan yang membiru selama dua hari. Setelah itu rubah menjadi kompres panas hingga wama biru/kuning hilang.
h)    Nyeri
(1) Gejala dan keluhannya berupa rasa nyeri pada kawasan pemasangan jawaban iritasi saraf setempat, hal ini mungkin terjadi dari pemasangan Implant.
(2) Penanggulangan dan pengobatan
(a)   Penanggulangannya dengan cara menawarkan klarifikasi kepada peserta perihal fisiologis dan cara pemasangan Implant secara jelas.
(b)  Pengobatannya pertolongan preparat analgetik anti prostaglandin contohnya Acetosal 500 mg 3x1 tablet atau parasetamol 500 mg 3x1 tablet.
3.    Metode Mantap
a.    Tubektomi (MOW)
Tubektomi yaitu kontrasepsi permanen perempuan yang tidak menginginkan anak lagi yang bekerja menghambat sel telur perempuan sehingga tidak sanggup dibuahi oleh sperma. Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan operasi kecil dengan mengikat dan memotong sel tuba (telur) pada istri. Keuntugannya adalah: Pemakaian atau proteksi terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi, sanggup digunakan seumur hidup, tidak mengganggu kekerabatan suami istri, tidak mengganggu produksi ASI. Kerugiannya berupa: faktor resiko dan imbas samping bedah.
Vasektomi (MOP)
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui operasi tindakan ringan dengan cara mengikat dan memotong sel sperma (vas diferent) sehingga sperma tidak sanggup lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi pembuahan.
Keuntungan dari vasektomi adalah:
1)   Tidak ada mortalitas (kematian)
2)    Morbiditas (mengakibatkan sakit) kecil sekali
3)   Dilakukan anastesi local, hanya kurang lebih 15 menit
4)   Kemungkinan kegagalan tidak ada, lantaran diperiksa kepastian laboratorium
5)   Tidak mengganggu kekerabatan secual dan cairan mani yang dikeluarkan waktu coitus tidak berubah
6)   Biaya murah
7)   Dapat dilakukan dimana saja asal tempatnya higienis dan tenang, tidak selalu harus di kamar mandi.
Efek samping vasektomi adalah: kulit membiru atau lecet, pembengkakan dan rasa sakit, keadaan ini merupakan hal yang ringan dan akan hilang sendiri tanpa pengobatan sederhana, tanda-tanda tersebut timbul sebagai jawaban persiapan, teknik dan perawatan yang kurang tepat disamping factor penderita sendiri.
Penangulangannya yaitu dengan pertolongan antibiotika dan analgetik, kemudian konsultasikan dengan andal jiwa kalau penderita mengalami gangguan psikologis.
Kegagalan  pada vasektomi sanggup terjadi konsepsi antara lain:
1)   Kesalahan memotong
2)   Cara mengikat tidak sempurna, cepat atau terlalu keras
3)   Duplikasi vas diferent (kelainan bawaan)
4)   Bersenggama sebelum sperma betul-betul negatif
5)   Adanya penyambungan kembali dari ujung-ujung vas diferent yang dipotong.  

      C.   Data Fokus
1.    Wawancara
a.    Jumlah anak yang direncanakan
b.    Adakah persoalan dalam kehamilan yang kemudian menyerupai mual-mual dan lain-lain ?
c.    Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya?
d.    Adakah keluhan dalam penggunaan kontrasepsi: mual, pendarahan, nyeri ketika berhubungan, infeksi atau haid tidak teratur dan sebagainya
e.    Riwayat social: adakah pantangan yang berkaitan dengan budaya /kultur, kebiasaan merokok
f.     Harapan pada jenis kelamin anak tertentu
g.    Riwayat menstruasi, KB hormonal biasanya menimbulkan gangguan siklus haid menyerupai amenore, spotting, metroragia,
2.    Pemeriksaan Fisik
a.    Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari anemia, kelemahan, berat badan/tinggi badan,
b.    Tanda – tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari hormonal, Nadi cepat, Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi lantaran respon tubuh terhadap pemasangan AKDR.
c.    Muka periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek hormonal).
d.    Kardiovaskuler : Palpitasi.
e.    Dada : pernapasan kadang sesak.
f.     Payudara : hyperpigmentasi
g.    Abdomen : nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
h.    ghnk : Periksa adakah blood show, keluar darah perv@gin@m, varises, ukuran uterus yang mengalami kelainan
i.     Ekstremitas : Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi post pemasangan implant pada tangan atas.
3.    Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada investigasi penunjang kecuali ada riwayat perdarahan, maka diperiksa:
a.    Hb, biasanya < 10gr/dl
b.    Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)
c.    Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)
4.    Pemeriksaan Psikososial
a.    Pastikan harapan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
b.    Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
c.    Adakah ketakutan dengan mekanisme pemasangan alat kontrasepsi
d.    Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan untuk kontrol lainnya.

       D.   Analisa Data
No
Data
Etiologi
Masalah
1
DS= Klien menyampaikan gundah untuk menentukan alat kontrasepsi

DO= Klien bertanya pada petugas kesehatan

Kurang Informasi


Tentang pengetahuan terkait dengan KB


Klien gundah dengan alat kontrasepsi


Ketidakmampuan menentukan alat kontrasepsi

Ketidakmampuan menentukan alat kontrasepsi
2







DS= Klien menyampaikan haid tidak teratur

DO= Klien menggunakan alat kontrasepsi pil



Proses adaftasi hormonal


Ketidakseimbangan hormon progresteron dan estrogen


Haid tidak teratur/spotting


Perubahan contoh haid
Perubahan contoh haid





3







DS= Klien menyampaikan khawatir untuk menggunakan alat kontrasepsi




Penggunaan alat kontrasepsi


Adanya imbas samping dari kontrasepsi


Haid tidak teratur/spotting


Perubahan contoh haid


cemas
cemas





4







DS= Klien menyampaikan semenjak menggunakan kontrasepsi pil banyak bintik-bintik hitam dan jerawat dimuka

DO= Klien peserta KB pil



Akseptor KB Pil


Berisi hormon progresteron dan estrogen


Keseimbangan progresteron dan estrogen terganggu


Timbul gajala-gejala sampingan


Pigmentasi  dan jerawat pada muka, tubuh menjadi gemuk


Gangguan body image

Gangguan konsep diri:
Body image





5.
Ds = klien mengeluh sakit di kawasan insisi
Do = kulit lebam, pembengkakan di kawasan insisi, kemerahan di kawasan insisi,
Tindakan operasi (MOW/MOP) dan implant


Pemajanan luka diluar


Bila klien kurang perhatikan hygiene


Media yng baik untuk mikroorganisme tumbuh


Resiko infeksi
Resiko infeksi

F.  Diagnosa Keperawatan
1.    Perubahan contoh haid, spotting haid b.d Proses adaftasi hormonal ditandai dengan klien menyampaikan haid tidak teratur
2.  Ketidakmampuan menentukan alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya informasi akan pengetahuan perihal KB ditandai dengan klien banyak bertanya.
3.  Cemas b.d terjadinya imbas samping dari alat kontrasepsi tertentu ditandai dengan klien menyampaikan khawatir untuk menggunakan alat kontrasepsi.
4.    Gangguan konsep diri b.d timbul gejala-gejala sampingan (pigmentasi dan jerawat pada muka) ditandai dengan klien menyampaikan semenjak menggunakan alat kontrasepsi pil banyak bintik-bintik hitam dan jerawat pada muka.
5.    Resiko infeksi berhubungn dengan pemajanan luka insisi ditandai dengan klien mengeluh sakit di kawasan insisi, kulit lebam, pembengkakan di kawasan insisi, kemerahan di kawasan insisi,

G. Intervensi Keperawatan

NO
Tujuan
Intervensi
Rasional
1







Tujuan Jangka Panjang: Dalam jangka waktu 2 bulan contoh haid normal

Tujuan jangka pendek: dalam waktu 1 bulan haid kembali normal dengan kriteria:
·   Sifat darah haid kembali pada siklus awal/biasa
·   Tidak ada spotting haid yang berulang
-           
1. Kaji lamanya dan banyaknya spotting






2. Jelaskan pada ibu imbas samping alat kontrasepsi AKDR dan hormonal pada hari-hari pertama pemakaian alat kontrasepsi.




3. Observasi untuk investigasi lab, Hb, Leukosit, trombosit, Ht.



4. Konsul ke dokter bila keluhan menjadi berat           
1.Untuk mengetahui siklus haid dan mengetahui lamanya haid dan jumlah perdarahan pada ketika haid

2. Pada hari-hari pertama pemakaian alat kontrasepsi AKDR dan hormonal biasanya terjadi imbas samping dari kontrasepsi tersebut

3.Data penunjang sanggup mengetahui kadar keseimbangan hormon

4.Untuk mendapat penanganan lebih lanjut
2







Tujuan Jangka Panjang: Klien menentukan alat kontrasepsi yang efektif untuk kesehatannya.

Tujuan jangka pendek: setelah diberi klarifikasi klien sanggup menentukan alat kontrasepsi yang efektif  dengan kriteria:
Klien sanggup menentukan salah satu alat KB yang sesuai dengan kondisinya untuk menunda  kehamilan (pil, suntik, pantang berkala) untuk menjarangkan kehamilan (AKDR, suntik), mengakhiri/menjaga kesehatan (MOW, WOP)

Kaji tingkat pengetahuan klien perihal alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisinya


Jelaskan pada klien perihal efektivitas, efisiensi dari masing-masing alat kontrasepsi, keuntungan, kerugian,indikasi dan kontraindikasi

Berikan pendidikan kesehatan kepada klien beserta suaminya untuk menentukan pilihan kontrasepsi yang mereka inginkan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien semoga sanggup menentukan intervensi selanjutnya:

Memberikan citra perihal alat-alat kontrasepsi



  

KB yang diinginkan akan sesuai dengan kondisi suami istri

3







Tujuan Jangka Panjang: Kecemasan sanggup dikurangi/dikontrol


Tujuan jangka pendek: setelah diberi penjelasan  kecemasan berkurang dengan kriteria:
Klien tampak damai dan sanggup memahami imbas samping penggunaan alat kontrasepsi.
Klien kooperatif dan mau bekerjasama dalam pemasangan alat kontrasepsi
Kaji tingkatan cemas



Jelaskan pada klien perihal imbas samping dari alat kontrasepsi





Berikan kesempatan pada ibu untuk bertanya perihal kerugian  alat kontrasepsi

Berikan support psikososial kepada klien terhadap pemasangan alat kontrasepsi

Untuk mengetahui tingkat kecemasan klien

Sebagai pengetahuan klien, supaya klien sanggup menentukan salah satu alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisinya

Dapat menurunkan kecemasan klien dalam menentukan alat kontrasepsi

Supaya klien sanggup beradaftasi terhadap pemasangan alat kontrasepsi pada ahad awal pemasangan
4







Tujuan Jangka Panjang: klien tidak merasa aib dengan keadaanya

Tujuan jangka pendek: klien merasa percaya diri dengan keadaanya  dengan kriteria:
Tidak aib untuk bergaul

Jelaskan imbas samping dari KB pil



Anjurkan klien untuk konsultasi dengan seorang andal kulit


Menambah wawasan /pengetahuan bagi klien

Untuk mempercepat informasi lebih untuk menntukan intervensi selanjutnya

5.
Tupan:
Infeksi sanggup dicegah

Tupen:
Dalam 2 x 24 jam tidak ada tanda infeksi dengan kriteria:
- Luka kering
Tidak ada tanda infeksi
-Beritahu klien bahwa selama 48 jam pertama kawasan insisi harus dibiarkan kering






- Jelaskan imbas dari pemsangan implant, MOW/MOP secara eksklusif menyerupai lebam dan rasa perih

-      Hindari benturan, ukiran dan pemfokusan di kawasan insisi


-Balutan jangan dibuka dalam 48 jam, plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari)

-Anjurkan klien kembali ke klinik kalau ada tanda infeksi menyerupai demam, peradangan selama beberapa hari

-Kolaborasi pertolongan terafi antibiotik 
-Balutan yang lembap merupakan media yang baik untuk pertumbuhan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme

-  Lebam dan perih bukan indikasi infeksi kalau hilang dalam beberapa hari



-Untuk mencegah terjadinya stress berat berlebih selain dari tempat insisi

-Dapat mencegah ekspulsi batang implant, cara memungkinkan menimbulkan infeksi


-     Memungkinkan klien mendapat pertolongan lebih dini untuk mencegah kondisi lebih buruk


-     Antibiotik untuk mencegah infeksi



DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta 
_________, 2002. Buku Panduan Mudah Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,  Jakarta.

Herti, 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Yang Tepat Bagi Wanita. http://www.depkes.co.id/

Notodohardjo, 2003, reproduksi Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, Jakarta

Robert Prihardjo, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta

Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Mudah Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Suririnah, Dr. 2005. Beberapa Metode Kontrasepsi Atau KB. http://www.info ibu.com//

Sumber http://macrofag.blogspot.com