Dua seri watu apung (pumice) yang menonjol dan serupa digambarkan sebagai "thera" pada tahun 1879, dimana terdapat Seri Pumice Atas (UPS) dan Seri Pumice Bawah (LPS). Sejak ketika itu, hebat geologi telah memperlakukan dua seri tersebut secara terpisah alasannya ialah keduanya beda tingkat pembentukannya dan mempunyai umur yang berbeda. Dalam jurnal penelitian geologi terbaru yang sanggup anda dapatkan pada tautan sesudah gambar di bawah ini, diungkapkan bahwa tidak ada Seri Pumice Bawah (LPS) di Santorini, sehingga semua kesimpulan terhadap stratigrafi LPS Santorini harus dihilangkan.
Baca juga: Jurnal Pemodelan 2 Dimensi Evolusi Batuan Sumber Cekungan Chaluhe
Kaldera Santroni terisi air dengan lereng curamnya telah ada sebelum letusan. Efek tektonik sehubungan dengan pembentukan kaldera terjadi secara konsentris menghasilkan teras yang dilapisi oleh produk letusan Zaman Perunggu Akhir (LBA). Efek topografi yang diikuti oleh pemerosotan ketika terjadi proses sedimentasi mengakibatkan kebingungan stratigrafi pada dinding kaldera. Hasil dalam jurnal ini didukung oleh data geologi, bukti paleontologis, serta arkeologi. Reinterpretasi ini membuka perspektif gres dalam penelitian geologi maupun arkeologi. Letusan LBA yang dahsyat (sebelumnya disebut letusan Minoan), menghancurkan budaya yang berkembang di Santorini sekitar tahun 1613 SM.
![]() |
Perbandingan LPS dari dinding kaldera dengan produk letusan LBA. |
Judul Original : "A Major Change in the Stratigraphy of the Santorini Volcano in Greece". By: Walter L. Friedrich1, Annette Hojen Sorensen, J. Richard Wilson, Michael Fytikas, Spyridon Pavlides, Samson Katsipis.
Baca juga: Jurnal Pemetaan Mineral Hidrotermal Menggunakan Penginderaan Jauh dan SIG
Sumber: SCIRP
Sumber http://www.geologinesia.com