Tuesday, September 19, 2017

√ Syock (Shock), Jenis, Tanda Dan Tanda-Tanda Serta Penanganannya.

Syok (shock) adalah suatu kegagalan sistem kardiovaskuler untuk memenuhi kebutuhan badan untuk perfusi organ dan oksigenasi jaringan. dimana kondisi ini sanggup diketahui dari tanda dan tanda-tanda yang timbul akhir dari perfusi organ dan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat.

syok
syok sanggup disebabkan oleh ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup bagi organ, kehilangan darah yang banyak, sehingga jumlah darah yang dialirkan tidak mencukupi, atau bahkan dilatasi (pelebaran) darah yang berlebihan. maka dari itu untuk mengetahui apakah korban mengalami syok haruslah tahu tanda dan klinis dari syok dengan cepat. sesudah itu barulah mencari penyebab terjadinya syock

"tanda dan tanda-tanda syok yang sanggup dengan cepat dengan gampang dikenali yakni nadi pasien cepat dan lemah, akral tubuhnya hirau taacuh dan lambatnya waktu pengisian kapiler"

jenis - jenis syok

  • syok anafilaktik / septik
syok anafilaktik yakni syok yang terjadi lantaran adanya infeksi. syok septic sanggup terjadi pada penderita dengan cedera perut yang tembus serta kontaminasi rongga peritoneal dengan isi usus. penderita dengan syok septic yang dini mungkin memiliki peredaran volume yang normal, takikardi yang sedang, kulit berwarna merah jambu yang hangat, tekanan sistolik mendekati normal dan tekanan nadi yang lebar.
  • syok kardiogenik
syock kardiogenik yakni syok yang terjadi lantaran disfungsi miokardiac. syock ini sanggup terjadi akhir stress berat tumpul jantung, tamponade jantung atau adanya emboli udara. semua penderita dengan stress berat torak harus dilakukan investigasi EKG untuk mengetahui contoh cedera dan disritmia. cedera tumpul jantung mungkin merupakan suatu indikasi pemasangan tekanan vena sentral (CVP) secara dini biar sanggup memandu resusitasi cairan dalam situasi ini.
  • syok hemoragic / hipovolemia
syock hemoragic yakni syock yang diakibatkan adanya pendarahan. pendarahan merupakan penyabab syok yang paling umum dan sering terjadi dan hampir semua penderita dengan stress berat multiple ada kemungkinan hipovolemia. syok selain hipovolemia menawarkan respon sedikit atau singkat, maka dari itu bila terdapat tanda - tanda syok maka syok tersebut dianggap sebagai syock hemoragic / hipovolemia.
  • syok neurogenik
syok neurogenik yakni syok yang diakibatkan oleh cedera nya syaraf. cidera intrakranial yang bangun sendiri tidak mengakibatkan syok. adanya syok pada penderita dengan cidera kepala harus dicari kemungkinan  penyebab syok lain. cedera syaraf tulang belakang mungkin menimbulkan hipotensi lantaran hilangnya tonus simpatis kapiler. ingat, kehilangan tonus simpatis pada kapiler memperberat imbas fisiologis dari hipovolemia dan hipovolemia memperberat imbas fisologis denervasi sympatis. citra yang sanggup dilihat dari syok neurogenik yakni hipotensi tanpa takikardi atau vasokontriksi kulit. setiap penderita dengan syok neurogenik pada awalnya harus dirawat untuk hipovolemia, lantaran kemungkinan terjadinya syok hipovolemia.


Syok yang paling sering dijumpai pada pasien trauma

hal yang sering terjadi pada penderita stress berat yakni terjadinya syok hipovolemia atau syok hemoragic. syok ini terjadi lantaran pergeseran cairan diantara kopartemen cairan didalam badan akhir dari kehilangan darah. penyebab terjadinya syok hemoragic tersering yakni kehilangan darah akhir pendarahan, kehilangan plasma misal pada luka bakar, dan kehilangan cairan akhir muntah dan diare yang berkepanjangan.

tanda dan tanda-tanda syok hemoragic / hipovolemik

  1. denyut nadi cepat dan lemah
  2. akral dingin
  3. sianosis
  4. sesak nafas
  5. kesadaran menurun lantaran otak kurang suplai oksigen
  6. jika pasien sadar, rasa haus lantaran cairan dari darah berkurang.
syok hemoragic yang disebabkan oleh pendarahan merupakan penyebab terbesar yang sering terjadi pada perkara trauma.

pendarahan itu sendiri menpunyai tingkatan kelas sesuai dengan tanda-tanda dan keadaan yang terjadi.

  • perdarahan kelas 1 (kehilangan volume darah hingga 15%)
pada pendarahan kelas ini tanda-tanda klinis yang tampak minimal, takikardi minimal. tidak ada perubahan yang berarti dari tekanan darah, tekanan nadi atau ferkuensi pernafasan. jikalau penderita sehat maka kehilangan darah ini tidak perlu diganti, lantaran pngisian transkapiler dan prosedur kompensasi lain akan memulihkan volume darah dalam 24 jam. penggantian cairan primer akan memperbaiki keadaan sirkulasi. 
  • perdarahan kelas 2 (kehilangan volume darah 15% - 30%)
tanda-tanda klinis yang sanggup terjadi takikardi, takipnea, dan penurunan tekanan nadi. sanggup terlihat perubahan sistem syaraf sentral yang tidak terang menyerupai cemas, ketakutan atau perilaku permusuhan. prodiksi urin sedikit terpengaruh walau kehilangan darah cukup banyak. anutan air kencing 20 - 30 ml/jam (dewasa). terkadang penderita memerlukan tranfusi darah, tetapi sanggup distabilkan dengan larutan kristaloid pada mulanya.
  • perdarah kelas 3 (kehilangan volume darah 30% - 40%)
kehilangan darah sekitar 2000ml untuk orang cukup umur sanggup menciptakan kondisi yang cukup parah. tanda dan tanda-tanda yang tampak menyerupai takikardi, takipnea, perubahan status mental dan penurunan tekanan diastolik. penderita dalam tingkatan ini hampir selalu membutuhkan tranfusi darah menurut respon korban terhadap resusitasi cairan semula dan perfusi dan oksigenasi organ yang adekuat.
  • perdarahan kelas 4 (kehilangan volume darah >40%)
kehilangan darah pada tingkat ini korban sangat terancam. tanda-tanda takikardi yang jelas, penurunan tekanan darah sistolik yang besar, dan tekanan nadi yang sangat sempit (diastolik tidak teraba). produksi urin hampir tidak ada, kesadaran menurun jelas, kulit dingin, dan pucat. penderita harus segera diberikan tranfusi darah dan tindakan pembedahan secepatnya. kehilangan lebih dari 50% volume darah penderita menimbulkan ketidaksadaran, kehilangan denyut nadi dan tekanan darah.

untuk menilai tingkat kesadaran silahkan baca : Penilaian tingkat kesadaran, investigasi GCS

perdarahan dari luka eksternal biasanya sanggup dikontrol dengan melaksanakan tekanan/balut tekan eksklusif pada kawasan luka. untuk perdarah internal harus diperhatikan lantaran sulit untuk dilihat secara secama, dimana kondisi perdarah internal sanggup menimbulkan syok dan harus segera persiapan operasi yang biasanya terjadi perdarahan internal pada:
  1. rongga torak
  2. rongga abdomen
  3. rongga pelvis
  4. femur / tulang panjang
  5. retroperitonial

Penanganan awal syok

penangan perkara syok hemoragik / hipovolemia diantaranya :

1. penggantian cairan intravena

penggantian cairan intravena kepada penderita dibagi menjadi empat yaitu :
  1. air saja
  2. air dan elektrolit
  3. air dan protein atau substansinya
  4. sel darah merah
cairan kristaloid harus dalam keadaan hangat yaitu berkisar di 39 drajat celcius sebelum digunakan. hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya hipotermia yang sanggup memperburuk penderita. cairan kristaloid sanggup melewati membran semi permiabel pembuluh, tetapi tidak dengan membran sel dan sanggup mencapai aquilibrium dalam 2 - 3 jam. untuk waktu singkat kristaloid akan memperbaiki preload dan cardiac output.

"prinsip pengelolaan dasar yang harus dipegang ialah menghentikan perdarahan dan mengganti kehilangan volume darah"
" perbandingan pertolongan intervensi penggantian cairan yang hilang yakni aturan 3 : 1 atau (three for one rule)"

lantaran jumlah cairan dan darah yang diharapkan untuk resusitasi sukar diramalkan pada penilaian awal penderita. penilaian cairan yang masuk dengan menghitung jumlah urin yang keluar. normalnya produksi urin 
  • dewasa (0.5 ml/kg/jam)
  • anak - anak ( 1ml/kg/jam)
  • bayi (2ml/kg/jam)
respon terhadap pertolongan penggantian cairan atau darah ada tiga kemungkinan yaitu :
  1. respon cepat
  2. respon sementara
  3. tanpa respon
dibawah ini klarifikasi kemungkinan - kemungkinan respon tersebut :


Respon cepat
 respon sementara
 tanpa respon
Tanda vital
Kembali normal
Perbaikan sementara tensi dan nadi kembali turun
Tetap abnormal
Dugaan kehilangan darah
Minimal 10% - 20%
Sedang, masih ada (20% - 40%)
Berat (40%)
Kebutuhan kristaloid

Sedikit
Banyak
Banyak
Kebutuhan darah
Sedikit
Sedag – banyak
Segera
Persiapan darah
Type specific dan crossmatch
Type spesifik
Emergency
Operasi
Mungkin
Sangat mungkin
Hamper pasti
Kehadiran dini hebat bedah
perlu
Perlu
perlu


2. monitor volume urin

monitor volume urin yang keluar untuk menganalisa jumlah keseimbangan cairan yang masuk dan cairan yang keluar, sehingga diharapkan pemasangan kateter urin (foley kateter). perlu diingat bahwa sebelum pemasangan kateter urin harus diperhatikan dan dilakukan investigasi untuk mengetahui adakah kontraindikasi pemasangan kateter urin.

kontra indikasi pemasangan kateter urin yakni sebagai berikut :
  • adanya perdarahan pada orifisium uretra externa (OUE)
  • hematom pada skrotum
  • posisi prostat tidak teraba / melayang pada dikala rectal tuse / colok dubur.

3. imobilisai fraktur

adanya fraktur baik terbuka maupun tertutup harus diimobilisasi untuk mengurangi perdarahan yang terjadi serta mengurangi rasa nyeri. jikalau penolong memadai maka lakukan pembidaian pada primary survey namun jikalau penolong tidak memadai lakukan di secondary survey. namun untuk perkara pendarahan didaerah pelvis pembidaian harus dilakukan diawal atau primary survey lantaran sanggup menimbulkan kehilangan darah yang cepat.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com