Thursday, May 17, 2018

√ Pengertian Dan Tumpuan Perubahan Makna Generalisasi

Pengertian dan Contoh Perubahan Makna Generalisasi – Makna kata dalam berbahasa Indonesia tidak selalu mempunyai makna yang tetap. Beberapa kata diantaranya mengalami pergeseran atau perubahan makna dari makna semula menjadi makna lainnya. Banyak faktor yang melatarbelakangi adanya perubahan atau pergeseran makna pada kata. Misalnya saja faktor kebetulan, faktor perkembangan zaman, faktor tabu, dan faktor polysemy. Pergeseran makna menurut bentuknya juga sanggup dibedakan ke dalam beberapa macam, salah satunya yakni perubahan makna generalisasi atau ekspansi makna. Perubahan makna generalisasi ialah pergeseran makna pada kata yang menyebabkan makna kata tersebut menjadi lebih luas dari sebelumnya.


Contoh :


1. Berlayar


Makna kata “berlayar” kini dimaknai sebagai kegiatan melaut dengan memakai kapal bahari yang secara umum tak mempunyai layar. Namun kata “berlayar” sebelum mengalami ekspansi makna yakni sebuah kegiatan melaut yang memakai kapal degan layar sebagai tenaga pendorongnya.


Contoh kalimat :


– Ayahku pergi berlayar untuk menangkap ikan.


Penjelasan :


Makna kata “berlayar” dalam kalimat di atas yakni pergi ke bahari dengan memakai kapal dengan layar. Artinya kata “berlayar” dalam kalimat di atas yakni kata sebelum mengalami ekspansi makna.


– Kakak berencana akan berlayar dengan menaiki kapal feri besok pagi menuju kota Jakarta.


Penjelasan :


Pada kata “berlayar” dalam kalimat telah mengalami ekspansi makna. Meskipun kapal feri tak mempunyai layar, akan tetapi semua kegiatan yang bekerjasama dengan pergi melaut atau menyebrang lautan kini disebut dengan berlayar.


2. Papan


Kata “papan” dahulu hanyalah sebuah materi setengah jadi yang merupakan materi dasar bangunan dari kepingan pohon. Setelah mengalami ekspansi makna, kata “papan” kini dimaknai sebagai harta benda yang berharga.


Contoh dalam kalimat :


– Tebanglah beberapa pohon besar untuk dijadikan papan sebagai materi dasar rumah kayu kita. (kata “papan” sebelum mengalami pergeseran makna)

– Di zaman kini ini kepemilikan akan papan yang anggun seolah menjadi sebuah simbol kesuksesan seseorang. (kata “papan” sehabis mengalami ekspansi makna menjadi harta berharga)


3. Jurusan


Kata “jurusan” dahulu mempunyai makna suatu lajur trayek sebuah angkutan umum. Saat ini jurusan dimaknai sebagai sebuah wadah konsentrasi keilmuan tertentu yang berada dalam lingku universitas.


Contoh kalimat :


– Para supir angkutan kota jurusan rajabasa-tanjung karang melaksanakan agresi unjuk rasa menuntut kenaikan tarif layak. (makna kata “jurusan” sebelum mengalami ekspansi makna)

– Syarif ingin sekali berkuliah di Universitas Lampung Jurusan Pendidikan Matematika. (makna kata “jurusan” sehabis mengalami ekspansi makna)




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


4. Saudara


Kata “saudara” dahulu hanya sebutan bagi keluarga dan kerabat saja. Namun sehabis mengalami ekspansi makna, kata “saudara” kini menjadi kata sapaan kepada siapa saja.


Contoh dalam kalimat :


– Doni yakni saudaraku dari kampung, ia yakni anak dari pamanku. (kata “saudara” sebelum mengalami ekspansi makna)

– Silahkan kalau berkenan saudara boleh mengunjungi kediaman saya! (kata “saudara” sehabis mengalami ekspansi makna)


5. Puteri


Kata “puteri” dahulu dimaknai sebagai anak wanita dari seorang raja atau sultan. Saat ini kata “puteri” sanggup saja disematkan kepada semua anak wanita bukan hanya anak dari seorang raja.


– Setelah Putri Elsa beranjak dewasa, ia dinobatkan menjadi seorang ratu. (makna kata “putri” sebelum mengalami ekspansi makna)

– Maaf, apa yang berbicara di podium itu yakni putri anda? (makna kata “putri” setelag mengalami ekspansi makna)


6. Benih


Kata “benih” dahulu hanya dimaknai sebagai bibit dari materi dasar pertanian ataupun perikanan. Saat ini selain masih dimaknai dengan makna sebelumnya, ekspansi makna kata “benih” juga sanggup berarti sumber atau pangkal dari segala hal.


Contoh :


– Benih jagung ini yakni yang terbaik di pasaran. (makna kata “benih” sebelum mengalami ekspansi makna)

– Orang itu yang telah membuatkan benih kebencian kepada kita semua. (makna kata “benih” sehabis mengalami ekspansi makna)


7. Anak


Kata “anak” dimaknakan sebagai keturunan sedarah dari generasi sebelumnya. Setelah mengalami perubahan makna, kata “anak” sanggup dimaknai tak hanya dari keturunan sedarah saja. contohnya saja pada proses pengangkatan anak atau pengadopsian anak. Tentu hal tersebut tidak salah bila anak angkat juga disebut sebagai “anak.” Dalam kasus lainnya juga terdapat sebutan anak kunci, anak panah, dan seterusnya. secara biologis tentu mustahil panah mempunyai anak bila dimaknakan dengan makna kata sebelum mengalami ekspansi makna.


Contoh kalimat :


– Haris yakni anak laki-lakiku satu-satunya. (makna kata “anak” sebelum mengalami ekspansi makna)

– Anak panah yang melesat itu seketika menancap di bahunya. (makna kata “anak” sehabis mengalami ekspansi makna)


8. Ayahanda dan Ibunda


Kata “ayahanda” dan “ibunda” dimaknai sebagai orang renta yang mengasuh dan membesarkan semenjak kecil. Kedua kata tersebut kini meluas maknanya menjadi siapa saja yang dihormati, disegani, atau dituakan maka boleh saja dipanggil dengan sapaah “ayahanda” dan “ibunda.”


Contoh kalimat :


– Ayahanda dan Ibunda yang kucintai, maafkan anakmu ini belum sanggup berbakti dan membahagiakan kalian. (makna kata “ayahanda” dan “ibunda” sebelum mengalami ekspansi makna)

– Kepada ayahanda Zulkifli selaku ketua dewan pembina Kesatuan Pengusaha Muslim Lampung, saya persilahkan untuk memasuki ruangan yang telah disediakan. (makna kata “ayahanda” sehabis mengalami ekspansi makna)


Sumber :

http://www.kelasindonesia.com/2015/03/penjelasan-dan-contoh-perubahan-makna-kata-lengkap.html


Baca Juga:


Contoh Teks Pidato Perpisahan Kelas 12 SMA

Pidato Tentang Kebersihan Lingkungan Sekolah

Pengertian Esai, Cara Menyusun, dan Contoh Terbaru



Sumber https://ruangseni.com