Monday, January 9, 2017

√ Mengenal Penyakit Tuberculosis (Tbc)

MENGENAL PENYAKIT TUBERCULOSIS (TBC)

A.      PENGERTIAN
Tuberkulosis paru yaitu suatu penyakit radang parenkim paru yang disebabkan oleh abuh kuman Mycobacterium tuberculosa. Tuberkulosisparu terjadi sekitar 80% dari keseluruhan kejadian penyakit tuberkulosis, sedangkan 20% selebihnya merupakan tuberkulosis ekstrapulmonal (Darmanto,2012).

B.      PENYEBAB
Mycobacterium tuberculosa merupakan basil basil tahan asam yang mempunyai lebar 0,3 – 0,6 mm dan panjang 1 – 4 mm. Bakteri tuberkulosis bersifat aerob obligat dan tidak berkapsul,berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak berspora. Dinding M. tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi (60%). Penyusun utama dinding sel M. tuberculosa ialah asam mikolat, lilin kompleks (complex-waxes), trehalosa dimikolat yang disebut cord factor, dan mycobacterial sulfolipids yang berperan dalam virulensi (PDPI, 2006).

C.      TANDA DAN GEJALA
Gejala klinik tuberkulosis sanggup dibagi menjadigolongan, yaitu tanda-tanda klinis dan tanda-tanda umum, yaitu:
1.       Gejala Klinik
a.       Batuk
b.      Batuk darah
c.       Nyeri dada
d.      Wheezing (mengi)
e.      Dispnea (kesulitan bernafas)
f.        Ronchi (suara menyerupai gemuruh air di paru)
2.       Gejala Umum
a.       Demam
b.      Menggigil
c.       Keringat malam
d.      Anoreksia (tidak nafsu makan)

D.      PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Diagnosis tuberkulosis sanggup ditegakkan menurut anamnesis (history taking), investigasi fisis/jasmani, investigasi bakteriologi, radiologi dan investigasi penunjang lainnya. Diagnosis niscaya akan ditegakkan apabila pada investigasi bakteriologik ditemukan Mycobacterium tuberkulosis di dalam dahak atau jaringan. Karena perjuangan untuk menemukan basil TB tidak selalumudah, maka diupayakan cara untuk menemukan bahwa terdapat basil TB di dalam badan melalui investigasi serologi (Darmanto, 2012).

E.       PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan TB yaitu memakai multidrug regimen. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya resistensi basil TB terhadap obat. Regimen obat yang dipakai terdiri dari dua golongan besar, yaitu obat utama (lini 1) dan obat pemanis (lini 2). Yang termasuk obat anti-tuberkulosis lini pertama yaitu isoniazid (INH), etambutol (E), streptomisin (S), pirazinamid (Z), rifampisin (R), dan tioasetazon (T), sedangkan yang termasuk obat lini kedua yaitu etionamide, sikloserin, PAS, amikasin, kapreomisin, siprofloksasin, ofloksasin, klofamizin, dan rifabutin.
Terdapat dua alternatif pengobatan pada TB paru, yaitu pengobatan jangka panjang dan pengobatan jangka pendek. Pengobatan jangka panjang memakai isoniazid etambutol, streptomisin, dan pirazinamid dalam jangka waktu 24 bulan atau dua tahun sedangkan pengobatan jangka pendek memakai rimfapisin, ioniazod, dan pirazinamid dalam jangka waktu minimal 6 bulan. Dosis yang dianjurkan oleh International Union Against Tuberculosis yaitu takaran tunjangan setiap hari dan takaran tunjangan intermitten (PDPI, 2006).


DAFTAR PUSTAKA
Darmanto. (Ed.). 2012. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2006. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Available from: http://www.klikpdpi.com/konsesus/tb/tb.html

Soemantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan. Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta. Salemba Merdeka.

Sumber http://macrofag.blogspot.com