Wednesday, August 16, 2017

√ Kacau, Pendidikan Dasar Kita Lebih Banyak Akademiknya Daripada Nilai Kebijaksanaan Pekerti

 Pendidikan Dasar Kita Lebih Banyak Akademiknya Daripada Nilai Budi Pekerti √ Kacau, Pendidikan Dasar Kita Lebih Banyak Akademiknya Daripada Nilai Budi Pekerti
Pendidikan dasar di negeri ini harus dibenahi dengan menekankan pendidikan karakter.

Pendidikan dasar seharusnya menempatkan pendidikan abjad sebagai titik tekan. Di tingkat pendidikan dasar yang diharapkan yakni mengajarkan nilai-nilai integritas yang didalamnya mengandung kejujuran, bertanggung jawab, konsisten, nilai-nilai kemandirian, dan nilai-nilai persatuan yang mengajarkan toleransi, hormat menghormati, etika kepada yang lebih tua.

"Pendidikan nilai-nilai inilah bekerjsama yang akan membekali orang untuk menghadapi dunia nyata, apa yang sering juga disebut sebagai life skills," kata Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Profesor Hamdi Muluk yang kutip dari Republika (27/02).

Menurutnya, sesudah nilai-nilai itu tertanam dengan baik dan menghasilkan karakter yang kuat maka anak gres mulai diajari menguasai keterampilan skolastik menyerupai membaca, berhitung, berbahasa, dan ilmu pengetahuan. Bukan justru sebaliknya. Pendidikan dasar di negeri ini harus dibenahi dengan menekankan pendidikan karakter.

"Sistem pendidikan dasar kita ini agak kacau. PAUD, TK, dan SD lebih banyak muatan akademiknya ketimbang pendidikan nilai-nilai kebijaksanaan pekerti," kata Hamdi.

Dengan pendidikan dasar menyerupai sekarang, tak mengherankan muncul aneka macam tindakan tak pantas dari anak sekolah menyerupai tawuran, bullying, sampai melaksanakan kekerasan kepada guru. Hal itu diperparah dengan imbas lingkungan dan ketiadaan teladan dari tokoh-tokoh yang semestinya menawarkan pola yang baik.

Baca: Mendikbud Tak Suka Guru Terlalu Sabar, Harus Berwibawa

Oleh alasannya yakni itu, selain pembenahan pendidikan dasar juga perlu diperkuat pendidikan abjad bagi generasi muda. Ia berharap pendidikan agama lebih mencerahkan bawah umur untuk menghargai kehidupan yang lebih demoktaris, toleran, hormat menghormati, rahmatan lil alamin. Bukan malah dikasih doktrin kaku halal atau haram, kafir, sesat, dan sebagainya.

"Ini supaya bawah umur tidak tumbuh dengan fanatisme agama yang ekstrem alasannya yakni ini yang menjadi bibit-bibit radikal t3r0ris di masa depan. Guru-guru agama juga perlu ditatar ulang semoga sanggup mengajarkan kepada muridnya nilai-nilai agama yang santun dan menghargai antarumat," kata anggota kelompok andal BNPT ini.
Sumber http://www.sekolahdasar.net