Sunday, December 31, 2017

10 Imbas Globalisasi Di Bidang Politik Beserta Contohnya

Globalisasi yang sering diartikan sebagai proses populer diseluruh dunia kini telah memberi kemajuan di banyak sekali bidang kehidupan. Kemajuan kehidupan tersebut digadang-gadang sanggup menghubungkan seluruh bangsa dan negara di planet bumi, lantaran bisa menghapus sekat-sekat antar bangsa, serta menempatkan negara-negara tersebut ke dalam sebuah tatanan kehidupan gres yang lebih baik.


Arus globalisasi yang masuk ke banyak sekali bidang kehidupan menawarkan dampak yang bermacam-macam. Pengaruh dari adanya globalisasi tersebut memberi dampak positif dan negatif. Hal ini bisa kita lihat pada dampak globalisasi di bidang sosial budaya yang memberi dampak baik berupa akomodasi dalam pertukaran budaya, namun di sisi lain globalisasi mengakibatkan dampak merugikan berupa berkurangnya kepedulian terhadap budaya lokal tanggapan dari derasnya efek budaya dari luar negeri.


Politik merupakan salah satu bidang kehidupan yang tidak terlepas dari efek pesatnya globalisasi. Dampak positif globalisasi di bidang politik sangat bermanfaat dalam menjalankan politik negara, namun dampak negatifnya sanggup mengancam keberlangsungan sebuah negara.  Lalu apa saja dampak yang ditimbulkan dari adanya globalisasi di bidang politik? Dalam artikel kali ini akan dibahas lengkap ihwal dampak globalisasi di bidang politik, baik dampak positif yang bermanfaat maupun dampak negatif yang merugikan.


Dampak Positif Globalisasi di Bidang Politik



  1. Membentuk Sistem Politik Sebuah Negara


Dampak globalisasi dalam bidang politik sering dikaitkan dengan kebebasan dalam berpolitik. Hal ini tentu memberi dampak positif bagi terbentuknya sistem politik di sebuah negara. Sebuah negara bebas menentukan sistem politik yang akan dijalankan, contohnya Indonesia yang mempunyai sistem politik demokrasi dan politik bebas aktif. Politik bebas aktif sendiri merupakan sistem politik yang tidak memihak suatu blok atau pihak di dunia, menyerupai yang kita ketahui dunia terbagi menjadi blok barat dan blok timur, sedangkan politik aktif memperlihatkan bahwa Indonesia ikut aktif dalam acara Internasional, menyerupai tergabung dalam organisasi PBB.


Politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia pertama kali dicetuskan oleh proklamator sekaligus wakil presiden Indonesia pertama, Mohammad Hatta. Kala itu sistem politik bebas aktif dicetuskan ketika terjadi perang hirau taacuh antara blok barat (Amerika) dan blok timur (Uni Soviet). Kendati sudah usang dianut oleh negara Indonesia, politik bebas aktif sampai kini dirasa masih relevan.



  1. Terciptanya Sistem Pemerintahan Demokratis dan Terbuka


Hadirnya globalisasi di bidang politik memicu terciptanya sistem pemerintahan demokrasi di banyak sekali negara. Seperti yang diketahui bahwa pemerintah dan rakyat merupakan belahan dari sebuah negara yang saling bersinergi. Oleh lantaran itu, Pemerintah akan mendapat respon positif dari rakyat kalau sistem pemerintahannya dijalankan secara jujur, higienis dan terbuka. Selain itu, dengan adanya sistem demokrasi di sebuah negara, rakyat akan sangat diuntungkan lantaran tampuk kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Dengan adanya sistem demokrasi, rakyat diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pemerintahan, contohnya partisipasi dalam menentukan presiden dan sebagainya.


Indonesia ialah salah satu negara berkembang di asia tenggara yang menganut sistem demokrasi. Sistem demokrasi di Indonesia membawa kebebasan bagi warga negaranya untuk berpendapat, berkeyakinan serta berkumpul tanpa ada batasan. Sistem demokrasi yang pernah dianut oleh Indonesia juga beragam, yaitu sistem demokrasi parlementer, sistem demokrasi terpimpin, sistem demokrasi orde gres dan kini sistem demokrasi Indonesia ialah sistem demokrasi masa reformasi.



  1. Meningkatkan Hubungan Diplomatik Antar Negara


Hubungan diplomatik antar negara biasanya terkait kerjasama antar negara maupun hal-hal lain yang menyangkut sektor politik, ekonomi, budaya serta aspek kenegaraan lainnya. Hubungan diplomatik antar negara di dunia kini makin meningkat seiring derasnya arus globalisasi di bidang politik. Globalisasi memudahkan kerjasama internasional antar negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Hubungan diplomatik tersebut meningkatkan serta memperluas kekerabatan antar negara di banyak sekali bidang, serta membuka partisipasi aktif bagi setiap negara dalam politik internasional menuju perdamaian dunia.



  1. Meningkatkan Partisipasi Rakyat dalam Pemerintahan


Terciptanya sistem pemerintahan yang demokratis dan terbuka memberi manfaat bagi rakyat di sebuah negara. Pemerintahan demokrasi yang menekankan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat otomatis melibatkan rakyat dalam menjalankan roda pemerintahan. Seperti yang sudah dibahas tadi dalam sistem demokrasi rakyat akan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam menjalankan pemerintahan, menyerupai menentukan pemimpin mereka baik dari tingkat kota, kawasan sampai presiden. Selain itu, rakyat juga diberikan kebebasan untuk beropini dan menyuarakan aspirasi mereka kepada pemerintah.



  1. Meningkatkan Partisipasi Negara dalam Menciptakan Perdamaian Dunia


Masalah perdamaian dunia merupakan salah satu permasalahan global yang perlu diperhatikan pada masa modern ini. Konflik-konfilk yang terus terjadi di banyak sekali negara di dunia mengakibatkan kerugian materiil dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit.  Banyak manusia-manusia tidak berdosa yang menjadi korban dari konflik ini. Hal ini tentu menjadi ironi, lantaran hidup damai, kondusif dan tentram merupakan hak asasi bagi setiap manusia.


Kini dengan adanya globalisasi di bidang politik memicu partisipasi negara-negara di dunia untuk membuat perdamaian di dunia. Sebagai contohnya negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) turut mendukung negara Palestina untuk mendapat kemerdekaan dan mendapat kembali kota Yerusalem sebagai Ibu Kotanya. Dukungan dari OKI kepada Palestina ini dipicu oleh pernyataan sepihak dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyatakan Yerusalem sebagai Ibu Kota negara Israel. Selain itu, konflik-konflik lain yang terjadi di negara-negara afrika dan negara termiskin di asia lainnya perlu di perhatikan untuk membuat perdamaian dunia.


Dampak Negatif Globalisasi di Bidang Politik


1. Masuknya Ideologi Asing ke Sebuah Negara


Dampak positif globalisasi di bidang politik memicu terbentuknya sistem demokrasi di sebuah negara, namun hadirnya sistem demokrasi yang memberi kebebasan ini ternyata bisa menjadi dampak buruk. Kebebasan beropini yang disalahgunakan bisa memicu masuknya ideologi absurd yang tidak sesuai dengan dasar sebuah negara. Hal semacam ini tentu bisa menjadi suatu permasalahan besar, lantaran bisa mengakibatkan konflik dan menghancurkan sebuah negara. Selain itu, ideologi absurd bisa berbenturan dengan ideologi dasar negara sehingga mengakibatkan fanatisme. Sebagai pola konflik yang terjadi di negara termiskin di asia yang disebabkan oleh masuknya ideologi yang tidak sesuai dengan dasar negara tersebut.


2. Lunturnya Rasa Nasionalisme


Hadirnya ideologi absurd yang masuk ke sebuah negara berpotensi menghilangkan rasa cinta terhadap tanah air, lantaran ideologi absurd yang dijunjung tinggi akan menyampingkan ideologi dasar yang sudah dianut oleh sebuah negara.  Tentu hal ini sangat merugikan sebuah negara dan sanggup merusak keutuhan sebuah negara. Sebagai pola di Indonesia sedang gencar masuk liberalisme yang membawa iming-iming kemajuan dan kemakmuran. Jika liberalisme ditempatkan diatas ideologi Pancasila akan mengakibatkan hilangnya rasa nasionalisme lantaran ideologi Pancasila tidak lagi dijunjung tinggi sebagai ajaran sebuah negara. Selain itu, hadirnya ideologi absurd bisa mengakibatkan bahaya disintegrasi bangsa dan negara, sehingga bisa menggoyahkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


3. Kebebasan yang Tidak Dibatasi


Globalisasi di bidang politik memicu timbulnya kebebasan beropini bagi setiap manusia. Hal ini bisa menjadi hal positif lantaran setiap orang tidak dibatasi dalam memberikan aspirasinya, namun kebebasan yang berlebihan tentu akan berdampak negatif. Sebagai contohnya di Indonesia kini sering terjadi demo yang dilakukan secara rutin. Demo yang berlebihan menyerupai ini tentu akan menggangu kepentingan umum dan akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit bagi pemerintah untuk menanggulanginya. Selain itu, kebebasan yang tidak terbatas mengakibatkan banyaknya partai politik yang bermunculan.


4. Meningkatnya Politik Uang


Kita mengetahui bahwa uang tidak bisa membeli segalanya, namun segala hal tentu membutuhkan uang. Sama halnya di zaman yang serba modern ini segala hal yang bersifat politik sering didasarkan atas nama uang. Sebagai contohnya terjadi politik uang yang kini gencar terjadi di Indonesia semenjak beberapa tahun silam. Kita sering menjumpai pada demam isu pilkada selalu ada pembagian uang kepada rakyat, biar rakyat yang mendapat uang tersebut mau menentukan calon yang memberi uang tersebut dalam pilkada. Tentu hal ini akan berdampak jelek nantinya, lantaran wakil rakyat yang terpilih dengan cara kotor semacam ini akan bekerja dengan orientasi uang, sehingga kepentingan rakyat akan dikesampingkan


5. Meningkatnya Konflik di Berbagai Negara


Sistem demokrasi sebuah negara yang belum sampaumur akan mengakibatkan gencarnya provokasi dan berpotensi membuat pergolakan politik di banyak sekali daerah. Tentu hal ini akan mengakibatkan konflik dan dikhawatirkan bisa menghancurkan keutuhan sebuah negara. Selain itu, konflik di sebuah negara biasanya terjadi tanggapan dari campur tangan dari bangsa lain. Sebagai contohnya konflik-konflik perebutan sumber daya alam dan wilayah yang terjadi di beberapa negara terkaya di asia. Konflik-konflik di negara Timur Tengah juga sering dicampuri oleh negara lain.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com