Contoh Paragraf Analogi, Ciri, & Definisinya – Paragraf analogi ialah paragraf yang membandingkan mengenai suatu hal dengan hal lainnya yang bertujuan untuk mencari kesimpulan dari perbandingan tersebut. Paragraf analogi mempunyai beberapa ciri sebagai berikut :
a. Dalam paragraf terdapat dua hal atau lebih sebagai obyek perbandingan secara bergiliran. Obyek yang dijadikan perbandingan tersebut sanggup berupa proses, kejadian, dan kondisi tertentu. Dua hal yang dibandingkan tersebut biasanya ialah sesuatu yang hampir sama kedudukannya (berimbang).
b. Terdapat kesimpulan dari dua hal yang dibandingkan tadi yang terletak di final paragraf. Karenanya paragraf analogi juga merupakan jenis paragraf induktif yang mempunyai gagasan utama di final paragraf.
Contoh Paragraf Analogi :
Contoh 1:
Berbudiya ikan air tawar khususnya udang jenis windu sama halnya menyerupai merawat anak sendiri. Diperlukan adanya perhatian yang lebih dalam perjuangan pembesaran hewan air yang satu ini. Setiap hari harus diberi makan yang cukup sebanyak tiga kali sehari. Makanannya pun berupa pakan organik yang tidak murah harganya. Selain itu juga kebersihan air perlu di jaga, alasannya ialah udang ialah hewan air yang rentan terhadap penyakit. Dalam pemeliharaannya juga memerlukan sarana yang tidak murah. Diantaranya ialah sarana mesin pompa penyedot air yang dipakai untuk mengisi air pada tambak dan kincir yang berfungsi sebagai penambah oksigen di dalam air. Maka dari itu perjuangan pembesaran udang memerlukan biaya produksi yang cukup besar disamping membutuhkan ketelitian dan perhatian lebih. Oleh kesudahannya tak berlebihan kalau dikatakan bahwa menjalani perjuangan pembesaran udang tak ubahnya menyerupai membesarkan anak sendiri.
Penjelasan :
Paragraf analogi di atas menganalogikan perihal menjalani perjuangan pembesaran udang windu dengan membesarkan anak sendiri.
Contoh 2:
Menjadi seorang jurnalis informasi berilmu balig cukup akal ini tak ubahnya menyerupai seekor burung yang berada di dalam sangkar. Bebas berkicau namun tak bebas terbang. Meski bebas menuliskan apapun dan teguh menjunjung idealisme jurnalistik, akan tetapi semua itu seakan luntur dihadapan keangkuhan korporasi media. Tidak sanggup dipungkiri bahwa perusahaan media sama menyerupai perusahaan lainnya yang berorientasi kepada profit. Karena perusahaan media juga merupakan sebuah forum ekonomi. Jika memahami akan adanya fakta tersebut, mungkin saja sanggup dimaklumi kondisi jurnalis ketika ini. Seorang jurnalis juga sama halnya menyerupai karyawan di perusahaan pada umumnya. Mereka harus tunduk dan patuh terhadap segala intruksi dari atasan mereka. Berita yang semula berimbang dan sesuai dengan fakta yang ada dengan gampang dipelintir dan diubahsuaikan dengan seruan para pemilik modal. Pena dan tinta seolah tak lagi mau berdasarkan terhadap tuannya. Oleh karenya menjadi jurnalis ketika ini sangat sulit memegang teguh idealisme dan bersikap profesionalisme.
Penjelasan :
Paragraf analogi di atas menjelaskan perihal citra kondisi jurnalis informasi ketika ini yag dianalogikan menyerupai seekor burung yang berada di dalam sangkar.
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">
Contoh 3:
Mencari seseorang yang mempunyai kepribadian yang jujur dan sanggup sekarang sangat sulit untuk ditemukan. Mencarinya kolam mencoba menemukan jarum dalam tumpukan jerami. Banyak perusahaan atau forum profit lainnya yang melaksanakan seleksi untuk mendapatkan karyawan yang ideal. Jika hanya ingin mendapatkan pekerja yang berijazah sarjana dan berpendidikan tinggi tentu tak sulit untuk dilakukan. Banyak sarjana lulusan perguruan tinggi yang siap ditempatkan sebagai pekerja dalam posisi apapun. Akan tetapi sangat sedikit sekali yang mempunyai kepribadian jujur dan sanggup mendapatkan amanah yang bersama-sama kedua hal ini tak kalah pentingya dibandingkan dengan sederet gelar akademik dan lainnya.
Penjelasan :
Pada paragraf di atas menjelaskan perihal citra mencari seseorang yang berkepribadian jujur dan sanggup mendapatkan amanah menyerupai mencari jarum dalam tumpukan jerami.
Contoh 4 :
Berbuat kebaikan dalam bentuk apapun kepada siapapun tak ubahnya menyerupai menanam investasi untuk diri sendiri. Karena sejatinya segala sesuatu yang kita lakukan kepada orang lain sekecil apapun itu akan kembali kepada diri kita sendiri. Jika kita pernah berbuat tidak baik kepada orang lain, maka suatu ketika nanti kita jugalah yang akan mencicipi akhir dari perbuatan kita. Demikian pula sebaliknya, kebaikan sekecil apapun juga yang kita lakukan tentu akan berbuah cantik kepada diri kita sendiri. Bahkan sanggup jadi kebaikan yang kita tanam tersebut akan kembali kepada kita dengan jumlah yang lebih banyak lagi. Tuhan sendiri telah menjanjikan kepada hamba Nya akan melipatgandakan kebaikan yang kita perbuat. Sebanyak sepuluh kali kebaikan yang akan kembali kepada kita, Inilah investasi kehidupan. Maka tak salah kalau berbuat baik sebanyak-banyaknya kepada orang lain ialah investasi sebesar-besarnya bagi kehidupan kita.
Contoh 5:
Membesarkan dan mendidik seorang anak sama menyerupai membuatkan aset berharga yang kita miliki. Sejatinya bawah umur yang kita miliki ialah aset berharga yang tak ternilai harganya untuk para orang tua. Betapa banyak pasangan suami istri yang telah usang menikah akan tetapi belum dikarunia satu anak pun. Begitu penuh harapnya mereka untuk sanggup mempunyai keturunan. Karena memang bersama-sama bawah umur kita ialah aset yang tak ternilai harganya. Jika tidak mempunyai anak, tentu sama halnya dengan tak mempunyai aset. Bahkan kalau kaya raya sekalipun seakan harta benda tak bernilai tanpa hadirnya seorang anak. Dalam agama juga dijelaskan bahwa salah satu amalan yang tak terputus untuk insan ialah doa dari seorang anak yang sholeh kepada orang tuanya. Itulah mengapa menjadi penting bagi para orang renta untuk mendidik anaknya menjadi anak yang sholeh. Anak yang sanggup mendoakan orang tuanya dengan kesholehan yang dimilikinya. Tak berlebihan rasanya kalau berupaya keras untuk mendidik anak ialah sama halnya dengan membuatkan aset berharga yang kita miliki.
Baca Juga:
- Contoh Paragraf Generalisasi & Definisinya
- Definisi, Jenis, & Contoh Kalimat Klausa
- Pengertian, Syarat, dan Ciri Kalimat Efektif
Sumber https://ruangseni.com