Monday, March 5, 2018

Tenaga Eksogen: Pelapukan, Abrasi Dan Sedimentasi

Tenaga eksogen dalam pembahasannya kita akan sangat berkaitan dengan beberapa hal mirip pelapukan, erosi dan hasil sedimentasi. Utuk lebih jelasnya kita akan mebahasnya bersama.


Pelapukan


Pernah dengar kata pepatah bahwa sekeras- kerasnya watu niscaya akan cekung kalau ditetesi air secara terus- menerus. Pepatah tersebut menggambarkan mengenai hati insan yang bisa lunak apabila terus- menerus diisi dengan kebaikan. Namun secara ilmiah hal itu memang benar bahwa watu yang keras memang bisa lunak. Bahkan tidak hanya cekung saja dan terkena air (baca: jenis air), namun watu (baca: batuan beku) yang terlalu usang tergoda usia akibatnya akan lunak bahkan akan hancur. Hal ini memang salah satu potongan dari siklus batuan, yakni batuan akan mengalami sebuah pelapukan. Pelapukan batuan ini terjadi apabila watu telah mempunyai usia yang usang atau tua. Proses pelapukan batuan ini berupa meleburnya batuan dan pada akhirnyaa batuan tersebut menjelma tanah. Mengenai pelapukan batuan ini terjadi dengan beberapa tipe. Tipe- tipe pelapukan ini juga dikenal dengan jenis- jenis pelapukan. Beberapa jenis pelapukan antara lain sebagai berikut:



  1. Pelapukan Fisika


Jenis pelapukan batuan yang pertama yakni pelapukan fisika. Pelapukan fisika juga disebut dengan pelapukan mekanik. Pelapukan fisika atau pelapukan mekanik merupakan pelapukan batuan yang diakibatkan oleh adanya efek faktor fisik yang terjadi pada batuan. Dalam pelapukan fisika, ada beberapa faktor yang sangat kuat dalam proses pelapukan mirip suhu udara (baca: ciri udara yang higienis dan sehat), tekanan udara dan kristalisasi garam. Pelapukan batuan secara fisika banyak ditemukan di wilayah- wilayah yang mempunyai iklim ekstrim (baca: iklim tropis), mirip di kawasan gurun (baca: gurun terluas di dunia), pesisir pantai (baca: manfaat pantai) dan juga daerah- kawasan yang mempunyai topografi yang curam. Banyak sekali rujukan pelapukan- pelapukan fisika di dunia ini. Beberapa rujukan pelapukan fisika antara lain sebagai berikut:



  • Melapuknya batuan di wilayah gurun akhir perubahan iklim yang ekstrim


Salah satu rujukan kejadian pelapukan fisika yakni melapuknya batuan di wilayah gurun pasir. Wilayah gurun pasir sangat banyak terdapat bebatuan, dan bebatuan tersebut pada akibatnya akan mengalami pelapukan. Pelapukan batuan yang terjadi di wilayah gurun ini disebabkan lantaran adanya perubahan cuaca yang ekstrim. Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya cuaca di gurun sangat panas apabila siang hari dan sangat cuek saat malam hari. perbedaan suhu yang sangat mencolok ini disebut dengan suhu ekstrim. Suhu panas yang terjadi di siang hari membuat batuan menjadi memuai, sementara suhu yang sangat cuek saat malam hari membuat batuan menjadi mengkerut. Proses ini terjadi berulang ulang sampai pada akibatnya pun membuat ikatan mineral dalam batuan menjadi melemah dan membuat batuan (baca: batuan sedimen, batuan metamorf) menjadi hancur menjadi beberapa bagian.



  • Kristalisasi air garam di permukaan batuan di pantai


Contoh lain dari pelapukan fisika yakni proses kristalisasi air garam yang ada di permukaan batuan yang ada di pantai (baca: ekosistem pantai). Seperti yang kita tahu bahwa garam terbuat dari air bahari yang mengkristal sehingga mempunyai rasa yang asin. Air garam yang mengkristal di permukaan batuan akan menekan batuan secara endogen sehingga kemungkinan akan membuat batuan menjadi pecah. Batuan yang pecah inilah yang merupakan batuan yang mengalami pelapukan fisika.


Itulah beberapa rujukan pelapukan fisika yang ada di sekitar kita. pelapukan fisika yang telah dicontohkan di atas berproses dengan memakai efek suhu udara dan juga kristalisasi garam. Selain kedua rujukan di atas, masih banyak lagi contoh- rujukan pelapukan fisika lainnya yang bisa kita temukan di sekitar kita baik yang kita sadari maupun tidak.



  1. Pelapukan Kimia


Jenis pelapukan batuan yang kedua yakni pelapukan kimia. Pelapukan kimia merupakan pelapukan batuan yang juga dengan memakai tunjangan faktor- faktor tertentu. Faktor yang mensugesti proses pelapukan kimia khususnya yakni kandungan yang terdapat pada batuan itu sendiri maupun lantaran tercamput oleh zat- zat lainnya sampai menimbulkan rekasi tertentu. Pelapukan kimia merupakan proses pelapukan pada batuan yang diakibatkan oleh perubahan struktur kimiawi yang ada pada batuan melalui reaksi tertentu. Dalam proses pelapukan kimia, terdapat beberapa reaksi tertentu. reaksi yang terjadi ini dibedakan menjadi empat macam, yakni hidrasi, hidrolis, oksidasi dan karbonasi. Adapun klarifikasi dari macam- macam reaksi tersebut yakni sebagai berikut:



  • Hidrasi, yaitu proses batuan yang mengikat batuan di atas permukaannya saja.

  • Hidrolisa, yaitu proses penguraian air di atas unsur- unsurnya menjadi ion- ion yang mempunyai sifat aktual dan negatif.

  • Oksidasi, yakni merupakan proses pengkaratan pada besi.

  • Karbonasi, yakni pelapukan batuan yang disebabkan lantaran karbondioksida atau CO2.


Nah itulah beberapa proses dalam pelapukan secara kimiawi. Pelapukan secara kimiawi ini tidak hanya terjadi pada batuan saja namun  juga bisa terjadi pada logam, mirip besi. Beberapa rujukan pelapukan secara kimiawi antara lain sebagai berikut:



  • Pelapukan batuan lantaran air hujan


Pelapukan secara kimia atau kimiawi bisa terlihat dari pelapukan batuan lantaran air hujan (baca: jenis hujan). Air hujan mengandung zat- zat asam yang bisa menimbulkan pelapukan pada batuan. Batuan yang terkena air hujan bisa mengalami pelapukan. Pelapukan lantaran air hujan antara jenis batuan satu dengan jenis batuan yang lainnya kemungkinan mengalami perbedaan, hal ini disebabkan oleh banyak sekali macam hal mirip kerasnya batuan yang berbeda- beda. Batuan yang bertekstur keras pastinya akan mengalami pelapukan yang lebih usang dari pada batuan yang lebih lunak.



  • Pengkaratan pada besi lantaran air hujan


Selain terjadi pada batuan, pelapukan secara kimiawi juga bisa kita temukan terjadi pada besi. Besi yang mengalami pengkaratan pastinya lama- kelamaan akan mengalami pelapukan. Pelapukan ini akan membuat besi menjadi ringkih dan gampang hancur.


Itulah beberapa contih pelapukan kimia yang terjadi pada batuan dan juga besi. Pelapukan- pelapukan tersebut sanggup kita temukan  di sekitar kita. selain kedua rujukan di atas, masih banyak lagi rujukan pelapukan kimiawi yang ada di sekitar lingkungan kita.



  1. Pelapukan Biologi


Jenis pelapukan yang selanjutnya yakni pelapukan biologi. Selain ada pelapukan fisika dan pelapukan kimia, kita juga mengenal pelapukan biologi. Pelapukan biologi juga disebut dengan pelapukan organik. Pelapukan biologi merupakan pelapukan batuan yang terjadi lantaran tunjangan makhluk hidup. Adapun beberapa makhluk hidup yang berperan dalam proses pelapukan batuan secara biologi ini antara lain binatang, tumbuhan, jamur, basil dan juga manusia. proses pelapukan batuan secara biologi melibatkan dua cara yakni dengan cara biokimia dan juga cara mekanis. Beberapa rujukan pelapukan batuan secara biologi sanggup kita temukan di sekitar kita, diantaranya adalah:



  • Pelapukan batuan lantaran tumbuhnya lumut di atasnya


Salah satu rujukan pelapukan batuan yang merupakan pelapukan secara biologi yakni lantaran tumbuh tumbuhan lumut di atas batuan. Lumut yang tumbuh di atas batuan usang kelamaan akan membuat batuan yang ditumpanginya menjadi hancur. Hal ini lantaran lumut akan membuat batuan mengalami degradasi. Korosi yang terjadi di atas batuan ini akan terjadi lantaran kelembaban di permukaan batuan akhir adanya proses peresapan akar disertai dengan tingginya pH di sekitar permukaan batuan tersebut. Jika hal ini terjadi dan berlangsung secara lama, maka batuan akan mengalami kehancuran dan melapuk menjadi tanah.



  • Penetrasi akar pohon di sela- sela batuan


Selain pelapukan batuan lantaran tumbuhnya lumut di atas batuan, rujukan pelapukan biologi lainnya yakni penetrasi akar- akar tumbuhan yang menjulur ke sela- sela batuan. Contoh mirip ini sering kita temukan di daerah- kawasan yang memang banyak terdapat pohon- pohon besar. Akar- akar pohon bisa tumbuh dan menjalar menembus batuan- batuan. Penekanan pada batuan yang disebabkan lantaran akar- akar pepohonan ini akan mambuat batuan menjadi gampang hancur dan inilah yang merupakan sebuah pelapukan.


Nah itulah beberapa rujukan pelapukan batuan yang terjadi lantaran proses biologi. Proses pelapukan secara biologi ini terjadi lantaran tunjangan makhluk hidup. Dan itu pula klarifikasi mengenai macam- macam pelapukan batuan dari beberapa proses, baik secara kimia, fisika dan juga biologi. jenis- jenis pelapukan mirip yang telah dijelaskan di atas merupakan pelapukan yang sanggup terjadi pada tanah maupun batuan. Tanah atau batuan sendiri apabila telah mengalami pelapukan maka bisa menjadi batuan atau tanah dengan tipe yang lain.


Erosi


Apabila kita membahas mengenai tenaga eksogen, tentu bahasan kita juga akan menyangkut perihal erosi. Erosi (baca: jenis erosi) merupakan sebuah kejadian alam yang dekat kaitannya dengan pengikisan. Pengikisan ini bisa terjadi pada tanah dan juga terjadi pada padatan- padatan yang lainnya mirip batuan, sedimen dan partikel- partikel yang lainnya. Erosi (baca: erosi pantai) sanggup terjadi lantaran banyak sekali macam faktor. Beberapa faktor yang sanggup menjadi penyebab erosi antara lain angin, air dan juga es (baca: hujan es). Air, angin  dan juga es ini juga disebut sebagai penyebab erosi. Secara lebih terang mengenai penyebab erosi, kita akan membahasnya sebagai berikut:



  • Erosi lantaran air


Jenis erosi yang pertama yakni erosi yang disebabkan lantaran anutan atau arus air. Erosi yang disebabkan lantaran air disebut juga dengan ablasi. Air yang bisa menimbulkan terjadinya erosi yakni anutan air sungai (baca: ekosistem sungai) ataupun air hujan. Erosi yang disebabkan oleh iar sungai juga disebut dengan erosi sungai. Erosi sungai merupakan proses berpindahnya massa tanah maupun massa batuan lantaran adanya air yang mengalir secara terus menerus. Erosi yang disebabkan oleh anutan air sungai ini bisa terjadi di potongan dasar maupun di potongan tepi sungai. Erosi yang terjadi di dasar sungai akan membuat sungai menjadi lebih dalam, sementara erosi yang terjadi di tepi sungai akan membuat sungai menjadi lebih lebar dari semula. Erosi sungai terdiri dari tiga proses, yakni sebagai berikut:



  1. Pemindahan regolith


Proses pertama dari erosi sungai yakni pemindahan regolith. Pemindahan regolith merupakan proses erosi yang melibatkan pemindahan tanah dan hasil pelapukan batuan.



  1. Penggerusan


Proses yang kedua yakni penggerusan, yakni proses yang melibatkan peranan pasir dan juga gravel yang ada di dalam anutan air. Penggerusan yang dilakukan oleh pasir dan gravel ini biasanya terjadi di akses sungai.



  1. Erosi ke arah hulu


Proses selanjutnya ini merupakan proses yang disebabkan lantaran adanya korelasi antara lereng regional dan juga lembah.


Itulah proses dan juga klarifikasi singkat mengenai erosi air yang disebabkan oleh anutan air sugai. Selain air sungai. Air hujan juga sangat kuat terhadap erosi tanah, terlebih di kawasan lerang yang gundul. Air hujan yang mengalir ke bawah akan membawa serta tanah (baca: jenis tanah di Indonesia) serta batuan yang ada sehingga tanah akan gampang sekali untuk terkikis, terlebih apabila tidak ada kekuatan yang menopangnya mirip akar- akar pohon.



  • Erosi lantaran angin


Selain disebabkan lantaran air, erosi juga bisa terjadi lantaran kekuatan atau hembusan angin (baca: angin pasat). Erosi yang disebabkan oleh angin juga disebut dengan deflasi. Erosi lantaran angin bisa terjadi lantaran kekuatan angin. Erosi yang disebabkan lantaran angin atau deflasi hanya bisa terjadi di daerah- kawasan yang mempunyai tekstur tanah berpasir mirip di pantai ataupun di gurun. Erosi lantaran kekuatan angin ini tidak bisa terjadi begitu saja, namun harus memenuhi satu syarat tertentu, dan syaratnya yakni kekuatan anginnya cukup besar untuk bisa menerbangkan pasir. Angin yang cukup besar ini akan bisa mengangkat butiran- butiran pasir yang merupakan struktur tanah. Akibatnya tanah yang dipindahkan pasirnya tersebut akan terkikis dan menipis, dan pasirnya akan berpindah ke tampat lain. Hal ini seringkali kita temukan di area pantai, contohnya di pantai Parangtritis Jogja, maupun di wilayah padang pasir atau gurun pasir.



  • Erosi lantaran es atau gletser


Jenis erosi yang selanjutnya yakni erosi lantaran es atau gletser. Erosi yang disebabkan lantaran es atau gletser ini tentu saja terjadi di daerah- kawasan yang mempunyai banyak es. Es atau gletser yang mencair berupa cairan kental yang mengalir turun di lereng gunung menuju ke lembah gunung. Pergerakan es yang mencair yang  disebabkan gaya beratnya ini akan menimbulkan kikisan pada potongan kanan dan juga kiri lembah. Dan batuan yang terkena anutan gletser akan tergores kemudian terkikis terbawa oleh gletser. Peristiwa ini dikenal dengan nama plucking yang banyak ditemukan di wilayah- wilayah gunung es.


Hasil pengikisan batuan yang terbawa oleh es atau gletser ini akan menggores dinding- dinding lembah yang letaknya lebih dalam. Yang menarik dari erosi oleh glester ini bahwa erosi ini akan membentuk suatu bentang alam yang indah, contohnya yakni lembah yang terpotong menjadi bentuk segitiga (trucated spurs), bundar (cirques), pecahan batuan (bergsrund), lereng tajam (aretes) dan danau di pegunungan es (rock basin lake).



  • Erosi lantaran gelombang air laut


Jenis erosi yang keempat yakni erosi yang disebabkan lantaran gelombang air bahari atau yang kita kenal dengan istilah abrasi. Erosi yang disebabkan lantaran gelombang bahari ini mempunyai sifat merusak. Erosi ini tentu hanya ditemukan di wilayah- wilayah pantai lantaran wilayah itulah yang mempunyai banyak gelombang laut. Ada beberapa faktor yang sangat kuat terhadap proses pengikisan ini, diantaranya yakni kekuatan gelombang bahari tersebut dan juga intensitas waktu. Selain itu juga dipengaruhi oleh pemanasan global, ketidakseimbangan antara ekosistem pantai dan ekosistem air laut, hembusan air bahari ataupun pasang surut air laut. Kekuatan gelombang bahari menjadi faktor yang sangat kuat lantaran apabila kekuatan gelombang bahari besar maka akan menimbulkan pengikisan semakin cepat terjadi. Sementara itu intensitas waktu menggambarkan seberapa sering gelombang tersebut menerpa pantai. kalau gelombang bahari sering atau bahkan sangat sering menerpa wilayah pantai maka pengikisan akan cepat terjadi daripada yang tidak terlalu sering diterpa gelombang laut.


Abrasi menjadi bahaya yang sangat berarti bagi kelestarian alam khususnya yang berada di wilayah pantai. maka dari itulah banyak sekali upaya telah dilakukan untuk menghalau terjadinya abrasi, mirip contohnya menanam pohon bakau di pantai, melestarukan terumbu karang, melaksanakan acara pengisian pantai untuk membentuk suatu garis pantai, membangun pemecah ombak dan juga sea wall, dan melarang acara penambangan pasir yang terlalu berlebihan. Abrasi atau pengikisan yang dilakukan oleh gelombang bahari banyak kita temukan di Indonesia mengingat Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak pantai.



  • Korosi


Jenis erosi yang selanjutnya yakni korosi. Sebenarnya korosi tidak jauh berbeda dengan deflasi yang merupakan pengikisan lantaran angin. Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada partikel- partikel yag dibawa oleh angin. Deflasi terjadi lantaran adanya kekuatan angin tanpa melibatkan partikel- partikel yang dibawanya. Sementara korosi merupakan erosi yang disebabkan lantaran angin membawa serta butiran- butiran pasir. Butiran- butiran pasir yang terbawa angin tersebut akan menimbulkan ukiran batuan yang terkena angin tersebut. Akibat adanya ukiran tersebut maka batuan menjadi terkikis dan pada akibatnya akna menjadi pelapukan.


Nah mirip yang telah diutaran di atas itulah yang disebut dengan jenis- jenis erosi atau pengikisan. Seperti yang telah kita jelaskan di atas bahwasannya yang bisa membuat suatu tanah atau suatu tempat mengalami erosi tidak hanya air mirip yang kita tahu pada umumnya, namun erosi juga bisa disebabkan lantaran angin, es ataupun faktor- faktor yang lainya.


Hasil proses sedimentasi


Dalam pembahasan dua dilema di atas, semuanya merupakan proses yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.Material tanah atau batuan yang tekah mengalami pelapukan atau erosi akan terbawa ke suatu tempat dan kemudian mengendap menjadi suatu bentuk tertentu. pengendapan dan prosesnya menjadi keras inilah yang dinamakan sebagai proses sedimentasi. Tahukah kau bahwa proses sedimentasi ini pada akibatnya bisa membuat bentuk permukaan bumi yang sangat indah dan menakjubkan? Nah, berikut ini akan kita bahas mengenai bentang alam apa saja yang dihasilkan oleh proses sedimentasi, yakni sebagai berikut:



  1. Delta


Bentang alam hasil bentukan dari proses sedimentasi yang pertama yakni delta. Delta ini terbentuk di muara sungai, yakni tempat bertemunya air sungai dengan air laut. Ketika air sungai bertemu dengan bahari maka arusnya menjadi lemah lantaran beradu dengan gelombang laut. Akibatnya material0 material yang dimawa arus sungai akan mengendap di tempat ini dan akibatnya membentuk sebuah delta.



  1. Tanggul alam


Bentukan alam yang selanjutny yakni tanggul alam. Tanggul alam merupakan bentukan alam yang terbentuk saat waktu banjir, hal ini berakibat pada material- material yang dibawa sungai meluap di sisi kanak dan kiri sungai. Ketika banjir sudah mereda maka material- material itu juga mengendap, kalau proses ini berulang- ulang maka material itupun akan bertumpuk- tumpuk mirip tanggul.



  1. Kipas aluvial


Kipas auvial terdapat di kaki gunung. Di tempat ini terjadi perubahan kemiringan pengunungan ke daratan, sehingga energi pengangkut air menjadi lemah dan materia- materi hasil erosi bisa terendapkan.



  1. Dataran banjir


Mirip dengan tanggul alami, dataran banjir (baca: banjir rob) merupakan dataran yang berada di kan kiri sungai. Ketika proses ini berlangsung lama, sampai terbentuk datran banjir.



  1. Meander


Dari keempat yang telah kita bahas, meander lah yang terlihat asing. Meander merupakan salah satu bentuk sungai yang khas, yakni sungai dengan kelokan yang tertentu dari pengendapan.


Nah itulah kelima jenis bentang alam atau bentukan alam yang  terjadi lantaran proses sedimentasi baik air, udara maupun tanah. Demikian pula informasi- warta mengenai tenaga eksogen, agar bermanfaat.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com