Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia, isu atau kabar ialah kisah atau keterangan mengenai insiden atau insiden yang hangat. Selain itu, isu juga dimaknai sebagai laporan, pemberitahuan atau pengumuman. Denagn kata lain isu diartikan sebagai informasi mengenai insiden atau insiden yang gres saja terjadi. Berita umumnya disuguhkan melalui aneka macam macam media menyerupai dari lisan ke mulut, media cetak, media penyiaran, internet atau melalui kesaksian seseorang yang mengalami atau melihat insiden atau insiden itu. Beberapa topik atau tema yang biasanya diliput oleh media dan menjadi isu bagi masyarakat di antaranya ialah perang, pemerintahan, politik, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, ekonomi, bisnis, gaya hidup, hiburan, dan olahraga.
Namun perlu dipahami bahwa tidak semua insiden atau insiden sanggup disebut dengan berita. Suatu insiden atau insiden layak disebut sebagai isu apabila mengandung nilai berita. Nilai isu ialah semacam contoh atau kriteria yang dipegang oleh wartawan atau jurnalis untuk tetapkan apakah suatu insiden atau insiden layak disebut sebagai isu atau tidak. Kriteria yang dimaksud ialah dampak (jumlah orang yang terdampak berita), kedekatan (jarak khalayak dengan insiden atau peristiwa), ketepatan waktu (kejadian atau insiden gres saja terjadi), menonjol (kejadian atau insiden terkait dengan tokoh terkenal), kebaruan (kejadian atau insiden yang tidak biasa), konflik (kejadian atau insiden konflik menyerupai perang dan lain-lain), relevansi (kejadian atau insiden mengakibatkan imbas tertentu kepada masyarakat), kegunaan (manfaat informasi bagi masyarakat), dan human interest (kejadian atau insiden terkait dengan seseorang yang melaksanakan hal-hal yang luar biasa).
Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas secara singkat perihal teks isu terkait dengan pengertian, unsur, struktur, serta kaidahnya.
Pengertian
Teks isu merupakan teks yang berisi isu perihal segala yang terjadi di dunia yang ditulis di media cetak, disiarkan di radio, ditayangkan di televusu, atau diunggah di situs. Berita harus berisi fakta namun tidak semua fakta sanggup dijadikan berita, Agar sebuah fakta sanggup dijadikan isu maka fakta tersebut harus mengandung nilai berita. Dengan kata lain, fakta yang disajikan menjadi isu ialah fakta yang baru, penting, dan bermakna yang kuat pada para pendengar atau pembacanya serta relevan dan layak dikonsumsi oleh mereka yang biasanya dijadikan berita.
Penyusunan teks isu tidak sanggup dilakukan sembarangan melainkan harus memenuhi beberapa syarat dan ketentuan sebagai berikut.
- Obyektif, dalam arti isu yang disajikan harus ditulis sesuai dengan fakta dan bukan rekaan.
- Seimbang, dalam arti menggali informasi dari semua narasumber yang berkaitan dengan isi berita.
- Aktual, dalam arti isu yang ditulis atau disiarkan merupakan kejaidan atau insiden yang masih gres atau hangat.
- Lengkap, dalam arti isu yang disajikan kepada masyarakat harus meliputi semua unsur-unsur berita.
- Cermat, dalam arti isu yang disajikan harus ditulis dengan benar, teliti, dan sanggup dipertangggungjawabkan.
Dengan kata lain, isu yang disajikan harus mengandung beberapa unsur dan disusun menurut struktur dan kaidah tertentu. Untuk mengetahui unsur, struktur, dan kaidah teks berita, ada baiknya kita cermati terlebih dahulu contoh teks isu berikut berjudul Digagas, Beasiswa Afirmasi untuk Dosen yang dikutip dari Kompas, 8 Mei 2018.
Digagas, Beasiswa Afirmasi untuk Dosen |
---|
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berharap diadakan afirmasi untuk para dosen dalam rangka melanjutkan kuliah ke jenjang S-2 dan S-3. Gagasan ini sejalan dengan upaya peningkatan pendidikan tinggi. “Saat ini terdapat 31.000 dosen PT (perguruan tinggi) yang tingkat pendidikannya S-1,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti dalam diskusi “Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan”, di Jakarta, Senin (7/5/2018). Dari jumlah itu, lanjut Ghufron, 4.500 orang merupakan dosen perguruan tinggi baru, yaitu perguruan tinggi swasta (PTS) yang beralih status menjadi negeri. Sisanya ialah dosen di PTS. Ada pula dosen senior di Perguruan Tinggi Negeri walaupun jumlahnya sedikit. “Umumnya mereka mempunyai terusan terbatas untuk melanjutkan pendidikan. Apabila harus bersaing bebas dengan akseptor lain untuk memperebutkan beasiswa dari pemerintah, mereka niscaya kalah,” ujar Ghufron. Misalnya, syarat beasiswa ialah punya skor kemampuan berbahasa Inggris ataupun mengikuti TOEFL (test of English as foreign language). Dengan demikian, harus ada afirmasi terhadap mereka. “Apabila diberi afirmasi, pemerintah bisa mensyaratkan para dosen menimba ilmu di PT yang bermutu atau minimal lebih baik daripada PT daerah ia berasal,” kata Ghufron. Hal itu dilakukan Universitas Gadjah Mada. Rektor UGM Panut Mulyono menjabarkan, dosen-dosen berstatus S-1 dialihkan menjadi pegawai non-akademis apabila tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Sementara planning taktik UGM hingga 2022 ialah menargetkan semua dosen meraih gelar S-3. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, menambah jumlah dana beasiswa tidak akan efektif apabila pengelolaan tidak akurat dan transparan. Selain itu, butuh upaya lebih dari sekedar menyekolahkan dosen untuk mencapai level pendidikan yang maju. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Soemantri Brodjonegoro mengusulkan moratorium pendirian PT. “Lebih baik energi dan dana difokuskan untuk menyebarkan PT yang ada,” ucapnya. |
Itulah contoh teks isu pendidikan yang dikutip dari surat kabar. Contoh-contoh teks isu lainnya yang sanggup dikaji ialah contoh teks isu singkat, contoh teks isu di koran, contoh teks isu duka, contoh teks isu ekonomi, contoh teks isu bola, contoh teks isu perihal sekolah, dan contoh teks isu seni budaya.
Unsur
Teks isu umumnya mengandung beberapa unsur isu berupa pertanyaan-pertanyaan menyerupai apa (what), siapa (who), di mana (where), kapan (when), mengapa (why), dan bagaimana (how). Keenam unsur isu itu dikenal dengan rumus 5W+1H. Dari contoh teks isu di atas, unsur-unsur isu ialah sebagai berikut.
- Apa atau what merupakan unsur isu yang mengacu pada apa insiden atau insiden yang terjadi. Dari contoh teks isu di atas, yang merupakan unsur apa atau what ialah : Diskusi “Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan”.
- Siapa atau who ialah unsur isu yang mengacu pada siapa yang mengalami insiden atau insiden itu. Dari contoh teks isu di atas, yang merupakan unsur siapa atau who ialah : Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti.
- Di mana atau where ialah unsur isu yang mengacu pada daerah terjadinya insiden atau kejadian. Dari contoh teks isu di atas, yang merupakan unsur di mana atau where ialah : Jakarta.
- Kapan atau when ialah unsur isu yang mengacu pada waktu terjadinya insiden atau kejadian. Dari contoh teks isu di atas, yang merupakan unsur kapan atau when ialah : Senin (7/5/2018).
- Mengapa atau why ialah unsur isu yang mengacu pada alasan insiden atau insiden itu terjadi. Dari contoh teks isu di atas, yang merupakan unsur isu mengapa atau why ialah : “Saat ini terdapat 31.000 dosen PT (perguruan tinggi) yang tingkat pendidikannya S-1 …. Dari jumlah itu … 4.500 orang merupakan dosen perguruan tinggi baru, yaitu perguruan tinggi swasta (PTS) yang beralih status menjadi negeri. Sisanya ialah dosen di PTS. Ada pula dosen senior di Perguruan Tinggi Negeri walaupun jumlahnya sedikit … Umumnya mereka mempunyai terusan terbatas untuk melanjutkan pendidikan. Apabila harus bersaing bebas dengan akseptor lain untuk memperebutkan beasiswa dari pemerintah, mereka niscaya kalah … “
- Bagaimana atau how ialah unsur isu yang mengacu pada proses terjadinya insiden atau kejadian. Dari contoh teks isu di atas, yang merupakan unsur isu bagaimana atau how ialah sebagai berikut. “Misalnya, syarat beasiswa ialah punya skor kemampuan berbahasa Inggris ataupun mengikuti TOEFL (test of English as foreign language). Dengan demikian, harus ada afirmasi terhadap mereka … Apabila diberi afirmasi, pemerintah bisa mensyaratkan para dosen menimba ilmu di PT yang bermutu atau minimal lebih baik daripada PT daerah ia berasal … Hal itu dilakukan Universitas Gadjah Mada. Rektor UGM Panut Mulyono menjabarkan, dosen-dosen berstatus S-1 dialihkan menjadi pegawai non-akademis apabila tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Sementara planning taktik UGM hingga 2022 ialah menargetkan semua dosen meraih gelar S-3 … Apabila diberi afirmasi, pemerintah bisa mensyaratkan para dosen menimba ilmu di PT yang bermutu atau minimal lebih baik daripada PT daerah ia berasal,”
Struktur
Sebagaimana halnya teks diskusi, teks ulasan atau teks mekanisme dalam bahasa Indonesia, teks isu juga disusun dengan mengacu pada struktur tertentu menyerupai orientasi berita, peristiwa, dan sumber berita. Dalam bidang jurnalistik, struktur teks isu mengacu pada bagian-bagian isu yang terdiri dari teras isu dan badan berita.
- Orientasi isu merupakan pembuka perihal hal yang akan diberitakan. Dalam jurnalistik, orientasi mengacu pada teras isu atau lead berita. Biasanya, teras isu ditulis secara singkat, padat, dan terang serta mengandung unsur-unsur berita.
- Peristiwa merupakan tahap inti dari berita. Pada tahap ini, isu dinarasikan sedemikian rupa hingga tersaji beberapa fakta yang dimunculkan kemudian. Dalam jurnalistik, insiden mengacu pada badan berita. Biasanya, badan isu ditulis dengan memakai gaya dan teknik penulisan isu tertentu menyerupai piramida terbalik, naratif, focus style, dan hourglass style.
- Sumber isu berisi tumpuan dari narasumber dalam berita. Sumber isu sanggup berada di selesai isu maupun di dalam isu itu sendiri.
Kaidah
Teks isu dibuat oleh kata dan sejumlah kalimat yang mempunyai kaidah atau hukum tersendiri. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017), kaidah yang dimaksud ialah sebagai berikut.
- Menggunakan bahasa baku dan terkenal semoga gampang dipahami oleh pembaca dari aneka macam kalangan. Umumnya, bahasa baku banyak dipakai oleh media-media nasional.
- Menggunakan kalimat pribadi sebagai variasi dari kalimat tidak langsungnya. Dalam teks berita, kalimat pribadi merupakan pernyataan yang disampaikan oleh narasumber dan ditandai oleh dua tanda petik ganda.
- Menggunakan konjungsi bahwa yang berfungsi menunjukan kata yang diikutinya. Hal ini terkait dengan pengubahan bentuk kalimat pribadi menjadi kalimat tidak langsung.
- Menggunakan jenis-jenis kata kerja yang terkait dengan kagiatan dari hasil pemikiran. Kata-kata yang dimaksud antara lain memikirkan, membayangkan, berasumsi, berpraduga, berkesimpulan dan beranalogi.
- Menggunakan jenis-jenis kata keterangan menyerupai keterangan waktu dan daerah sebagai konsekuensi dari perlunya kelengkapan suatu isu yang meliputi unsur kapan dan di mana.
- Menggunakan jenis-jenis konjungsi temporal menyerupai kemudian, sejak, setelah, awalnya, akhirnya. Hal ini terkait dengan pola penyajian isu yang umumnya mengikuti pola kronologis (urutan waktu).
Demikianlah ulasan singkat perihal teks isu dalam bahasa Indonesia terkait dengan pengertian, unsur, struktur, dan kaidahnya. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
Sumber https://dosenbahasa.com