Monday, April 9, 2018

√ Dasar Menjadi Guru Yang Baik

Setiap orang tentunya ingin menjadi seseorang yang baik bagi dirinya sendiri dan juga orang lain. Menjadi seseorang yang dianggap baik, sanggup berarti ia harus berpikir baik terhadap dirinya sendiri dan juga berpikir baik terhadap orang lain. Angapan “baik” mempunyai arti yang subjektif dengan menurut nilai-nilai yang berlaku dilingkungannya (moral). Ada beberapa hal yang sanggup kita jadikan dasar untuk menjadi guru yang baik :

 bagi dirinya sendiri dan juga orang lain √ Dasar menjadi guru yang baik
Pemberi Cahaya

Good Teacher, Always Thinking Good

Sebelum seorang guru dianggap baik, ia mesti berpikir yang baik (positif) terhadap dirinya sendiri. Jika ia beranggapan bahwa ia yaitu guru yang buruk, maka sedikit banyak ia akan melaksanakan kesalahan dan hal-hal jelek sehingga orang lain pun akan berpikir tidak jauh beda darinya. Pikiran seseorang akan sangat kuat terhadap tindakannya. Bila ia berpikir positif, tindakannya akan bermetamorfosis hal-hal postif. Sebaliknya ia berpikir negatif, apa yang akan dilakukannya mengandung hal-hal yang buruk. Dengan berpikir positif akan membawa tindakan yang bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sekitar.

Guru yang beranggapan negatif terhadap diri dan lingkungannya akan mengakibatkan dirinya dan lingkungannya menjadi musuh. Tak ada seseorang yang peduli kepada musuhnya. Semakin lemah dan kalah musuhnya yaitu kepuasan yang tidak menyenangkan dipihak lawannya.

Guru yang beranggapan positif terhadap diri dan lingkungannya akan mengakibatkan ia sebagai kawan yang baik, yang sanggup membantu diri dan lingkungannya untuk maju kedepan dan menjadi lebih baik.

Good Teacher, Putting Where the Place It Is

Cara yang sederhana namun kadang kita lupa. Praktis tapi susah untuk terbiasa. “Meletakkan pada Tempatnya” dengan kata lain sanggup menjadi “memposisikan sebagaimana seharusnya” yaitu cara seseorang untuk mengenal atau membedakan posisi yang sesuai menurut kelas/kelompoknya. Diibaratkan kita meletakkan kumpulan sesuatu jenis barang ke dalam lemari pendingin (kulkas). Kelompok sayur-sayuran diletakkan pada posisi/tempat yang berbeda dengan lauk-pauk dan minuman atau buah-buahan. Sangat rapi dipandang dan akan menjadi gampang kalau kita ingin menemukkan barang yang sudah tersusun (terorganisir) dengan baik. Guru yang senatiasa terbiasa meletakkan pada tempatnya menggambarkan ia tahu tata cara dan hukum yang tepat terhadap apa yang dilakukan olehnya. Inilah yang disebut kedisiplinan yang tidak nampak.

Seorang guru yang bijak yaitu guru yang sanggup menempatkan diri dan posisi sesuai keadaan yang ada. Ada dikala guru kuat akan prinsip dan hukum yang berlaku, adapula saatnya guru harus memberikan toleransi yang sesuai kepada murid-muridnya. Kebijaksanaan yang dimiliki guru sangatlah berharga bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya. Kebijaksanaan sanggup lebih gampang dipahami dengan banyak sekali dongeng yang banyak kita temui, salah satunya dongeng Pemilihan Penganti Kepala Desa.

Good Teacher, Always Appreciate

Setiap orang ingin dihargai secara semestinya. Dalam masa perkembangan, anak didik sangat termotivasi untuk meningkatkan berguru mereka apabila perjuangan dan jerih payah mereka dihargai secara semestinya. Guru yang biasa menghargai anak didik mereka akan mendapat peluang yang besar untuk membantu perkembangan diri dalam berguru mereka. Latar belakang, minat, bakat, perjuangan para murid berbeda-beda. Ada yang berusaha kuat, ada perjuangan mereka yang kurang begitu semangat, atau sedikit sekali. Sehingga hasil dari perjuangan mereka pun berbeda-beda. Guru tidak hanya harus memberi penghargaan terhadap murid yang mempunyai prestasi tinggi, tetapi juga guru mesti bijaksana untuk menunjukkan apresiasi atau penghargaan terhadap murid yang walaupun murid tersebut tidak mempunyai prestasi hanya mempunyai perjuangan untuk berkembang.

Pemberian penghargaan terhadap anak didik sanggup berbentuk barang nyata ataupun bukan barang nyata. Dalam bentuk barang sanggup mirip hadiah untuk siswa yang sanggup bermanfaat untuk pengembangan belajarnya.

Sewaktu sekolah dasar dulu, wali kelas yang juga merangkap menjadi guru kelas, disetiap simpulan caturulan, mereka selalu menunjukkan hadiah berupa buku tulis dan pen bagi 3 peringkat tertinggi di kelasnya. Ada pula hadiah jenis yang sama alasannya yaitu prestasi dalam banyak dan seringnya sang murid menabung uang

Walaupun hadiah yang diberikan sang guru tidak begitu mahal (dalam nilai mata uang), akan tetapi ini sangat mahal bagi para muridnya. Guru mengajarkan secara tidak pribadi kepada para murid bagaimana menghargai orang lain walaupun dengan bentuk yang terbatas. Guru tersebut menghargai para murid berprestasi alasannya yaitu mereka juga menciptakan senang hati sang guru.

Dalam bentuk tidak nyata, penghargaan guru sanggup mirip kebanggaan dan sanjungan. Untuk lebih rincinya, sanggup kita bagi penghargaan tidak nyata dalam beberapa jenis:

a. Penghargaan Lisan (Oral Appriciation)

Penghargaan bentuk lisan yaitu penghargaan yang diberikan kepada orang lain dengan ucapan mirip : Terima kasih, Selamat, Semoga Berhasil, Baik, Sangat Baik Sekali, Bagus sekali, sempurna sekali, hebat, benar, betul, dan lain-lain.

b. Penghargaan Gerak (Gesture Appriciation)

Penghargaan bentuk gerak biasanya lebih kearah penggunaan gerakan tangan mirip jempol ke atas yang bermakna apa yang dilakukan mereka itu bagus, hebat, betul. Penghargaan bentuk gerak tidak selalu dilakukan dalam proses pembelajaran di dalam kelas, namun juga sanggup diberikan di luar kelas. Penghargaan tersebut sanggup kita katakan sebagai kebanggaan atau sanjungan yang sesuai dengan apa yang diusahakan oleh murid.

Good Teacher has Low Profile

Low Profile kata yang umum, namun jarang dimengerti. Low profile sanggup kita pahami sebagai seorang yang rendah hati, tawaddu atau sederhana. Seorang guru yang mempunyai low profile ini disenangi tidak hanya oleh para muridnya tetapi orang-orang dilingkungan sekitarnya baik itu mitra se profesi (sesama guru), masyarakat, sahabat, kawan.

Prilaku guru yang sederhana, tertanam dari dalam hatinya, kemudian dirancang dalam pikirannya dan diaktualisasikan dalam prilakunya sehari-hari. Kata sederhana identik dengan tampil apa adanya, bukan seadanya (pas-pasan).

Good Teacher is Good Student

Sebelum ia menjadi guru yang baik, ia harus tahu bagaimana menjadi murid yang baik. Dengan mengenal dunia didiknya (siapa dan bagaimana muridnya) selain dunia ia sebagai pendidik. Jika kita perumpamakan posisi guru dan murid yaitu posisi yang berbeda. Menggunakan cara pandang dari sisi yang berbeda (point of view) dari sisi muridnya, akan mempermudah bagaiman ia menunjukkan pengajaran yang sempurna sesuai dengan psikologi dan fisikologi muridnya.

Memang benar seorang guru dihentikan memandang murid sebelah mata atau membeda-bedakanya. Akan tetapi, sebagai guru kita perlu tau perbedaan disetiap murid kita. Entah itu sisi fisiknya (bentuk, jenis kelamin, warna, paras, dll), sisi kejiwaannya (minat, bakat, potensi, cara berpikir, cara pandang, tingkah laku, kebiasaan, dll) dan sisi kecerasan IQ. Hal ini mempunyai kegunaan biar guru lebih mengenail siapa dan bagaimana anak didik sebenarnya.
Sumber http://menofschool.blogspot.com