Sunday, January 15, 2017

√ Return On Equity (Roe): Definisi Dan Fungsinya

Kamu mungkin sudah tidak abnormal lagi kata ekuitas (equity) kalau kau sudah membaca artikel sebelumnya. Setelah kau mengetahui apa itu ekuitas, hal penting selanjutnya yaitu bagaimana cara kau menghitungnya. Selain tahu cara menghitung peting juga untuk kau memahami hasil perhitungan ekuitas tersebut. Cara menghitung ekuitas yang dimaksud disini yaitu Return of Equity (ROE). Penasaran perihal Return of Equity (ROE)? Apa itu ROE? Bagaimana cara menhitungnya? dan apa manfaat yang kau sanggup dari metode ROE ini? Semua akan dibahas secara sederhana dalam artikel ini, jadi terus dibaca artikelnya yah!


Apa itu Return on Equity ?


Return on Equity (ROE) Beserta Cara Menghitungnya Return On Equity (ROE) yaitu tolak ukur kinerja keuangan yang dihitung dengan membagi keuntungan higienis oleh ekuitas pemegang saham. Karena ekuitas pemegang saham sama dengan aset perusahaan dikurangi dengan hutang. Return on equity sanggup dianggap sebagai keuntungan atas aset bersih. Return on equity dianggap sebagai tolak ukur bagaimana administrasi secara efektif memakai aset perusahaan untuk membuat keuntungan.


ROE dinyatakan dalam bentuk persentase dan sanggup dihitung, kalau pendapatan perusahaan dan nilai ekuitas perusahaan sama-sama positif. Laba higienis dihitung sebelum dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham umum dan sehabis dividen kepada pemegang saham pilihan dan kepentingan pemberi pinjaman.


Return On Equity (ROE) = Laba higienis : Ekuitas saham


Laba higienis = jumlah pendapatan, pengeluaran bersih, dan pajak yang dihasilkan perusahaan pada periode yang telah ditentkan


Equity pemegang saham rata = dihitung dengan menambahkan ekuitas pada awal periode


Awal dan selesai periode harus bertepatan dengan penghasilan higienis yang diperoleh. Pendapatan higienis yang didapat selama satu periode berjalanya perusahaan, atau 12 bulan (satu tahun), ditemukan pada laporan keuntungan rugi sejumlah acara keuangan selama periode itu. Ekuitas dari pemegang saham berasal dari neraca keseimbangan yang berjalan dari seluruh sejarah perusahaan terhadap perubahan aset dan liabilitas yang ada. Hal ini dianggap sebagai praktik terbaik untuk menghitung ROE berdasarkan ekuitas rata-rata, dibandingkan dengan memakai periode sebagai indikator, lantaran adanya ketidakcocokan antara dua laporan keuangan yang berbeda.


Apa yang dilakukan ROE?


Return On Equity (ROE) yang dianggap baik atau jelek akan tergantung pada apa yang dianggap normal bagi pemegang saham. Sebagai contoh, utilitas akan mempunyai banyak aset dan utang pada neraca dibandingkan dengan jumlah yang relatif kecil dari keuntungan bersih. ROE normal di sektor utilitas sanggup 10% atau kurang. Sebuah perusahaan teknologi atau perusahaan retail dengan rekening neraca yang relatif lebih kecil terhadap keuntungan higienis mungkin mempunyai tingkat normal ROE 18% atau lebih.


Menggunakan Return on equity untuk memperkirakan tingkat pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan dan tingkat pertumbuhan dividen sanggup diperkirakan memakai Return on equity dengan asumsi bahwa rasio secara kasar sejalan atau sempurna di atas rata-rata rekan saham. Meskipun mungkin ada beberapa tantangan, ROE sanggup menjadi daerah awal yang baik untuk menyebarkan asumsi masa depan dari tingkat pertumbuhan saham dan tingkat pertumbuhan dividen. Kedua perhitungan ini yaitu fungsi satu sama lain dan sanggup dipakai untuk membuat perbandingan yang lebih gampang terhadap perusahaan serupa. Untuk memperkirakan tingkat pertumbuhan perusahaan di masa depan, kalikan ROE dengan rasio retensi perusahaan. Rasio retensi yaitu persentase dari keuntungan higienis yang “dipertahankan” atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan untuk mendanai pertumbuhan di masa depan.


Mengidentifikasi Masalah dengan ROE


Kamu mungkin sudah tidak abnormal lagi kata ekuitas  √ Return on Equity (ROE): Definisi dan FungsinyaROE degan nilai rata-rata atau sedikit diatas rata-rata lebih bagus, dari pada perusahaan dengan nilai ROI yang sangat tinggi hingga dua atau tiga kali lipat dari ROE rata-rata perusahaa sejenis.


Terkadang ROE yang sangat tinggi yaitu hal yang baik kalau keuntungan higienis sangat besar dibandingkan dengan ekuitas lantaran kinerja perusahaan begitu kuat. Namun, lebih sering ROE yang sangat tinggi disebabkan lantaran nilai ekuitas lebih kecil dibandingkan dengan keuntungan bersih, yang sanggup jadi merupakan indikasi adanya resiko yang harus kau perhatikan.


Keuntungan yang tidak konsisten


Masalah potensial pertama dengan ROE tinggi sanggup menjadi keuntungan yang tidak konsisten. Bayangkan sebuah perusahaan, LossCo, yang tidak mengalami keuntungan selama beberapa tahun. Setiap tahun kerugian berada di neraca di kepingan ekuitas sebagai “negative retained earnings“. Jika di beberapa tahun sebelumnya perusahaan ini selalu mengalami kerugian, kemudian kemudian kembali mendapat keuntungan, maka penganalisaan dengan memakai metode ROE sanggup menjadikan kesalah pahaman dalam penafsirannya. Karena pembagi yang ada dalam rumus ROE menjadi sangat kecil sehabis bertahun-tahun mengalami kerugian, yang menghasilkan tingginya persentase ROE yang dihasilkan.


Kelebihan Hutang


Kedua yaitu kelebihan hutang. Jika sebuah perusahaan melaksanakan peminjaman dengan cara bergairah dan jumlah yang cukup besar, sanggup meningkatkan ROE lantaran ekuitas sama dengan aset dikurangi dengan hutang. Semakin banyak perusahaan mempunyai hutang, semakin rendah nilai ekuitas sanggup jatuh. Skenario umum yang sanggup mengakibatkan duduk kasus ini terjadi dikala sebuah perusahaan meminjam utang dalam jumlah besar untuk membeli kembali saham sendiri. Hal ini sanggup meningkatkan penghasilan per saham (EPS), namun tidak memengaruhi tingkat pertumbuhan tersebut ataupun kinerja aktualnya. Baca panduan lengkap perihal utang piutang


Laba Bersih Negatif


Terakhir, ada keuntungan higienis negatif dan ekuitas pemegang saham negatif yang sanggup mengakibatkan tingginya nilai ROE. Namun, kalau perusahaan mempunyai kerugian higienis atau ekuitas pemegang saham negatif, ROE dihentikan dihitung. Jika ekuitas pemegang saham berada pada posisi negatif, duduk kasus yang paling umum yaitu hutang yang berlebihan atau profitabilitas yang tidak konsisten. Namun, ada pengecualian hukum untuk perusahaan yang menguntungkan dan telah memakai arus kas untuk membeli kembali saham mereka sendiri.


Bagi banyak perusahaan, ini yaitu alternatif untuk membayar dividen dan hasilnya sanggup mengurangi ekuitas (buybacks yang dikurangi dari ekuitas) cukup untuk mengubah perhitungan negatif. Dalam semua kasus, tingkat ROE negatif atau sangat tinggi harus dianggap sebagai indikator atau berupa peringatan yang patut diperhitungkan. Dalam masalah yang jarang terjadi, rasio ROE negatif sanggup disebabkan oleh arus kas yang didukung acara pembelian kembali saham dan administrasi yang sangat baik, tetapi ini yaitu hasil yang kurang mungkin. Dalam hal apapun, sebuah perusahaan dengan ROE negatif tidak sanggup dievaluasi terhadap saham lain dengan rasio ROE positif.


Contoh Return on Equity (ROE)


Sebuah perusahaan XZY mempunyai pendapatan tahunan sebesar 1.800.000.000 dan nilai rata-rata ekuitas shareholdernya yaitu 12.000.000.000. Maka perhitungan ROE perusahaan EXY yaitu sebagai berikut 


 


ROE =  (1.800.000.000 : 12.000.000.000)


        = 0,15 x 100 = 15% 


Perusahaan XYZ mempunyai nilai ROE sebesar 15% per tahunnya.


ROE vs ROIC (return on invested capital)


Kamu mungkin sudah tidak abnormal lagi kata ekuitas  √ Return on Equity (ROE): Definisi dan FungsinyaBerbeda dengan ROE yang hanya menghitung besaran dari rasio pendapatan perusahaan dan nilai rata ekuitas shareholdernya. ROIC melaksanakan analisa terhadap investasi secara lebih mendalam.


ROIC tidak hanya menghitung dua indikator menyerupai ROE. ROIC menghitung berapa uang dari deviden yang dihasilkan perusahaan berdasarkan semua sumber modal yang ada, baik berupa ekuitas dari shareholder maupun hutang yang ada. ROIC bertugas menganalisa sebarapa cantik performa perusahaan dalam mengelola modal yang dipunya dalam menghasilkan keuntungan.


Kelemahan Return on Equity (ROE) 


Kelemahan ROE terletak pada sulitnya menginterpretasi hasil yang diperoleh dari metode ini. Angka positif yang tinggi tidak menjadikan jaminan bahwa perusahaan tersebut mempunyai performa yang bagus, sanggup jadi perusahaan tersebut mempunyai hutang berlebih, kerugian ditahun sebelumnya, dan juga pendapatan keuntungan yang tidak konsisten. Belum lagi angka ROE sanggup di modifikasi menyerupai pembelian saham kembali dengan memakai hutang.


 


Bagaimana berdasarkan kalian sehabis membaca artikel perihal ROE ini? Apakah masih mempunyai manfaat yang cukup besar pada penerapannya? Meskipun ROE mempunyai kelemahan dalam penerapannya, tetapi penggunaan ROE juga berkhasiat sebagai indikator awal yang sanggup memperlihatkan citra perihal perusahaan tersebut dilihat dari pendapatan tahunan yang didapat dan nilai rata-rata ekuitas shareholdernya.


Kamu mungkin sudah tidak abnormal lagi kata ekuitas  √ Return on Equity (ROE): Definisi dan FungsinyaNah, bagi kau yang masih mengalami kesulitan dalam mengelola perusahaan, ada aplikasi dari jojonomic yang sanggup menolong kau dalam mengatasi duduk kasus ini. JojoExpense dengan fitur-fitur yang modern dan otomatis mengelola keungan perusahaan kau menjadi sangat mudah. Menghemat waktu dan kertas lantaran dengan sistem otomatis dan digital yang ada, meningkatkan produktivitas kamu, sistem verifikasi digital yang sanggup mengurangi fraud atau penipuan, dan sanggup kau pantau dari mana saja. 










Sumber aciknadzirah.blogspot.com