Friday, June 16, 2017

Fenomena Alam Caping Gunung Yang Bagus Tapi Berbahaya

Alam menyajikan aneka macam macam keindahan alami yang dimilikinya. Keindahannya menunjukkan pesona tersendiri yang tentunya tidak sanggup digambarkan dengan apapun di dunia ini. Beberapa keindahannya sanggup kita nikmati setiap hari, mirip memandang langit malam yang penuh dengan bintang dan benda – benda angkasa lain atau yang hanya sanggup kita lihat di ketika – ketika tertentu saja mirip bintang jatuh atau komet. Dibalik keindahan alam tersebut, ternyata masih banyak orang yang percaya dengan hal – hal di luar logika sehat terkait dengan adanya fenomena alam yang menakjubkan.


Alam menyajikan aneka macam macam keindahan alami yang dimilikinya Fenomena Alam Caping Gunung yang Cantik Tapi BerbahayaSalah satunya yaitu fenomena matahari berjumlah dua atau lebih yang pernah terjadi beberapa waktu yang kemudian di Riau pada tahun 2018. Padahal fenomena alam tersebut sanggup dijelaskan secara ilmiah, namun masih saja ada beberapa orang yang percaya dan mengkaitkanya dengan hal mistis. Berbicara mengenai fenomena alam, ada salah satu insiden alam yang mungkin sanggup dikatakan jarang terjadi dan hanya terjadi di tempat tertentu.


Bagi orang – orang yang tinggal di sekitar dataran tinggi atau berada di kaki gunung, niscaya tidak abnormal dengan fenomena alam yaitu caping gunung. Bukankah caping itu topi yang biasa digunakan oleh petani? Iya memang betul, hanya saja yang menggunakan caping ini yaitu gunung. Bagaimana bisa? Nah untuk lebih jelasnya, pembahasan kali ini akan membahas mengenai fenomena alam caping gunung.


Apa Itu Caping Gunung?


Alam menyajikan aneka macam macam keindahan alami yang dimilikinya Fenomena Alam Caping Gunung yang Cantik Tapi BerbahayaTerdapat sekumpulan benda berwarna putih yang mirip topi di atas gunung. Orang – orang Jawa biasa menyebutnya sebagai caping gunung. Benda berwarna putih tersebut merupakan awan dan dikenal dengan awan Lenticular atau awan altocumulus lenticularis. Awan ini memang biasa berada di sekitar gunung dan selalu berbentuk piringan melingkar. Fenomena alam ini terjadi hampir di seluruh dunia jadi bukanlah fenomena  langka. Caping gunung juga dikenal dengan sebutan pancake cloud lantaran beberapa bentuk awan lenticular terkadang mirip tumpukan pancake. Dan tidak heran, banyak orang yang mengabadikan fenomena alam tersebut.


Lalu apa itu awan lenticular?


Lenticular cloud atau altocumulus lenticularis (Lenticularis stand altocumulus) yaitu awan yang populer dengan keunikan bentuknya. Biasanya awan ini ditemukan di daerah sekitar bukit atau gunung. Hal ini disebabkan lantaran adanya pergerakan udara yang berada di daerah pegunungan. Nama lenticularis ini mempunyai arti yaitu berbentuk lensa, sehingga awan ini juga sanggup disebut dengan awan lennies.


Lalu awan ini terbentuk dari hasil pergerakan angin yang menabrak sebuah dinding yang berukuran sangat besar mirip pegunungan atau gunung, dan karenanya menimbulkan timbulnya pusaran. Keunikan dari awan ini yaitu bentuknya yang mirip dengan piring terbang raksasa atau terkadang bertumpuk mirip pancake. Biasanya awan ini terlihat berlapis atau bertumpuk dan jumlah tumpukannya sanggup berjumlah dua atau bahkan lebih. Namun, ada beberapa orang percaya bila awan ini merupakan pesawat UFO yang tiba ke bumi.


Bagaimana Proses Terjadinya Fenomena Caping Gunung atau Awan Lenticular?


Fenomena caping gunung ini terbentuk dan dimulai dari adanya arus udara yang lembab bergerak ke arah atas. Aliran atau arus udara tersebut melewati gunung hingga karenanya hingga di puncak. Dampak yang dihasilkan yaitu, kelembaban di sekitar area yang dilewati arus udara berubah, mengembun hingga pada karenanya membentuk awan yang saling bertumpukan. Caping gunung ini sanggup bertahan hingga berjam – jam bahkan terkadang sanggup berhari – hari.


Awan lenticular atau caping gunung tersebut sanggup bertahan sangat usang disebabkan lantaran adanya fatwa udara yang cukup lembab, kemudian fatwa udara tersebut masuk ke dalam awan dan menyesuaikannya dengan komposisi yang diharapkan ketika proses dibentuknya awan. Awan lenticular termasuk awan yang sanggup dikatakan langka, lantaran membutuhkan bukit atau gunung yang mempunyai ketinggian yang cukup serta didukung oleh meterologi yang tepat. Sehingga awan ini sanggup terbentuk dan terlihat di ketinggian 8.000 hingga 20.000 kaki atau sekitar 2.438 – 6.096 meter.


Ternyata awan lenticular dibedakan menjadi 3 macam, antara lain:



  • Altocumulus Standing Lenticularis (ACSL), yang terdapat di dataran rendah.

  • Stratocumulus Standing Lenticularis (SCSL), yang terdapat di ketinggian tingkat menengah.

  • Cirrocumulus Standing Lenticularis (CCSL), berada pada ketinggian yang lebih tinggi dari atmosfer.


Mungkin bila diperhatikan, awan lenticular akan terlihat sangat padat atau membeku. Padahal kenyataanya tidak mirip itu. Kenampakan awan yang seolah beku ini disebabkan lantaran adanya fatwa udara lembab yang terus mengalir di sekitar awan. Aliran udara tersebut akan keluar melewati permukaan pecahan paling bawah. Tidak jarang fatwa udara pecahan bawah akan lenyap atau hilang. Hal ini juga yang menimbulkan awan lenticular sanggup bertahan selama berhari – hari.


Bahaya Awan Lenticular


Alam menyajikan aneka macam macam keindahan alami yang dimilikinya Fenomena Alam Caping Gunung yang Cantik Tapi BerbahayaDibalik keindahan bentuknya, ternyata awan lenticular sangat berbahaya. Awan ini sangat dihindari oleh semua pilot ketika menerbangkan pesawat. Perlu diketahui bila melewati atau menembus awan ini, pesawat akan mengalami turbulensi hingga kehilangan kendali. Turbulensi sendiri merupakan gerakan dari udara yang tidak beraturan. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan suhu atau tekanan udara.


Sehingga kebanyakan pilot akan menentukan menghindari awan lenticular sejauh mungkin, lantaran bila berada di erat awan tersebut sama saja efeknya dengan ketika menembus awan lenticular, akan terkena turbulensi. Fenomena alam ini sangat berbahaya bagi penerbangan, lantaran di sekitar awan terdapat angin yang bergerak sangat berpengaruh dan juga kencang. Oleh lantaran itu, setiap bertemu dengan awan ini, pilot akan selalu siaga ketika melaksanakan penerbangan.


Bagi para pecinta alam yang gemar mendaki gunung, fenomena alam ini merupakan menunjukan bahwa puncuk gunung sedang berangin. Ada baiknya untuk menunda pendakian ke puncak lantaran di sana sanggup saja terjadi badai. Terkadang terdapat gas beracun yang sangat berbahaya. Di dalam awan lenticular juga terdapat pusaran angin yang sangat kencang, sehingga tidak disarankan bagi para pendaki untuk menaiki puncak gunung. Karena adanya angin kencang tersebut, suhu di puncak gunung akan sangat dingin, hal ini sanggup memicu terjadinya hipotermia bagi pendaki yang berada di puncak dan hal tersebut tentunya sangat dihindari.


Nah, itulah tadi klarifikasi mengenai fenomena alam caping gunung. Jika sudah mengetahuinya harap berhati – hati ketika ingin melaksanakan pendakian atau fenomena alam yang terbilang langka ini sanggup juga diabadikan.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com