Friday, June 30, 2017

Pengertian Kristalografi Beserta Sistemnya

 akan banyak dipelajari mengenai seluk beluk planet bumi lebih mendalam Pengertian Kristalografi Beserta SistemnyaDalam mempelajari ilmu mengenai planet bumi niscaya ada bahasan mengenai struktur, komposisi, sejarah sampai proses pembuatan bumi. Pada ilmu geologi, akan banyak dipelajari mengenai seluk beluk planet bumi lebih mendalam. Dimulai dari bentuk penampakan bumi, relief permukaan bumi di daratan maupun di lautan dan lain sebagainya. Semua itu penting untuk diketahui, oleh lantaran itu mempelajari ihwal proses pembentukan bumi akan menambah pengetahuan ihwal ilmu geologi.


Seperti yang kita ketahui, bila materi dasar dari planet bumi yakni batuan. Batuan – batuan tersebut mengandung aneka macam macam unsur dan mineral, sehingga setiap batuan tidak mempunyai kandungan yang sama antara batuan yang lain. Berbicara mengenai mineral yang terdapat di batuan, tidak lengkap bila kita tidak mengetahui sifat fisik mineral yang ada di setiap batuan. Salah satu mineral yang terdapat di batuan  membetuk kristal – kristal yang menyusun batuan. Ilmu yang memperlajari damai gambar dan bentuk dari kristal dinamakan Kristalografi, merupakan salah satu cabang ilmu geologi.


Pengertian Kristalografi


Kristalografi merupakan cabang dari mineralogi yang terfokus pada sistem kristal. Sedangkan kristal sendiri yakni suatu padatan yang secara esensial mempunyai suatu contoh difraksi tertentu. Dapat dikatakan bila kristal yakni padatan yang disusun oleh atom  berulang tiga dimensional serta sanggup difraksikan oleh sinar X. Secara sederhana kristal merupakan zat padat yang terdiri atas susunan atam dan molekul yang teratur. Hal ini sanggup dilihat dari permukaan kristal yang berupa bidang datar dan rata, mengikuti suatu contoh tertentu. Bidang yang terlihat rata pada krital ini dinamakan muka kristal.


Untuk menciptakan atau memilih bidang muka kristal tidaklah sembarangan, harus dilakukan pemotongan pada sumbu – sumbu kristal biar posisi letak dan arahnya sesuai dengan standar yang berlaku. Di dalam kristal, terdapat sumbu kristal yang berupa garis bayangan lurus, menembus kristal melalu titik pusatnya. Satuan untuk sumbu kristal tersebut yakni parameter.


Bentuk Kristal


Terdapat beberapa tahap untuk menjadi sebuah batuan kristal, dan setiap tahap yang terjadi pada batuan kristal akan kuat pada sifat – sifat dari kristal. Tahapan itu juga sangat bergantung dari materi dasar dan kondisi lingkungan kristal itu berasal. Fase – fase atau tahapan pembentukan kristal secara umum yaitu:



  1. Fase cair ke padat


Pada fase ini cairan yang merupakan materi dasar pembentukan kristal mengalami proses pembekukan atau pemadatan sehingga membentuk batuan kristal. Proses ini sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan. Kristal yang berasal dari materi cair, biasanya terjadi dalam skala luas, sanggup jadi kerena faktor alam maupun faktor industri.



  1. Fase gas ke padat (sublimasi)


Pembentukan kristal sanggup mampu berasal dari perubahan gas dalam hal ini uap menjadi padatan, tanpa harus melalui tahap cair terlebih dahulu. Bentuk kristal yang dihasilkan biasanya berukuran lebih kecil dan juga berbentu rangka. Kristal yang dihasilkan merupakan hasil dari proses sublimasi gas – gas yang memadat akhir dari perubahan lingkungan. Gas – gas ini berasal dari kegiatan gunung api, kemudian gas – gas tersebut membeku lantaran adanya perubahan suhu.



  1. Fase padat ke padat


Proses pembentukan kristal ini biasanya terjadi pada agregat kristal di bawah imbas dari tekanan dan juga temperatur. Hanya strukturnya saja yang berubah namun unsur – unsur kimia di dalamnya tetap. Pada proses ini batuan kristal sudah terbentuk sebelumnya akhir dari suhu dan tekanan, sehingga kristal tersebut berubah bentuk dari segi unsur – unsur fisik saja.


Sistem Kristalografi


Untuk mempermudah dalam memahami bentuk kristal, dibuatlah pengkelompokkan yang lebih sistematis. Pengkelompokkan ini menurut perbandingan panjang, letak atau posisi, jumlah dan nilai sumbu tegak. Berdasarkan sifat simetrinya, bentuk kristal dibagi menjadi bidang simetri dan sumbu simetri. Dari bidang dan sumbu simetri tersebut, krital dikelompokkan menjadi 32 kelas kristal. Pengkelompokkan ini menurut jumlah unsur simetri yang terdapat pada kristal.



  1. Sistem Isometrik


Sistem ini dikenal dengan sebutan sistem kristal kubus atau kubik dengan jumlah sumbu pada kristal sebanyak 3 dan saling tegak lurus antara satu dengan yang lainnya. Perbandingan ketiga sumbu mempunyai panjang yang sama. Kerena mempunyai panjang sumbu yang sama, sudut kristalografi yang dibuat sebesar 90o, hal ini disebabkan setiap sumbu berada pada posisi tegak lurus.


Sistem isometrik dibagi menjadi 5 kelas yaitu, tetaoidal, gyroida, diploida, hextetrahedral, dan hexoctahedral. Beberapa mineral yang menggunakan sistem kristal isometrik yaitu galena, emas, flourite, pyrite, dan halite. Sistem isometrik merupakan sistem yang paling simetri dalam ruang 3 dimensi.



  1. Sistem Tetragonal


Sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing – masing sumbu saling tegak lurus. Hanya satu sumbu mempunyai ukuran lebih panjang atau lebih pendek dibandingakan dengan dua sumbu yang lain. Pada sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas yaitu, piramid, bipiramid, bisfenoid, trapezohedral, ditetragonal piramid, skalenohedral, ditetragonal bipiramid. Contoh dari mineral sistem tetragonal yaitu rutil, autunite, leucite, scapolite, pyrolusite.



  1. Sistem Hexagonal


Pada sistem ini terdapat 4 sumbu kristal dimana salah satu sumbu tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Ketiga sumbu tersebut membentuk sudut 120o terhadap sumbu satu dengan yang lainnya. Tidak hanya itu, ketiga sumbu mempunyai panjang yang sama, sedangkan sumbu yang tersisa memilliki ukuran lebih panjang. Contoh dari mineral pada sistem hexagonal yaitu quartz, hematite, corundum, apatite, calcite.



  1. Sistem Trigonal


Sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, beberapa andal beropini bila sistem ini masuk ke dalam sistem kristal hexagonal, alasannya cara penggambarannya cukup sama. Hanya saja terdapat perbedaan yaitu sistem trigonal, sehabis terbentuk bidang datar berupa segienam, kemudian dibuat segitiga dengan cara menghubungkan dua titik sudut di mana titik tersebut melewati satu titik sudutnya. Sistem ini terbagi menjadi 5 kelas yaitu, trigonal piramid, tigonal trapezohedral, ditrigonal piramid, ditrigonal skalenohedral dan rombohedral. Contoh dari mineral sistem ini yaitu cinnaber dan tourmaline.



  1. Sistem Orthorhombik


Sistem ini juga dikenal dengan sebutan sistem Rhombis, mempunyai 3 sumbu simetri kristal saling tegak lurus antara satu dengan yang lainnya. Masing – masing sumbu mempunyai panjang yang berbeda. Pada sistem orthorhombik dibagi menjadi 3 kelas yaitu piramid, bipiramid, dan bisfenoid. Contoh dari mineral ini yaitu stibnite, aragonite, chrysoberyl dan witherite.



  1. Sistem Monoklin


Monoklin sendiri mempunyai arti yaitu hanya terdapat satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang ada. Selain itu, ketiga sumbu tersebut tidak mempunyai panjang yang sama.  Salah satu sumbu berukuran pendek dan salah satu yang lain mempunyai ukuran yang panjang. Sistem monoklin ini terbagi menjadi 3 kelas, sfenoid, doma dan prisma. Contoh mineral ini yaitu azurite, gypsum, epidot, colemanite, malachite.



  1. Sistem Triklin


Sistem ini terdapat 3 sumbu simetri di mana antara satu sumbu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus dan juga ketiga sumbu tidak mempunyai panjang yang sama. Contoh dari mineral pada sistem ini yaitu albite, labradorite, kaolinite, dan anortoclase.


Sekian penjalasan mengenai kristalografi. Semoga informasi di atas sanggup bermanfaat.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com