Thursday, November 30, 2017

√ Kultur Jaringan – Definisi Manfaatnya

Kultur Jaringan – Definisi & Manfaatnya – Kultur jaringan ialah sebuah upaya budidaya suatu jaringan tumbuhan sampai menjadi individu-individu flora yang gres dengan sifat atau karakteristik yang hampir ibarat indukannya. Kultur sanggup diartikan sebagai budidaya, sedangkan jaringan ialah segolongan sel yang mempunyai fungsi serta bentuk fisik yang sama. Dalam istilah bahasa Inggris, kultur jaringan disebut sebagai “tissue culture.”


A. Struktur dan Manfaat Jaringan Tumbuhan


Dalam menerapkan teknik kultur jaringan pada umumnya memanfaatkan jaringan meristem yang ada pada tumbuhan. Jaringan meristem ialah jaringan yang masih muda, dalam artian jaringan yang susunannya terdiri atas beberapa sel yang senantiasa membelah, mempunyai dinding yang tipis, berplasma penuh, mempunyai vakuola yang kecil, dan belum terdapat adanya penebalan zat pektin. Jaringan meristem mempunyai sifat senantiasa melaksanakan pembelahan serta mempunyai zat hormon.


Pembudidayaan tumbuhan dengan memakai metode kultur jaringan ialah sebuah upaya perkembangbiakan secara tak kawin / vegetatif. Perkembangbiakan flora dengan cara tak kawin atau vegetative ini menawarkan peluang untuk menghasilkan jenis flora yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ibarat indukannya. Selain itu metode ini juga sanggup dipakai untuk memperoleh campuran dua sifat indukan yang berbeda sehingga sanggup dihasilkan jenis flora gres yang mewarisi kedua sifat indukannya tersebut. penggabungan dua sifat indukan juga dibutuhkan sanggup menghasilkan jenis individu tumbuhan yang kebal terhadap penyakit, mempunyai sistem perakaran yang kuat, mempunyai bentuk morfologi yang ideal, dan mempunyai produktivitas yang baik.


Pembudidayaan tumbuhan dengan cara vegetative juga turut menghasilkan individu flora gres dalam jangka waktu yang relatif singkat bila dibandingkan dengan pembudidayaan secara generatif. Dengan demikian, biaya produksi juga sanggup ditekan secara signifikan. Dalam sistem kultur jaringan dikenal sebuah istilah klon. Klon merupakan individu, segolongan tumbuhan, sel-sel, atau jaringan yang mempunyai sifat genetik ibarat indukannya. Adapun flora yang diproduksi dari sebuah perkembangbiakan jaringan meristem dinamakan dengan meriklon. Sifat atau karakteristik dari meriklon hampis sama persis dengan flora indukannya.


Pada dasarnya perkembangbiakan flora dengan sistem kultur jaringan sanggup dikatakan amat sederhana. Sel atau beberapa irisan jaringan flora (eksplan) secara aseptik dipelihara dalam sebuah medium cair ataupun padat. Dengan demikian sebagian sel yang ada pada permukaan irisan tersebut akan mengalami sebuah kondisi yang dinamakan proliferasi dan selanjutnya akan membentuk kalus. Kalus merupakan jaringan permukaan yang terdapat pada luka tumbuhan. Jika kalus yang telag terbentuk dipindahkan ke dalam media deferensiasi, maka selanjutnya akan membentuk sebuah flora kecil yang telah lengkap seluruh organ-organnya (planlet).




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Penerapan teknik kultur jaringan ini hanya dibutuhkan satu irisan kecil saja dari jaringan flora yang nantinya akan menghasilkan kalus dan seterusnya. Berdasarkan teori sel yang dinyatakan oleh Schwann dan schleiden, mengemukakan bahwa sel mempunyai kemampuan yang bersifat autonom dan juga totipotensi. Totipotensi ialah sebuah kemampuan tia-tiap sel untuk sanggup tumbuh menjadi flora yang tepat dikala diletakkan pada lingkungan yang tepat. Pada dasarnya tiap-tiap sel sanggup tumbuh dan berkembang dengan cara teknik kultur jaringan. Namun alangkah baiknya bila terlebih dahulu dipilih bab flora yang masih muda yang sekiranya mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang. Bagian flora yang baik dipilih untuk diterapkan sistem kultur jaringan ialah pada bab ujung akar, ujung batang, dan daun muda.


Pengembangbiakan meristem mempunyai tujuan untuk menumbuh-kembangkan kalus dari ekspan yang telah ditanam. Kalus pada umumnya timbul dari bab periderm, plerom, atau periblem. Pembentukan kalus turut dipengaruhi oleh adanya zat-zat tertentu di dalam medium serta dalam sterilisasi medium. Tiap-tiap eksplan dari jenis flora mempunyai kecocokan tersendiri terhadap medium tertentu untuk sanggup tumbuh menjadi kalus.


B. Manfaat Kultur Jaringan


Teknik kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan tersendiri dari sisi kebermanfaatannya. Misalnya saja dalam memperoleh jenis flora gres dengan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan metode biasa. Tentu individu flora yang dihasilkan ialah flora gres yang mempunyai kualitas lebih baik (unggul) dan secara alamiah mewarisi karakteristik atau sifat morfologi serta fisologi dari flora indukannya. Dalam beberapa bidang contohnya saja bidang farmasi, sistem kultur jaringan sangat bermanfaat pada produksi flora obat-obatan. Contohnya pada flora kina dengan sistem kultur jaringan bisa menghasilkan senyawa additif pada minuman ringan, senyawa anti penyakit jantung (senyawa kinidia), dan anti malaria.


Dalam bidang fisiologi tanaman, kultur jaringan bermanfaat pada variasi corak warna tertentu pada bunga anggrek apabila ujung akar disayat secara melintang. Dengan demikian sanggup ditentukan warna bunga anggrek yang akan muncul meskipun belum bunga tersebut belum mekar. Dalam upaya pelestarian flora sanggup pula dilakukan dengan teknik kultur jaringa. Misalnya saja pada flora bunga melati, pisang, kayu jati, bunga kenanga, kayu putih dan lain sebagainya. Dengan sistem dan teknik ini upaya pengkloningan juga sangat mungkin untuk dilakukan supaya populasi serta karakteristik unik dari individu flora semakin bermacam-macam dan bertambah banyak.


Sumber :

Bachtiar, Suaha. 2011. Biologi untuk Sekolah Menengan Atas / MA Kelas XI. Jakarta : PT. Sarana Panca Karya Nusa


Baca Juga:


Latihan Soal Mengenai Action Verb, Helping Verb, Linking Verb & Kunci Jawaban

Usaha Manusia Dalam Mencegah dan Memperbaiki Lingkungan Hidup

Aliran Energi – Rantai Makanan, Jaring Makanan, Piramida Ekologi



Sumber https://ruangseni.com