Friday, January 20, 2017

√ Sakit Mata (Konjungtiivitis) Virus

KONJUNGTIVITIS VIRUS


Definisi Umum
Konjungtivitis yaitu peradangan pada konjungtiva dan penyakit ini yaitu penyakit mata yang paling umum di dunia. Karena lokasinya, konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor-faktor lingkungan lain yang mengganggu (Vaughan, 2010). Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata basah hingga konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental (Hurwitz, 2009).
Jumlah agen-agen yang pathogen dan sanggup mengakibatkan abses pada mata semakin banyak, disebabkan oleh meningkatnya penggunaan oat-obatan topical dan biro imunosupresif sistemik, serta meningkatnya jumlah pasien dengan abses HIV dan pasien yang menjalani transplantasi organ dan menjalani terapi imunosupresif (Therese, 2002).

Konjungtivitis Virus
a.       Definisi
Konjungtivitis viral yaitu penyakit umum yang sanggup disebabkan oleh banyak sekali jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang sanggup menjadikan cacat hingga abses ringan yang sanggup sembuh sendiri dan sanggup berlangsung lebih usang daripada konjungtivitis basil (Vaughan, 2010).
b.      Etiologi dan Faktor Resiko
Konjungtivitis viral sanggup disebabkan banyak sekali jenis virus, tetapi adenovirus yaitu virus yang paling banyak mengakibatkan penyakit ini, dan herpes simplex virus yang paling membahayakan. Selain itu penyakit ini jugadapat disebabkan oleh virus Varicella zoster, picornavirus (enterovirus 70,Coxsackie A24), poxvirus, dan human immunodeficiency virus (Scott, 2010).
Penyakit ini sering terjadi pada orang yang sering kontak dengan penderita dan sanggup menular melalu di droplet pernafasan, kontak dengan benda-benda yang membuatkan virus (fomites) dan berada di kolam renang yang tercemar (Ilyas, 2008).
c.       Patofisiologi
Mekanisme terjadinya konjungtivitis virus ini berbeda-beda pada setiap jenis konjungtivitis ataupun mikroorganisme penyebabnya (Hurwitz, 2009). Mikroorganisme yang sanggup mengakibatkan penyakit ini dijelaskan pada etiologi.
d.      Gejala Klinis
Gejala klinis pada konjungtivitis virus berbeda-beda sesuai dengan etiologinya. Pada keratokonjungtivitis epidemik yang disebabkan oleh adenovirus biasanya dijumpai demam dan mata menyerupai kelilipan, mata basah berat dan kadang dijumpai pseudomembran. Selain itu dijumpai infiltrat subepitel kornea atau keratitis sehabis terjadi konjungtivitis dan bertahan selama lebih dari 2 bulan (Vaughan & Asbury, 2010). Pada konjungtivitis ini biasanya pasien juga mengeluhkan tanda-tanda pada jalan masuk pernafasan atas dan tanda-tanda abses umum lainnya menyerupai sakit kepala dan demam (Senaratne & Gilbert, 2005).
Pada konjungtivitis herpetic yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang biasanya mengenai anak kecil dijumpai injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, fotofobia ringan dan sering disertai keratitis herpes. Konjungtivitis hemoragika akut yang biasanya disebabkan oleh enterovirus dan coxsackie virus mempunyai tanda-tanda klinis nyeri, fotofobia, sensasi benda asing, hipersekresi airmata, kemerahan, edema palpebra dan perdarahan subkonjungtiva dan kadang kala sanggup terjadi kimosis (Scott, 2010).
e.       Diagnosis
Diagnosis pada konjungtivitis virus bervariasi tergantung etiologinya, lantaran itu diagnosisnya difokuskan pada gejala-gejala yang membedakan tipetipe berdasarkan penyebabnya. Dibutuhkan gosip mengenai, durasi dan gejala-gejala sistemik maupun ocular, keparahan dan frekuensi gejala, faktorfaktor resiko dan keadaan lingkungan sekitar untuk tetapkan diagnosis konjungtivitis virus (AOA, 2010). Pada anamnesis penting juga untuk ditanyakan onset, dan juga apakah hanya sebelah mata atau kedua mata yang terinfeksi (Gleadle, 2007).
Konjungtivitis virus sulit untuk dibedakan dengan konjungtivitis basil berdasarkan tanda-tanda klinisnya dan untuk itu harus dilakukan investigasi lanjutan, tetapi investigasi lanjutan jarang dilakukan lantaran menghabiskan waktu dan biaya (Hurwitz, 2009).
f.       Komplikasi
Konjungtivitis virus sanggup bermetamorfosis kronis, menyerupai blefarokonjungtivitis. Komplikasi lainnya sanggup berupa timbulnya pseudomembran, dan timbul parut linear halus atau parut datar, dan keterlibatan kornea serta timbul vesikel pada kulit (Vaughan, 2010).
g.       Penatalaksanaan
Konjungtivitis virus yang terjadi pada anak di atas 1 tahun atau pada orang remaja umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak dibutuhkan terapi, namun antivirus topikal atau sistemik harus diberikan untuk mencegah terkenanya kornea (Scott, 2010). Pasien konjungtivitis juga diberikan instruksi hygiene untuk meminimalkan penyebaran abses (James, 2005).



Sumber http://macrofag.blogspot.com