Monday, August 14, 2017

√ D0wnl0ad Taktik Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Jiwa Percobaan Bunuh Diri, Halusinasi Dengar, Halusinasi, Menarik Diri, Sikap Kekerasan, Waham Kebesaran Dan Harga Diri Rendah

d0wnl0ad taktik pelaksanaan tindakan keperawatan jiwa - Salam sobat - sobat sejawat sekalian diamanapun berada. pada kesempatan kali ini kami akan mencoba membagikan "strategi pelaksanaan tindakan keperawatan jiwa". yaitu sebuah metodologi atau rancangan dalam proses keperawatan jiwa untuk mendapat informasi atau data (pengkajian) terhadap pasien jiwa guna mempermudah proses keperawatan selanjutnya.

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan jiwa 

file taktik pelaksanaan tindakan keperawatan jiwa yang kami bagikan ialah sebagai berikut :


untuk yang membutuhkan file taktik tindakan keperawatan jiwa silahkan did0wnl0ad dengan mengklik file diatas.

dan untuk melihat pola taktik pelaksanaan tindakan keperawatan jiwa silahkan lihat dibawah ini.


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA

Masalah : Percobaan Bunuh Diri
Pertemuan : Ke 1 (satu)
Tanggal : 21 Mei 2005

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien Klien bicara sendiri nampak bingung, mempermainkan jari-jari tangannya, kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara, sulit berkomunikasi dengan perawat, sering menunduk, pembicaraan kacau.

2. Tujuan khusus

  • Klien sanggup membina relasi saling percaya dan mengenali persoalan bunuh diri. 
Tindakan:

  1. memperkenalkan diri 
  2. menjelaskan tujuan interaksi 
  3. menciptakan lingkungan yang kondusif dan tenang 
  4. mewawancarai dan mengobservasi kondisi klien secara pribadi dari keluarga.

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)

I. FASE ORIENTASI

  • “ Selamat siang Mbak !” 
  • “ Bagaimana keadaan Ibu hari ini?” 
  • “ Kenalkan, nama saya Sugiharti Dwi, biasa dipanggil Suster Dwi”. Nama Mbak siapa?, nama panggilan Mbak siapa? Saya mahasiswa PSIK UNDIP yang bertugas URJ hari ini."
  • “Boleh saya tahu usia Mbak berapa? Tinggal dimana? Di rumah tinggal dengan siapa?” 
  • “ Hari ini kita akan bincang-bincang mengenai keluhan yang Mak rasakan”.

II. FASE KERJA

1. Menanyakan identitas pengantar klien “Siapa nama Ibu? Apa relasi dengan klien? Dimana alamat Ibu? Apakah Ibu tinggal satu rumah dengan klien? Apa alasan Ibu membawa klien ke RSJ?” 

2. “Apa penyebab klien dibawa ke RSJ sehubungan dengan sikap yang membahayakan diri/lingkungan/ orang lain atau yang absurd antara lain: perubahan tingkah laku, mencoba bunuh diri, memukul orang, mengamuk dan lain-lain”.

3. “Apa tanda-tanda yang diperlihatkan klien ketika di rumah: bicara sendiri, melamun, bicara kacau, marah-marah, menangis, berjalan ke sana kemari, tidak mau makan dan minum dan kebingungan”.

4. “Apakah penyakit ini yang pertama kali diderita atau sudah berkali-kali? Apakah gejalanya mirip, kapan saja, dirawat dimana, berapa usang sakitnya, sembuh atau tidak, berobat teratur atau tidak, apakah penyakit kini lebih berat/ringan dari pada yang dulu?”

5. “Adakah kejadian-kejadian yang luar biasa sebelum timbulnya penyakit yang mungkin mengakibatkan gangguan jiwa?”

6. “Apakah pekerjaan klien, apa masih sekolah, bagaimana kemajuan sekolah sebelum dan pada waktu sakit atau sesudah sembuh dari penyakit yang terdahulu?”

7. “Bagaimana sifat dan sikap penderita sebelum sakit?”

8. “Apakah dalam keluarga ada yang sakit ingatan (jiwa) siapa dan apakah gejalanya seolah-olah dengan klien?”

9. “Bagaimana riwayat pribadi klien, bagaimana kondisi waktu dilahirkan, waktu semasa kecil, siapa yang mengasuh klien?”

10. Mengkaji perihal persepsi dan isi pikir klien:

a. “Apakah klien pernah mendengar bisikan atau suara-suara pada telinga?”

b. “Apakah klien pernah melihat bayangan-bayangan/hal absurd atau setan atau orang yang sudah mati?”

c. “Apakah pikiran saudara dikendalikan/diketahui orang lain?”

d. “Apakah ada orang yang menuduh, menganiaya, mengancam atau mengejar-ngejar klien?”

e. “Apakah klien merasa bersalah, merasa diberlakukan tidak adil?”

11. “Apakah klien masih bisa mengingat masa lalu?”

12. Mengkaji perihal konsep diri klien:

a. “Apakah ada belahan badan klien yang tidak disukai, belahan mana, apa alasan tidak disukai?”

b. “Apa jenis kelamin klien, apa perasaan klien memiliki jenis kelamin itu, apakah ada kesulitan dalam memerankan?”

c. “Tugas apa yang diberikan pada klien ketika di rumah, di masyarakat? Mampu tidak klien melaksanakan?”

d. “Apa yang menjadi harapan klien? Apa harapan klien terhadap tubuh, status, kiprah dan lingkungan?”

e. “Apakah klien bisa bersosialisasi, apakah klien memiliki banyak teman, bagaimana pergaulan klien, siapakah orang terdekat dengan klien?”

13. “Bagaimana penampilan secara umum dari klien? Rapi, sopan, kacau, bingung?”


III. FASE TERMINASI 

  • “Sementara itu dulu yang kita bicarakan hari ini”. 
  • “Saya sangat bahagia dan menghargai alasannya Mbak sudah bisa mengungkapkan perasaan dengan baik dan mau bercerita dengan saya”.  
  • “Besok kita akan bertemu lagi dan berbincang-bincang perihal kemampuan yang dimiliki oleh Mbak”. Nanti yang akan mengajak bincang-bincang ialah sobat saya yang di bangsal, jadi untuk waktu dan daerah nanti kita bicarakan lagi”. 
  • “Baiklah Mbak hingga nanti, terima kasih”.

terima kasih telah berkunjung. dan silahkan did0wnl0ad file taktik pelaksanaan keperawatan jiwa bagi sobat - sobat sejawat yang membutuhkan dan tentu saja gratis. 

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com