Monday, December 4, 2017

√ Kiprah Makalah Bahasa Indonesia (Minat Belajar)

BAB I
PENDAHULUAN
           
A.   Latar Belakang
Minat mencar ilmu terdiri dari dua kata, yakni minat dan belajar. Dua kata ini berbeda arti, untuk itu penulis akan mendefinisikan satu persatu. Minat yakni kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Minat timbul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul dari akhir partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar, dengan kata lain minat sanggup menjadi penyebab partisipasi dalam kegiatan. Sedangkan pengertian mencar ilmu itu menjadikan suatu perubahan tingkah laris yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau perjuangan yang disengaja. Jadi, yang dimaksud dari minat mencar ilmu yakni aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, ibarat gairah, kedinginan, perasaan suka untuk melaksanakan proses perubahan tingkah laris melalui banyak sekali acara yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat pelajaran itu yakni perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap mencar ilmu yang diunjukan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar. Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, lantaran minat siswa merupakan faktor utama yang memilih derajat keaktifan siswa, bila materi pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan mencar ilmu dengan sebaik-baiknya. Oleh lantaran itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana membuat kondisi tertentu supaya siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Dalam artian membuat siswa yang mempunyai minat mencar ilmu yang besar, mungkin dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik, salah satunya yakni mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dengan variasi inilah siswa bisa merasa
senang dan memperoleh kepuasan terhadap belajar. Jadi, minat sangat erat hubunganya dengan belajar, mencar ilmu tanpa minat akan terasa menjemukan.  Dalam kenyataanya tidak semua mencar ilmu siswa didorong oleh minatnya sendiri. Cara mengajar gurupun  berpengaruh terhadap minat mencar ilmu siswa itu sendiri.
B.     Rumusan Masalah
1. Bagaimana huruf guru yang sanggup meningkatkan minat mencar ilmu siswa?
2. Berapa besar efek cara mengajar guru terhadap minat mencar ilmu siswa?
3. Apa yang siswa lakukan ketika cara mengajar guru tidak menyenangkan atau      membosankan ?
C.  Tujuan
Þ  Untuk memenuhi kiprah dari guru mata pelajaran
Þ   untuk mengetahui huruf guru yang sanggup meningkatkan minat mencar ilmu siswa
Þ   untuk mengetahui seberapa besar efek cara mengajar guru terhadap minat mencar ilmu siswa.
Þ  Untuk mengetahui apa yang siswa lakukan ketika cara mengajar guru tidak menyenangkan atau membosankan.
















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Guru merupakan faktor Pendidikan yang menempati posisi utama dalam memegang peranan penting dalam keseluruhan Proses Pembelajaran di Sekolah. Arti penting itu bertitik tolak dari kiprah dan tanggung jawab guru yang sanggup dikatakan berat dalam membina potensi anak didik, sehingga mempunyai integritas kepribadian, ilmu, berbudi pekerti, beriman dan bertaqwa serta mempunyai ketrampilan dalam kehidupannya sebagai individu dan masyarakat.
            Tugas dan kewajiban guru bukan hanya sebagai pengajar yang transfer of knowledge tetapi juga pendidik yang transfer of values, dan sekaligus sebagai pembimbing yang memperlihatkan pengarahan dan menuntun siswa dalam mencar ilmu untuk mengaplikasikan kiprah – kiprah pokok tersebut, sehingga tujuan atau target yang diharapkan dalam proses mencar ilmu sanggup tercapai dengan baik. Seiring dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang. Guru yang professional yakni guru yang membekali dirinya dengan beberapa kompetensi keguruan yang meliputi aspek kepribadian guru, penguasaan ilmu dan materi pelajaran serta keterampilan dalam mengajar dan sehabis itu ia gres sanggup memberikan materi pelajaran kepada siswanya.
            Kepribadian guru merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang pendidik sebagai tenaga profesional, lantaran kepribadian itu juga sanggup memilih terhadap keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya yang bukan sekedar menumpahkan semua ilmu pengetahuan tetapi juga sanggup menanamkan nilai – nilai yang luhur dalam diri siswanya, sehingga akan menjadi Warga Negara yang baik, berkepribadian yang mulia, cendekia dan bermoral.
            Berdasarkan alur pemikiran diatas maka kepribadian guru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa dalam mengikuti proses mencar ilmu mengajar didalam kelas. Guru yang sanggup menampilkan kepribadian yang baik, tentu saja akan disenangi oleh siswanya, siswa akan menjadi termotivasi untuk lebih aktif dalam belajar, sehingga guru akan dengan gampang menggiring dan mengarahkan siswa untuk mengikuti semua petunjuk dan bimbingan yang diberikan.
            Sebaliknya jikalau guru tidak sanggup menampilkan kepribadian yang baik maka siswa akan merasa kurang bahagia kepadanya dan malas untuk mengikuti pelajaran, maka secara otomatis semua kode dan bimbingan serta klarifikasi guru tidak akan diterima oleh siswa lantaran kesan yang diterima oleh siswa yakni kesan yang kurang baik. Dengan demikian jelaslah kiranya bahwa masalah kepribadian merupakan faktor yang memilih keberhasilan seorang guru dalam menjalankan tugasnya.
            Pada kenyataanya pada dikala kini ini masih ada ditemukan para guru yang bermasalah dalam menjalankan tugasnya. Guru yang tinggi jabatannya, banyak ilmunya dan keahliannya tapi belum sanggup menampilkan kepribadian yang baik hadapan para siswanya, baik pada dikala mengajar maupun dalam kesehariannya, masih ada sebagian guru yang mengajar di sekolah belum sanggup memperlihatkan karekteristik kepribadiannya, ibarat pembawaan yang sering marah, kurang ramah, kurang kreatif, masuk kelas yang sering terlambat, bahkan ada guru yang terkesan hambar atau kurang perhatian terhadap duduk masalah yang dihadapi oleh siswanya, yang padahal semua ini akan menghipnotis motivasi mencar ilmu mereka. Masih banyak adanya siswa yang sering absen sekolah, sering tidak mengikuti pelajaran lantaran cara mengajar gurunya tidak menyenangkan, bahkan membosankan.


















BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A.    Subjek penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penulisan karya ilmiah ini yakni termasuk dalam metode wawancara.
B.      Objek penelitian
Siswa kelas XI IPA 4, Sekolah Menengan Atas Negri 22 Makassar.
C.    Cara pengambilan / kajian data
Data ini penulis peroleh dengan cara mewawancarai dan membagikan kertas yang berisi beberapa soal untuk ditanyakan ke siswa.
D.    HASIL dan PEMBAHASAN
Hasil penelitian siswa XI IPA 4 :

NO
Pertanyaan
Nurul Ilza
Akbar
Katrina
1.
Bagaimana huruf guru yang sanggup meningkatkan minat mencar ilmu Anda ?
Karakter guru yang sanggup meningkatkan minat mencar ilmu saya yakni guru yang bisa berbaur dengan siswa dan yang membawakan materinya dengan jelas.
Guru yang rajin memberi klarifikasi didalam kelas.
Karakter gurunya : sanggup dekat dengan siswa, mengerti sifat siswa dan pertanda dengan jelas.
2.
Berapa besar efek cara mengajar guru terhadap minat mencar ilmu Anda ?
Sangat besar, lantaran dengan cara mengajar guru yang baik sanggup meningkatkan minat mencar ilmu saya.
Sangat besar, lantaran kiprah guru sangat penting dalam proses pembelajaran.
Sangat besar, lantaran dengan cara mengajar guru yang saya inginkan sanggup membuat saya semangat untuk belajar.
3.
Apa yang Anda lakukan ketika cara mengajar
guru tidak menyenangkan atau membosankan ?
Saya hanya akan memperhatikan guru tersebut.
Saya lebih baik mencar ilmu sendiri.
Saya mencoba memberi masukan kepada guru tersebut supaya cara mengajarnya tidak membosankan.
Pembahasan :
Dari tabel diatas, sudah diketahui bahwa dari 3 orang siswa XI IPA 4 menyampaikan bahwa huruf guru besar lengan berkuasa pada minat mencar ilmu siswa, contohnya guru yang takuti oleh siswa (killer) bukan membuat minat mencar ilmu siswa meningkat namun membuat siswa semakin takut sehingga siswa suliat menyerap pelajaran yang diajarkan. Begitu pula denagan cara mengajar guru sangatlah besar lengan berkuasa terhadap minat mencar ilmu siswa. Biasanya siswa-siswi tidak mengikuti suatu pelajaran, bisa diambil kesimpulan, bahwa siswa itu tidak menyukai pelajaran itu, mungkin juga tidak suka terhadap cara mengajar guru dimata pelajaran tersebut.









BAB IV
PEMBAHASAN

1. Kepribadian Guru dan Proses Belajar Mengajar
            Dalam arti sederhana kepribadian berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan sikap yang membedakan diri seseorang dengan orang lain. Dalam kata lain yang sangat dekat artinya yakni huruf dan identitas.
           Kepribadian yang bekerjsama yakni abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang sanggup diketahui yakni penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupannya. Misalnya dalam tindakan, ucapan, cara bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi setiap duduk masalah atau masalah, baik ringan maupun berat.
            Kepribadian yakni unsur yang memilih keakraban kekerabatan antara guru dengan anak didik. Kepribadian guru akan tercermin dari sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik. Kepribadian guru tidak hanya menjadi dasar bagi guru untuk berperilaku, tetapi juga menjadi modal keteladanan bagi penerima didik dalam perkembangnnya.
            Setiap contoh guru harus mempunyai kepribadian yang sanggup dijadikan profil dan idola bagi anak didik sebagai figur yang sempurna..Dari guru anak didik berharap disamping memperoleh ilmu pengetahuan, juga memperoleh nilai – nilai yang sanggup diterapkan di tengah – tengah kehidupan masyarakat.
            Konteks pemikiran ini memperlihatkan landasan bahwa guru berfungsi luas, yakni sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan juga penyampai sikap, kepribadian, norma dan nilai-nilai luhur bangsa sehingga anak didik kelak akan mempunyai pengetahuan dan berkepribadian yang baik.
            Untuk hingga kearah itu guru harus mempunyai sifat-sifat ibarat yang dijelaskan pada kutipan berikut :
Antusias, simulatif mendorong siswa untuk maju, pekerja keras, toleran, sopan dan bijaksana,
bisa dipercaya, fleksibel dan gampang menyesuaikan diri, demokratis, penuh keinginan bagi siswa,

tidak semata-mata mencari reputasi pribadi, bertanggung jawab terhadap acara mencar ilmu siswa, bisa memberikan perasaannya dan mempunyai telinga yang baik.

2. Motivasi Belajar Siswa.
            Motivasi berasal dari kata “Motif” artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu.Motif sanggup dikatakan sebagai daya pencetus dalam diri seseorang untuk melaksanakan aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
           Dari defenisi diatas sanggup diperoleh keterangan bahwa motivasi itu merupakan dorongan kewajiban yang ada didalam diri seseorang sebagai suatu keinginan untuk melaksanakan sesuatu dan bersikap baik dalam mencapai tujuan tertentu yang diinginkan dari setiap individu.
            Untuk memperoleh hasil pegajaran yang maksimal dalam proses mengajar, guru harus selalu berusaha membangkitkan minat mencar ilmu siswa sehingga seluruh perhatian mereka tertuju dan terpusat pada materi pelajaran yang sedang diajarkan. Guru harus menyadari bahwa tidak semua materi pelajaran menarik minat siswa. Oleh lantaran itu, diharapkan kecakapan guru dalam menyajikan materi pelajaran untuk  membangkitkan motivasi mencar ilmu siswa.
           Bagi seorang guru tujuan motivasi yakni untuk menggerakkan atau memacu para siswanya supaya timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan didalam kurikulm sekolah.

3. Kewibawaan Guru.
            Guru yang berwibawa yakni guru yang sanggup membuat disiplin kepada belum dewasa didiknya. Oleh lantaran itu, Pribadi guru yakni faktor utama pada disiplin, baik tidaknya disiplin sangat bergantung pada guru, mau atau tidak maukah  menjalankan disiplin itu secara gotong royong untuk sanggup diterapkan kepada siswa.
Ada kelas yang hening bila dipegang oleh seorang guru, tapi bila dipegang oleh guru yang lain akan menjadi ribut. Faktor yang lebih tua, lebih pandai, ganteng dan gres bukannlah faktor yang menentukannya. Yang memilih yakni norma-norma yang diwujudkan dalam

dirinya, yang nampak dalam tingkah lakunya, sikapnya, suaranya dan perasaannya yang sanggup mengajar, menolong siswa dalam proses belajar, bertanggung jawab, tegas dan lebih dahulu melaksanakan dan mengamalkan disiplin pada dirinya.
            Kita tidak sanggup menyusun satu kriteria guru yang berwibawa. Hal ini sanggup dilihat dari seluruh kepribadian guru, sanggup dilihat dari pertama kita melihatnya dan sesuatu yang memberi kesan keseluruhan. Guru yang berwibawa yakni guru yang sedikit menghukum, tapi yang sedikit itu sangat efektif tanpa melukai anak didiknya.
            Dalam melaksakan pengajaran tidak hanya tergantung kepada lengkapnya sarana dan prasarana disekolah, namun ada satu hal penting yang tidak sanggup diabaikan ,yaitu wibawa. Dengan wibawa yang dimiliki oleh guru maka perjuangan pengajaran sanggup berjalan dengan penuh kedisiplinan. Untuk itulah kewibawaan merupakan faktor penting dalam berlangsungnya interaksi edukatif di kelas.Wibawa yang baik timbul lantaran segan, bukan lantaran takut, patuh lantaran panggilan batin, bukan lantaran eksekusi atau ancaman. Segan sanggup diperoleh jikalau kepribadian guru sanggup diterima, dinilai dengan orang yang dikagumi lantaran kebijaksanaan bahasanya yang menarik.
            Oleh lantaran itu berusahalah untuk menjadi guru penolong, pembimbing dan rendah hati, sabar dan menyayangi anak didik tanpa adanya perbedaan sehingga tersimpul dalam diri guru sebagai orang yang disegani.



4. Guru sebagai Pendidik  &  Pengajar.
            Guru yakni orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksananaan Proses acara Belajar Mengajar yang berlangsung didalam kelas. Disamping sebagai seorang pendidik yakni yang mengarah kepada pelatihan sopan santun dan moral siswa kearah yang lebih baik juga berperan sebagai  pengajar yang berperan sebagai pentransfer ilmu yang dimiliki  sesuai dengan bidangnya masing-masing. Guru yang baik yakni orang yang pintar menjelaskan sehingga pelajaran yang diberikan meninggalkan kesan yang usang dan dalam diri anak didik.
            Supaya sanggup menjelaskan dengan baik tentulah ilmu pengetahuan yang diajarkan  harus dikuasai dengan benar. Guru yang demikian yakni guru yang sanggup menerapkan teknik dan

metode pembelajaran yang tepat, bunyi yang jelas, bahasa yang sederhana dan gampang dimengerti dan dengan memakai ekspresi-ekspresi yang mantap dan dengan kepribadian yang terbuka, adil dan berwibawa.
            Ada Guru yang memandang murid-muridnya sebagai lawan atau musuh yang harus ditaklukkan dengan kekerasan, kata-kata yang tajam yang menyinggung pribadi dan perasaan anak  yang disebabkan oleh ketidak yakinannya akan hasil pengajarannya, kemudian memperlihatkan sikap yang keras, lekas merasa tersinggung dan memandang bisikan atau gelak anak sebagai ejekan, penuh curiga yang ia pertahankan dengan memakai kekerasan dan tekanan kepada siswanya yang memperlihatkan kepribadian yang tidak baik bagi seorang guru.
            Guru itu menjadi evaluasi tersendiri bagi belum dewasa terhadap kesan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan yang akan menghipnotis hasil pendidikan atau pengajaran yang dilakukan oleh guru.

5. Kepribadian Guru dalam memberi bimbingan belajar.
            Tujuan dari membimbing siswa mencar ilmu yakni supaya mereka sanggup mencar ilmu aktif sehingga para siswa sanggup berprestasi dengan baik dan semaksimal mungkin. Untuk itu perlu diberikan beberapa hal yang sanggup diberikan dengan mengacu kepada beberapa hal yang sanggup membantu untuk meningkatkan minat dan keinginan siswa lebih bernafsu lagi dalam mencar ilmu ibarat berikut ini :
1. Guru harus sanggup menanamkan rasa simpatik kepada siswa sehingga mereka mau  
     mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan bahagia hati, Bahkan diusahakan
     supaya siswa memandang tugas-tugas tersebut sebagai kewajiban dan karenanya ia
     merasa bertanggung jawab sepenuh hati.
2. Berilah penghargaan akan tugas-tugas yang telah dibuatnya, ibarat dengan nilai
     atau kebanggaan dan sebagainya.
3. Timbulkan persaingan yang sehat diantara sesama siswa, sehingga masing-masing
     mereka ingin berpartisipasi dan berlomba kearah yang lebih baik.
4. Bagi siswa yang gagal, berikan dorongan dan keinginan dengan menyebarkan usaha,
    sehingga timbul kesadaran dan pengertiannya bahwa ia harus mencar ilmu lebih ulet lagi.
5. Sebaiknya nilai-nilai teoritis diwujudkan dalam bentuk nyata, sehingga siswa tidak
    hanya bisa menghafal/memahami, tetapi juga mempunyai ketrampilan secara
    praktis.















BAB V
PENUTUP
           
A.   KESIMPULAN
Guru dituntut harus mempunyai kepribadian yang baik dan positif didalam menyajikan materi pelajaran yang diembannya kepada siswa, disamping juga harus menguasai bidang pokok ilmu yang diperoleh. Kepribadian guru tidak hanya menjadi dasar bagi guru untuk berperilaku, tetapi juga menjadi modal keteladanan bagi penerima anak didik. Dan juga cara mengajar guru sangatlah besar lengan berkuasa terhadap minat mencar ilmu siswa. Apabila seorang guru terlalu cepat menjelaskan, maka siswa akan sulit untuk menyerap materi pelajaran yang diberikan. Begitu juga sebaliknya, apabila gurunya asyik cara mengajarnya, maka siswa tidak akan ada yang absen lagi ataupun membenci pelajaran tersebut.
B.   SARAN
Tidak semua pelajaran menarik bagi siswa maka sangat diharapkan kecakapan guru dalam menyajikan materi pelajaran untuk membangkitkan minat mencar ilmu siswa. Untuk membuat siswa yang mempunyai minat mencar ilmu yang besar, mungkin Ibu atau Bapak guru bisa menjelaskan hal-hal menarik, dan bisa mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dari situlah siswa bisa merasa bahagia dan memperoleh kepuasan terhadap belajar. Jadilah guru yang benar-benar guru dan bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik lantaran guru yakni orang yang digugu dan ditiru.



Sumber http://risalridwan.blogspot.com