Sunday, December 3, 2017

√ Tata Nama Senyawa Dalam Ilmu Kimia

    Ringkasan Isi:
  • Tata nama senyawa kimia ialah rangkaian hukum penamaan senyawa yang dibentuk secara sistematis biar sebuah senyawa gampang untuk dikategorikan ataupun dikenali. Nama nama senyawa kimia sangatlah banyak, oleh alasannya ialah itu sebuah forum internasional yaitu IUPAC (International Union of Pure and Apllied Chemistry) telah menciptakan hukum penamaan untuk mempermudah kita mengenal dan mengklasifikasikan aneka macam jenis nama senyawa kimia.
  • Sebagai pola penerapan tatanama senyawa yaitu biner ionik yang merupakan hasil penggabungan kation dan anion dari senyawa logam dan nonlogam. Ada juga biner kovalen yang mengatakan suatu senyawa yang tersusun atas 2 unsur nonlogam melalui ikatan kovalen. Selanjutnya ialah senyawa hidrat yaitu senyawa yang molekulnya berikatan dengan molekul air. Untuk lebih jelasnya mengenai tata nama kimia ini, sanggup Anda dilihat pada postingan dibawah ini.

Tata nama senyawa dalam ilmu kimia ialah rangkaian hukum persenyawaan kimia yang dibentuk dengan cara sistematis. Tata nama senyawa ini dibentuk menurut hukum International Union of Pure and Apllied Chemistry atau biasa disebut dengan IUPAC. Semua hal di muka bumi akan sulit untuk dikenal kalau tidak mempunyai nama, begitu juga halnya dengan senyawa kimia. Oleh alasannya ialah itu, penamaan senyawa kimia balasannya dibentuk dengan tujuan biar sanggup lebih gampang dikategorikan ataupun dikenali. Berdasarkan hukum dari IUPAC, penamaan senyawa tersebut dibedakan menjadi 2, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik.

Penamaan senyawa pada jenis senyawa organik yaitu menyerupai protein, lemak, dan karbohidrat dimana molekulnya mengandung karbon. Adapun beberapa golongan senyawa organik, diantaranya ialah senyawa alifatik, hidrokarbon aromatik, senyawa heterosiklik, dan polimer. Senyawa alifatik merupakan rantai karbon yang gugus fungsinya sanggup diubah. Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa yang mempunyai minimal satu cincin benzena. Kemudian senyawa heterosiklik termasuk jenis atom nonkarbon yang terdapat di dalam struktur cincinnya. Selanjutnya, golongan senyawa organik yang terakhir ialah polimer yang merupakan molekul rantai panjang gugus yang berulang.

 kimia ialah rangkaian hukum penamaan senyawa yang dibentuk secara sistematis biar sebuah  √ Tata Nama Senyawa dalam Ilmu Kimia

Tata nama senyawa organik dikenal lebih kompleks dibandingkan dengan penamaan senyawa anorganik. Hal yang penting dalam penamaan senyawa organik ialah penamaan ini tidak hanya bergantung pada rumus kimia, tetapi juga bergantung pada struktur kimianya. Senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tapi tidak sama dalam struktur kimia biasa ditemukan dalam penamaan senyawa organik. Hal ini biasa disebut dengan isomer.

Senyawa anorganik merupakan senyawa yang didalamnya tidak terkandung atom karbon dimana berasal dari material alam atau benda mati. Tata nama senyawa jenis ini terdiri dari senyawa biner ionik, biner kovalen, poliatomik, dan hidrat. Adapun klarifikasi dari keempat jenis senyawa ini, antara lain :

Biner Ionik

Penamaan senyawa ion biner ialah hasil penggabungan kation (senyawa logam) dan anion (senyawa nonlogam). Meskipun senyawa ion biner terdiri dari muatan konkret dan negatif, tetapi senyawa ini mempunyai senyawa total nol. Satuan rumusnya harus terdiri dari ion konkret dan ion negatif biar jumlah muatan bersihnya sama dengan nol. Hal ini dimulai dari nama senyawa logam kemudian nama senyawa nonlogam dengan ditambah akhiran –ida.

Senyawa logam, diantaranya yaitu :
natrium (Na+), kalium (K+), perak (Ag+), Sesium (Cs+), seng (Zn2+), kalsium (Ca2+), stronsium (Sr2+), barium (Ba2+), aluminium (Al3+), magnesium(Mg2+), dan litium (Rb+).

Senyawa nonlogam, diantaranya ialah :
hidrida (H-), arsenida (As3-), sulfida (S2-), Oksida (O2-), flourida (F-), klorida (Cl-), bromida (Br-), iodida (I-), selenida (Se2-), fosfida (P3-), dan nitrida (N3-)

Adapun pola nama senyawa dalam biner ionik, yaitu:
NaCl = Natrium klorida
KF = Kalium fluorida
Li2O = Litium oksida
Csl = Cesium iodida
KI = Kalium iodida
NaBr = Natrium bromida

Biner Kovalen

Tata nama senyawa ini dibentuk dari 2 unsur nonlogam dan melalui ikatan kovalen. Penamaannya dengan cara jumlah unsur pertama, nama unsur pertama, jumlah unsur kedua, dan nama unsur kedua ditambahkan akhiran –ida. Adapun pola penyusunan penamaannya ialah sebagai berikut :

CO = Karbon monoksida
CO2 = Karbon dioksida
SO3 = Belerang trioksida
CCl4 = Karbon tetraklorida
B2Br4 = Dibromo tetrabromida

Senyawa Poliatomik

Senyawa ini pada umumnya terbentuk atas unsur-unsur nonlogam. Senyawa ini berasal dari 2 atom atau lebih yang terikat dengan cara bersama-sama. Biasanya jumlah anion poliatomik lebih banyak dari pada kation poliatomik. Anion dari senyawa poliatomik terdiri dari atom oksigen. Atom oksigen tersebut mempunyai ikatan dengan atom nonlogam yang biasa disebut dengan oksoanion. Ada beberapa jenis penamaan senyawa poliatomik, yaitu :

NaOH = Natrium hidroksida
CaCo3 = Kalsium Karbonat
KmnO4 = Kalium permanganat
NH4Cl = Amonium klorida
NH4OH = Amonium hidroksida
Na2CrO4 = Natrium Kromat
FePO4 = Besi (III) Fosfat
HgCO3 = Merkuri (II) Karbonat
FeSO4 = Besi (II) Sulfat
SnSO4 = Timah (II) Sulfat

Senyawa Hidrat

Senyawa hidrat ialah senyawa yang molekulnya mempunyai ikatan dengan molekul air. Penamaan senyawa ini diawali dengan awalan Yunani yaitu Mono, Penta, Di, dan Tri. Selanjutnya diakhiri dengan akhiran –hidrat. Penamaan ini biasa juga dijelaskan dengan menulis nama kation, kemudian anion, ditambah jumlah molekul bahasa Yunani, dan ditambah hidrat. Adapun rumus dan misalnya ialah sebagai berikut :

Kation + Anion + Jumlah Air + Hidrat

CaSO4.2H2O = Kalsium Sulfat Dihidrat
Na2CO3.10H2O = Natrium Karbonat Dekahidrat
CaCl2.2H2O = Kalsium Klorida Dihidrat

Penamaan senyawa ke-3 berasal dari jumlah molekul airnya yaitu 2, maka memakai awalan “Di” kemudian diakhiri dengan akhiran “hidrat”. Jadi, tata nama senyawa tersebut ialah kalsium klorida dihidrat.
Sumber http://www.geologinesia.com