Wednesday, April 19, 2017

√ Faktor Resiko Dan Intervensi Pencegahan Jatuh Pada Pasien Lansia

Lansia Memang sangat rentan terjatuh, Banyak sekali faktor penyebabnya yang berperan didalam nya baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik. Sehingga sangat penting sekali untuk mengkaji resiko jatuh dan juga mencegah pasien lansia terjatuh.

Faktor resiko jatuh pada lansia secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu faktor intrinsik (diri pasien) dan ekstrinsik (lingkungan). Kedua faktor ini memegang peranan yang sama untuk mendukung terjadi nya jatuh pada lansia.

 Banyak sekali faktor penyebabnya yang berperan didalam nya baik faktor intrinsik maupun e √ Faktor Resiko Dan Intervensi Pencegahan Jatuh Pada Pasien Lansia
Faktor Resiko jatuh lansia

Faktor Intrinsik penyebab resiko jatuh lansia.

Faktor instrinsik ialah variabel-variabel yang memilih mengapa seseorang sanggup jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak jatuh (Gardner, 2000). Faktor intrinsik tersebut antara lain ialah gangguan muskuloskeletal yang mengakibatkan gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba-tiba yang disebabkan oleh berkurangnya pemikiran darah ke otak dengan tanda-tanda lemah, penglihatan gelap, keringat dingin, pucat dan pusing.

Faktor Ekstrinsik penyebab resiko jatuh lansia

Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar (lingkungan sekitarnya) diantaranya cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tersandung benda-benda. Faktor-faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang tidak mendukung mencakup cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, kawasan berpegangan yang tidak kuat, tidak stabil, atau tergeletak di bawah, kawasan tidur atau WC yang rendah atau jongkok, obat-obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan (Darmojo, 2009).

Perubahan Pada lansia Penyebab resiko jatuh

Perubahan yang terjadi pada lansia juga merupakan faktor penggerak resiko jatuh pada lansia yang juga tidak sanggup diabaikan dan juga termasuk ke dalam faktor intrinsik meliputi.

a. Sistem sensorik

Sistem sensorik yang berperan di dalamnya adalah: visus, pendengaran, fungsi vestibuler, dan proprioseptif. Dan biasanya pada lansia sistem sensorik akan mengalami penurunan fungsi. Sehinggan Vertigo tipe perifer sering terjadi pada lanjut usia, diduga lantaran perubahan fungsi vestibuler akhir proses menua. Sehingga menjadi faktor resiko pasien lansia jatuh

b. Sistem saraf sentra (SSP)

SSP akan memperlihatkan respon motorik untuk mengantisipasi input sensorik. Penyakit SSP menyerupai stroke, parkinson, hidrosefalus dengan tekanan normal, yang diderita oleh lanjut usia akan mengakibatkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon tidak baik terhadap input sensorik.

c. Kognitif

Pada beberapa penelitian, demensia diasosiasikan dengan meningkatnya risiko
jatuh.

d. Muskuloskeletal

Faktor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan faktor yang spesifik milik lanjut usia, dan berperan besar terhadap terjadinya jatuh. Gangguan muskuloskeletal mengakibatkan gangguan gaya berjalan dan ini bekerjasama dengan proses menua yang fisiologis.

Gangguan gaya berjalan yang terjadi akhir proses menua tersebut antara lain di sebabkan oleh:
  • Kekakuan jaringan penghubung.
  • Berkurangnya massa otot.
  • Perlambatan konduksi saraf.
  • Penurunan visus/lapang padang.
  • Kerusakan proprioseptif.
yang semuanya menyebabkan:
  • Penurunan range of motion (ROM) sendi.
  • Penurunan kekuatan otot, terutama kelemahan ekstremitas bawah.
  • Perpanjangan waktu reaksi otot/refleks.
  • Kerusakan persepsi dalam.
  • Peningkatan postural sway (goyangan badan).
Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan gerak, langkah yang pendek, penurunan irama dan pelebaran langkah kaki, sehingga tidak sanggup menapak dengan berpengaruh dan lebih praktis goyah. Perlambatan reaksi mengakibatkan seseorang susah/terlambat mengantisipasi jikalau terjadi gangguan menyerupai terpeleset, tersandung atau insiden mendadak, sehingga memudahkan jatuh.

Faktor penyebab pasien lansia jatuh

  • Salah memperkirakan jarak dari kawasan tidur ke lantai.
  • Merasa lemah atau pusing pada dikala mencoba untuk bangun.
  • Merubah posisi terlalu cepat dan kehilangan keseimbangan ketika mencoba untuk berdiri dari kursi. Hal ini umum terjadi khususnya padapasien lanjut usia.
  • Tidak mengenal lingkungan sekelilingnya.
  • Meminum obat yang menciptakan kesadaran mereka terhadap lingkungan berkurang.
  • Berada di kawasan gelap
  • Gangguan status mentalh.Gangguan mobilitasi.Riwayat jatuh sebelumnyaj.Obat-obatan (sedatif dan penenang, obat-obatan yang berlebihan)
  • Berkebutuhan khusus dalam haltoiletingl.
  • Usia lanjut

Intervensi Perawat pencegahan resiko jatuh

Adapun intervensi yang sanggup diberikan perawat untuk mencegah pasien lansia jatuh ialah sebagai berikut.
  • Selalu meninggalkan kawasan tidur dengan posisi horizontal terendah (untuk kawasan tidur dengan ketinggian yang sanggup diubah-ubah) ketikaperawat sudah final memperlihatkan asuhan.
  • Memasang penghalang kawasan tidur dan menilik keamanannya.
  • Memeriksa dan menyesuaikan obyek-obyek yang menonjol menyerupai rodatempat tidur.
  • Membersihkan dan memindahkan alat-alat yang tidak diharapkan lagi.
  • Menganjurkan untuk memakai pegangan sepanjang dinding koridor pada dikala berjalan.
  • Mengobservasi pasien ambulasi dengan baik akan adanya tanda-tanda kelemahan atau gaya berjalan yang tidak stabil (penilaian skala jatuh lansia)
  • Memasang gelang resiko jatuh
  • Memastikan bahwa ada cukup cahaya, terutama di waktu senja dan malam hari.
Demikian klarifikasi perihal faktor resiko dan intervensi pencegahan jatuh pada pasien lansia yang sanggup kami berikan. Perlu diingat juga pencegahan resiko jatuh pada lansia membutuhkan santunan dari keluarga, sehingga petugas komunikasi petugas kesehatan, pasien dan keluarga merupakan elemen penting dalam pencegahan resiko jatuh pada lansia atau geriatri.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com