Wednesday, November 29, 2017

Persebaran Curah Hujan Di Indonesia Dan Penjelasanya

Indonesia termasuk ke dalam negara dengan pengertian ciri ciri dan kawasan sebaran iklim tropis san hanya mempunyai dua isu terkini sepanjang tahun, yakni isu terkini kemarau dan isu terkini penghujan. Wilayah ekuatorial memungkinkan adanya penguapan dalam jumlah besar. Oleh lantaran itu, tidak heran bila hujan tetap turun ketika isu terkini kemarau berlangsung. Hal itu juga didukung lantaran Indonesia yaitu negara kepulauan dengan jumlah lautan lebih besar dari daratan. Tingkat curah hujan menjadi tinggi.


Letak geografis Indonesia sangat mensugesti contoh curah hujan yang terjadi. Indonesia terletak pada 6° LS – 10° LU dan 95° BT – 141° BT. Rata-rata curah hujan Indonesia setiap tahunnya lebih dari 2,000 – 3,0000 mm per tahun. Frekuensi hujan pada setiap kawasan berbeda, bergantung pada beberapa faktor, yakni:



  • Letak Daerah Konvergensi Antartopik (DKAT)


DKAT merupakan area dengan suhu tertinggi dibandingkan dengan kawasan sekitarnya, atau disebut equator thermal. Suhu yang tinggi menciptakan tingkat penguapan yang tinggi pula sehingga area tersebut sangat lembab, yang mengakibatkan terjadinya hujan zenithal atau konveksi. DKAT bergerak setiap 14 hari dalam arah pergeseran antara utara dan selatan, dan selalu berada dalam wilayah hening ekuatorial, yakni antara 0-10° LS.



  • Arah Angin


Apabila arah angin sejajar pada garis pantai, tidak terjadi perubahan suhu sehingga tidak akan terjadi hujan. Apabila jumlah angin yang sejajar lebih banyak, maka kawasan tersebut akan jarang turun hujan.



  • Bentuk dan Arah Lereng Medan


Medan yang berbukit-bukit atau gunung memkasa angin harus bergerak naik turun. Hal ini mengakibatkan sebagian uap air harus hilang atau turun sebagai hujan biar agin menjadi ringan dan sanggup naik melewati bukit atau gunung.


Sedangkan lereng yang menghadap ke arah angin akan banyak menerima hujan dibandingkan dengan lereng yang membelakangi arah angin.



  • Jarak Perjalanan Angin di Atas Medan Datar


Angin yang membawa banyak uap air berasal dari arah lautan menuju daratan. Apabila permukaan tempat angin itu lewat cukup lebar dan datar (tanpa bukit atau undakan), kemungkinan penguapan akan lebih cepat, sehingga kawasan yang bersahabat dengan pantai atau bahari saja yang akan dituruni hujan.



  • Letak Geografis Daerah


Dipengaruhi oleh garis lintang. Semakin jauh dari garis lintang 0°, suhu semakin rendah sehingga tidak terjadi penguapan air. Landungan uap air dalam udara tidak banyak, mengakibatkan hujan tidak banyak turun.


Penyebab terjadinya perubahan musim di Indonesia juga dipengaruhi oleh angin muson barat dan angin muson timur. Lokasi Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan Australia mengakibatkan adanya perbedaan tekanan dari kedua benua yang berubah-ubah, mengakibatkan terjadinya angin muson. Angin muson berganti arah setiap setengah tahun. Angin muson barat berasal dari benua Asia dan banyak mengandung uap air, sehingga menurunkan hujan di atas wilayah Indonesia pada bulan Oktober hingga April. Sedangkan angin muson timur berasal dari benua Australia dengan tekanan udara dari Australia lebih tinggi dibanding Asia. Angin ini melewati lebih banyak daratan dari lautan sehingga uap air dalam angin sedikit, mengakibatkan isu terkini kemarau di Indonesia pada bulan April hingga Oktober


Ada beberapa fakta yang sanggup menjadi kesimpulan dari faktor-faktor pendukung perbedaan jumlah curah hujan di Indonesia. Yang pertama, curah hujan di Indonesia belahan barat selalu lebih besar dibanding curah hujan di Indonesia belahan tengah maupun timur. Hal ini disebabkan angin muson barat banyak melewati tanah Indonesia barat dan ibarat yang kita ketahui bahwa angin muson barat membawa banyak uap air. Yang kedua, curah hujan tinggi terjadi di kawasan tinggi, yakni berkisar pada wilayah dengan ketinggian 600-900 m di atas permukaan laut, serta kawasan pantai wilayah barat.


Yang ketiga, dikala memasuki isu terkini penghujan, hujan bergeser dari barat ke timur dengan contoh berikut:



  • Pantai barat Sumatra hingga Bengkulu menerima hujan terbanyak pada bulan November.

  • Lampung dan Bangka yang letaknya lebih ke timur menerima hujan terbanyak pada bulan Desember.

  • Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara menerima hujan terbanyak pada bulan Januari-Februari. Itu mengapa informasi banjir di beberapa wilayah di Jawa banyak terjadi pada bulan ini.


Persebaran curah hujan di Indonesia berbeda-beda. Terdapat kawasan dengan skala frekuensi hujan yang tinggi sekali, ada pula kawasan yang sedikit sekali menerima hujan. Berbagai faktor pendukung telah dijelaskan, dan berikut merupakan daerah-daerah tersebut.



  1. Daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun kurang dari 1000 mm


Wilayahnya hanya mencakup 0,6% dari total luas Indonesia, terletak di kepulauan Indonesia tengah dan timur, yakni Nusa Tenggara dan dua kawasan di Sulawesi yaitu lembah Palu dan Luwuk.



  1. Daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun antara 1000-2000 mm


Meliputi sebagian Nusa Tenggara, sedikit wilayah di Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar.



  1. Daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun antara 2000-3000 mm


Disebut dengan kawasan dengan curah hujan normal. Wilayahnya yakni, Kalimantan Selatan dan Timur, Sumatra Timur, Papua, Maluku, sebagian besar Sulawesi, sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Tengah.



  1. Daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun lebih dari 3000 mm


Kebanyakan terjadi di dataran tinggi, yakni Sumatra Barat, kawasan pegunungan Papua belahan tengah, Kalimantan Tengah, serta beberapa wilayah di Jawa, Bali, Sumba, dan Lombok.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com