Tuesday, August 29, 2017

√ Askep Intrapartum / Intranatal


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA INTRANATAL

Diajukan untuk memenuhi kiprah mata kuliah Maternitas


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DHARMA HUSADA BANDUNG


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang dengan rahmat serta karunia Nya menawarkan nikmat Nya kepada kelompok kami sehingga dipermudah dalam menuntaskan makalah ini.
Makalah ini, kami susun dalam rangka memenuhi salah satu kiprah mata kuliah Maternitas S1 Keperawatan di STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG.
Dalam penulisan, kami berupaya sesederhana mungkin lantaran kami mengerti dengan keterbatasan yang ada pada kami. Sehingga diharapkan tidak mengurangi kualitas, tetapi tetap sanggup memudahkan rekan mahasiswa dan lainnya dalam memahami isi kandungan dalam makalah ini
Tak lupa pula, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dosen, selaku dosen Maternitas yang terus membimbing kami juga rekan – rekan dalam menuntaskan kiprah ini.
Besar cita-cita kami, semoga kiranya rekan sejawat menawarkan saran dan kritiknya demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya

                                                                                   
                                                                                                                                    Kelompok 




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Intranatal yaitu serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sulaiman Sastrawinata).
Persalinan yaitu suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang sanggup hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).
Di negara berkembang, ketika melahirkan dan ahad pertama sesudah melahirkan merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya. Sekitar seperempat hingga separuh kematian bayi berumur kurang dari satu tahun terjadi dalam ahad pertama.
Seorang ibu harus memasuki proses persalinan dan melahirkan dengan pengetahuan cukup mengenai tahap – tahap persalinan, cara mengatasi rasa sakit tanpa obat – obatan, dan imbas samping yang mungkin timbul lantaran pemakaian obat – obatan untuk persalinan. Oleh alasannya yaitu itu diharapkan peranan perawat dalam menawarkan asuhan keperawatan pada ibu bersalin.

B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas sanggup dirumuskan duduk masalah yaitu “Bagaimana asuhan keperawatan intranatal?”

C.      Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk menawarkan pengetahuan dapat  memberikan  informasi  dan pemahaman mengenai asuhan keperawatan intranatal

D.      Metode
Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini diantaranya melalui media literatur perpustakaan dan elektronik.

E.       Sistematika
Secara umum makalah ini terbagi menjadi tiga penggalan diantaranya; BAB I perihal Pendahuluan, BAB II yang berisi Pembahasan dan BAB III perihal kesimpulan dan saran.



BAB II
KONSEP DASAR INTRA PARTUM
A.    Pengertian
1. Intranatal yaitu serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Sulaiman Sastrawinata).
2.   Persalinan yaitu suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang sanggup hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).

B.     Beberapa Istilah Yang Ada Hubungan Dengan Persalinan/Partus
1.      Menurut Cara Persalinan
a.      Partus normal disebut juga partus impulsif yaitu proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa dukungan alat, serta tidak melukai bayi dan ibu, yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
b.      Partus abnormal, Partus buatan yaitu persalinan perv@gin@m dengan dukungan alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea
c.       Partus anjuran dimana kekuatan yang diharapkan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan ibarat pemberian pitocin atau prostaglandin atau pemecahan ketuban.
2.      Istilah-Istilah Berdasarkan Umur Kehamilan
a.      Abortus (keguguran) yaitu terhentinya kehamilan sebelum janin sanggup hidup (viables), Pengeluarannya sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan berat tubuh kurang dari 500 g.
b.      Partus Prematurus yaitu persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan antara 28 – 36 minggu, janin sanggup hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000 – 2500gr
c.       Partus maturus atau aterm (cukup bulan) yaitu partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat tubuh diatas 2500 gram
d.      Partus post maturus (serotinus) yaitu persalinan yang terjadi 2 ahad atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur.
e.      Partus presipatatus yaitu partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di atas beca dan sebagainya
f.        Partus percobaan yaitu suatu evaluasi kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti perihal ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik
3.      Istilah-Istilah menurut jumlah kehamilannya
a.      Gravida yaitu seorang perempuan yang sedang hamil
b.      Primigravida yaitu seorang perempuan yang pernah melahirkan bayi yang sanggup hidup (viable)
c.       Nulipara yaitu seorang perempuan yang belum pernah melahirkan bayi viable
d.      Primipara yaitu seorang perempuan yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali
e.      Multipara yaitu perempuan yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali (5 kali)
f.        Grandemultipara yaitu perempuan yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup/mati

C.     Sebab-sebab yang mengakibatkan persalinan.
1.      Teori penurunan hormone
1 –2 mgg sebelum portus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone.
Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan mengakibatkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun
2.      Teori plasenta menjadi tua
Plasenta bau tanah akan mengakibatkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang mengakibatkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan mengakibatkan kontraksi rahim.
3.      Teori dissensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang mengakibatkan iskemia otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uterus-plasenta.
4.      Teori iritasi mekanik
Di belakang servix terletak ganglion servikale (fcexus frankenhauser). Bila ganglion ini di geser dan tekan, contohnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
5.      Induksi partus yaitu dengan jalan Gangan laminaria, Amniotomi, Oksitosin drips.

D.    Faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu
1.      Faktor hormonal yang mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus
a.       Rasio estrogen terhadap progesterone
Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan estrogen cenderung meningkatkan derajat kontraktilitas uterus, sedikitnya terjadi lantaran estrogen meningkatkan jumlah gap jungtion antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan. Baik estrogen maupun progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen terus meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh lantaran itu diduga bahwa rasio estrogen terhadap progesteron cukup meningkat menjelang final kehamilan, sehingga paling tidak berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.
b.      Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang secara khusus mengakibatkan kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin :
·            Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh lantaran itu meningkatkan responnya terhadap takaran oksitosin yang diberikan selama beberapa bulan terakhir kehamilan
·            Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat pada ketika persalinan.
·            Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, sanggup mengakibatkan kelenjar hipofise posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya.
c.       Pengaruh hormon fetus pada uterus
Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya semakin meningkat, dan kelenjar adrenalnya mensekresikan sejumlah besar kortisol yang merupakan suatu stimulan uterus. Selain itu, membran fetus melepaskan prostagladin dalam kosentrasi tinggi pada ketika persalinan. Prostagladin meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
2.      Faktor mekanis yang meningkatkan kontraktilitas uterus
a.       Regangan otot-otot uterus
Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas otot-otot tersebut. Selanjutnya regangan intermitten ibarat yang terjadi berulang-ulang pada uterus lantaran pergerakan fetus juga meningkatkan kontraksi otot polos
b.      Regangan atau iritasi serviks
Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya refleks pada korpus uteri, tetapi imbas ini juga secara sederhana sanggup terjadi akhir transmisi iogenik sinyal-sinyal dari serviks ke korpus uterus.

E.     Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi kehamilan/persalinan beberapa ahad sebelumnya, perempuan hamil memasuki ‘bulannya´ atau ‘minggunya´ atau ‘harinya´ disebut kala pendahuluan. (Prepatory Stage of Labor). Tandanya yaitu sebagai berikut :
o    Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. 
o    Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
o   Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) lantaran kandung kemih tertekan oleh penggalan terbawah janin.
o    Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi lemah uterus, kadang disebut false labor pains
o    Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show).

F.      Tanda-tanda Inpartum
o    Rasa sakit oleh adanya his yang tiba lebih kuat, sering, dan teratur 
o    Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan kecil pada serviks
o    Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
o    Pada investigasi dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada

G.    Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan
1.      Kekuatan mendorong janin keluar (power)
§  His (kontraksi uterus)
His yaitu kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada waktu kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amnion ke arah segitiga, bawah rahim dan serviks. Sifat- sifat HIS yaitu :
-          Kontraksi simetris dan terkoordinasi
-          Fundus mayoritas kemudian diikuti dengan relaksasi
-          Involunter, intermitten
-          Terasa sakit, adakala sanggup dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibentuk daftar perihal His :
-          Frekuensi : yaitu jumlah his dalam waktu tertentu biasanya per 10 menit
-          Amplitudo/intensitas : yaitu kekuatan his diukur dalam satuan mmHg
-          Aktivitas his : yaitu lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik.
-          Durasi his : yaitu lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik
-          Datangnya his : apakah datangnya sering, teratur dan tidak
-          Interval : yaitu masa relaksasi
Perubahan-perubahan akhir His
-          Kontraksi otot-otot dinding perut
-          Kontraksi diafragma
2.      Faktor janin
§  Janin pada usia kehamilan 36 ahad sudah masuk PAP
§  Placenta
§  Cairan amnion yang mulai dihasilkan usia kehamilan 10-36 ahad dengan jumlah normal 1000 cc
3.      Faktor jalan lahir
§  Panggul
§  Otot-otot dasar panggul
§  Uterus

H.    Tahap Persalinan
1.      Kala I ( kala pembukaan )
In partum (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), lantaran serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis lantaran pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Tanda dan tanda-tanda persalinan kala I yaitu His sudah adekuat, Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3 cm, Keluarnya cairan dari v@gin@ dalam bentuk lenidr bercampur darah, Sering BAK, final kala I primigravida keluar darah menetas. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
a.      fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat hingga pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7 – 8 jam
b.      Fase aktif : berlasung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase ;
·         Periode akselerasi ; berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
·         Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
·       Periode deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
2.      Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih usang kira-kira 2 – 3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah terkanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris mengakibatkan rasa mengendan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa ibarat mau buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh tubuh janin. Kala II pada primi : 1 ½ -2 jam, pada multi 1 ½ -1 jam. Tanda dan tanda-tanda pada kala ini yaitu Ibu ingin meneran, Perineum menonjol, Vulua dan anus membuka, Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, Kepala telah turun didasar panggul
3.      Kala III (Kala Pengeluaran Urin)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa ketika kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 mnt seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam v@gin@ dan akan lahir impulsif atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 mnt sesudah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4.      Kala IV
Adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses pemulihan secara fisik sesudah melahirkan tetapi juga mengawali korelasi yang gres selama satu hingga dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive lantaran perdarahan sanggup terjadi, contohnya lantaran atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan normal yaitu 100 – 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap patologi. Perlu diingat ibu dihentikan ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan kekamarnya.



BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
A.       Kala I
1.      Pengkajian
a.       Riwayat sekarang, catat tanda persalinan ibarat his yang teratur, frekuensi, interval, adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
b.      Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30 menit dan berlangsung selama 10-30 menit v@gin@ mengeluarkan cairan pink, coklat, ruptur, keluhan, DJJ terdengar lebih terang di umbilikus
c.    Kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristik yang menerangkan kontraksi uterus : Frekwensi, internal, intensitas, durasi, tonus istirahat
d.      Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
e.       Pembukaan cerviks, yaitu sebagian besar tanda-tanda yang memilih bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
f.       Palpasi abdomen (Leopold) untuk menawarkan informasi jumlah fetus, letak janin, penurunan janin.
g.      Pemeriksaan ghnk: membran, cerviks, fetus, station.
h.      Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur membrane, cairan amnion : Warna, abjad dan jumlah
2.      Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
§  Fase laten
a.    Nyeri b/d intensitas kontraksi.
Ø  Tujuan : Klien bisa mengikuti keadaan dengan nyeri.
Ø  Intervensi
-          Gunakan tehnik pernapasan
Rasional : Tehnik pernapasan sanggup meningkatkan relaksasi otot abdomen dengan demikian menambah ukuran kapasitas abdomen sehingga mengurangi ukiran ( priksi ) antara uterus dan dinding abdomen
-          Lakukan masage atau gosokan pada pinggang ( teori gate kontrol terhadap nyeri)
Rasional : merupakan suatu tehnik untuk mengkanter dan dipakai untuk mengalihkan perhatian ibu dari nyeri
-          Menganjurkan untuk menawarkan air hangat untuk mengompres pinggang bawah.
Rasional : Membantu relaksasi, meningkatkan kenyamanan
-          Memberikan HE pada klien bahwa respon nyeri ini sudah indikasi nyata dan memang harus ada untuk mengakhiri kala I dan mendekati kala transisi
Rasional : Informasi yang cukup sanggup mengurangi kecemasan dan merupakan salah satu aspek sayang ibu
b.   Ketakutan b/d persalinan dan menjelang kelahiran
Ø  Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi.
Ø  Intervensi Rasional
-          Perkenalkan diri pada klien dan berikan support
Rasional : memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan kepada klien dan suport yang diberikan sanggup menambah semangat hidup klien dalam menanti kelahiran
-          Komunikasikan kiprah ibarat support perawatan dan pengetahuan perawat secara verbal dan non verbal
Rasional : Ibu akan lebih mengerti dan memahami perihal persalinan, kiprah perawat sehingga akan mengurangi rasa takut dan klien akan tenang
-          Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan )
Rasional : orientasi terhadap lingkungan menciptakan klien lebih mengetahui dan sanggup mengikuti keadaan dengan lingkungan tempat persalinan sehingga akan mengurangi rasa takut
§  Fase aktif
a.       Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
Ø  Tujuan : klien akan memperlihatkan defisit voleme cairan adekuat
Ø  Intervensi Rasional
-          Pertahankan kalori dan elekrolit
Rasional : Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses persalinan
-          Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jikalau tidak ada mual dan muntah
Rasional : Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan dengan makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi
-          Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)
Rasional : Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit, untuk mencegah dehidrasi
b.      Gangguan eliminasi BAK
Ø  Tujuan : klien memperlihatkan teladan eliminasi BAK kembali normal
Ø  Intervensi Rasional
-          Catat perihal jumlah dan waktu berkemihRasional : Kandung kemih yang penuh mengakibatkan ketidaknyamanan dan turunnya bayi ke pelvis
-          Kosongkan kandung kemih setiap 2 jam
Rasional : Frekuensi lebih sering selama proses persalinan
-          Kolaborasi pemasangan kateter
Rasional : Membantu dalam pengosongan kandung kemih sehingga penurunan kepala bayi ke pelvis tidak terhambat
c.       Cemas b/d ketidaktahuan perihal situasi persalinan, nyeri pada ketika persalinan
Ø  Tujuan : klien akan mengungkapkan cemas teratasi
Ø  Intervensi Rasional
-          Jelaskan mekanisme sebelum memulai melaksanakan tindakan
Rasional : Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan mentalnya, hal ini mengurangi kecemasan yang dialami
-          Beri citra yang terang perihal proses persalinan
Rasional : Dengan citra yang terang perihal persalinan, ibu akan lebih memahami dan mengerti perihal proses persalinan sehingga akan mengurangi perasaan takut dan pasien akan tenang
d.      Koping tidak efektif b/d kelemahan dan ketidaknyamanan dari persalinan
Ø  Tujuan : klien memperlihatkan koping efektif
Ø  Intervensi Rasional
-  Catat secara bersiklus perihal perubahan tingkah laris ibu sehingga memudahkan dalam pemberian tindakan
Rasional : Untuk mengetahui perubahan tingkah laris ibu sehingga memudahkan dalam pemberian intervensi
-          Anjurkan kepada ibu untuk konsentrasi dalam mengontrol dengan berkomunikasi
Rasional : Konsentrasi dan komunikasi yang baik akan membantu dalam intervensi yang akan dilakukan
-          Menyarankan pada suami untuk memberi semangat atau dukungan moril
Rasional : Ibu membutuhkan seseorang untuk meminta dukungan dan dorongan. Suami yaitu salah seorang yang sangat penting

B. KALA II
1. Pengkajian
§  Data umum Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi kurang dari 100, suhu tubuh dan diaporesis
§  Kontraksi 2-3 menit, intensitas kuat, lamanya 50-70 detik pembukaan servik 10 cm, pendataran 100%, peningkatan pengeluaran darah dan lendir, cairan amnion, perineum menonjol, keluar feses pada ketika melahirkan dan distensi kandung kemih
§  Tanda yang menyertai kala II : Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, gerakan ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu mencicipi tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah menyampaikan saya ingin BAB < perjuangan keras tanpa disadari, pada waktu his kepala janin tampak di vulva, meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, kepala turun di dasar panggul, meneran,amnesia, perasaan panas dan tegang pada perineum, tremor, kelelahan, emosi labil, takut, gelisah, ketidakpercayaan dan merintih.
§  Monitoring terhadap : His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan janin ( penurunan janin melalui v@gin@), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah
§  Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45– 60 menit , multipara berlangsung 15 – 30 menit
2. Diaagnosa Keperawatan
a.       Gangguann rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineum
Ø  Tujuan : ibu sanggup mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan meningkatkan rasa nyaman
Ø  Intervensi Rasional
-       Anjurkan sebaiknya posisi miring kliri
Rasional : Menghidari pengutamaan pada vena cava, sehingga meningkatkan sirkulasi ke ibu maupun janin
-       Pertahankan kandung kemih tetap dalam keadaan kosong
Rasional : Kandung kemih yang kosong memperlancar penurunan penggalan terendah janin dan mengurangi tekanan sehingga sirkulasi lancar
-       Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering
Rasional : Meningkatkan rasa nyaman ibu
-       Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon gliserin
Rasional : Ibu merasa segar dan nyaman
-       Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi sangat penting
Rasional : Ibu mengerti dan kooperatif
-       Anjurkan teknik nafas dalam dan ekspirasi melalui hidung
Rasional : Nafas dalam untuk mengisi paru-paru
-       Lakukan masasse ( eufflerage  / deep back massage / firm counter pressure / abdominal lifting )
Rasional : Impuls rasa sakit diblok dengan menawarkan rangsangan pada syaraf berdiameter besar sehingga rangsangan sakit tidak diteruskan ke korteks cerebra
-       Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal untuk menyokong tubuh
Rasional : Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi tekanan pada kawasan punggung yang sanggup menghambat sirkulasi ke jaringan dan mengakibatkan nyeri
b.      Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh BAB
Ø  Tujuan :
-       Persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan akan bersifat positif
-       Ibu akan berhenti terhadap kemungkinan BAB selama melahirkan
-       ibu mendapatkan pergerakan bowel pada ketika melahirkan sebagai suatu yang normal
Ø  Intervensi Rasional
-       Memberitahukan pada ibu, bahwa bukan merupakan suatu hal yang biasa bagi ibu untuk mempunyai pergerakan bowel selama melahirkan
Rasional : Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan perjuangan yang ekspulsif. Diiringi penurunan penggalan terendah janin mengakibatkan pengeluaran tinja
-       Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya, sementara ibu menawarkan timbal balik yang nyata dalam perjuangan mengedan
Rasional : Jika perawat tidak beraksi secara negatif, atensi ibu akan teralihkan dari pergerakan bowelnya ke perjuangan mengedan
c.       Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan secara tetap manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Ø  Tujuan : tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin
Ø  Intervensi Rasional
-       Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk dengan pundak dan pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.
-       Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
-       Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
-       Yakinkan ibu dengan kata-kata pribadi dan dengan cara yang menyenangkan dan rileks
-       Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan vulva sat kontraksi dan tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin persalinan
-       Penolong basuh tangan dan memakai sarung tangan steril
-       Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
o   Melahirkan kepala
o   Periksa lilitan tali pusat pada leher
o   Melahirkan pundak depan dan belakang
o   Melahirkan tubuh bayi
o   Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem tersebut
o   Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu
o   Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya janin yang lain
o   Injeksi oksitoksin

C.     KALA III
1.      Pengkajian
§  Data umum Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10 mmhg,kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor dan kedinginan, mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan pernafasan
§  Data obstetric Perubahan uterus (discoid-globular), uterus bulat dan keras, keadaan kandung kemih penuh atau kosong, perdarahan perv@gin@, normalnya 250-300 ml, janin lahir efisiotomi
§  Pengkajian sesudah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan plasenta ada dua macam, yaitu:
a.       Schulze, Pelepasan plasenta dimulai dari penggalan bawah plasenta tidak ada perdarahan sebelum plasenta lahir, ada perdarahan sesudah plasenta lahir.
b.      Duncan, Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta penggalan lateral ada perdarahan sedikit-sedikit
Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
-       Adanya kontraksi vundus yang kuat
-       Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
-       Keluarnya darah hitam dari introuterus
-      Terjadinya perpanjangan tali pusat sebagai akhir plasenta akan keluar.
-   Penuhnya v@gin@ (plasenta diketahui pada investigasi v@gin@ atau rektal, atau membran poetus terlihat pada introitus)
2.      Diagnosa Keperawatan
a.       Koping individu tidak efektif b/d. selesainya proses persalinan yang berbahaya bagi neonatus dan kurang pengalaman mencicipi tahap ketiga persalinan
Ø  Tujuan : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta
Ø  INTERVENSI RASIONAL
-       Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3 dari persalinan
Rasional : Untuk mendapatkan kerja sama
-       Pertahankan posisi ibu
Rasional : Untuk memuhkan lahirnya plasenta
-       Tanyakan pada ibu jikalau ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara khusus
Rasional : Mengikuti kebiasan budaya tertentu
b.      Kelelahan b/d pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran
Ø  Tujuan : energi ibu pulih kembali
Ø  INTERVENSI RASIONAL
-       Ajarkan ibu dan suaminya perihal perlunya istirahat dan tentukan waktu tertentu untuk istirahat dan tidur
Rasional : Untuk memastikan bahwa ibu sanggup memulihkan energi yang hilang dalam persiapan untuk merawat bayi gres lahir
-       Observasi tingkat kelelahan ibu dan jumlah istirahat yang seharusnya
Rasional : Untuk memastikan pemulihan energi
c.       Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang selama proses persalinan
Ø  Tujuan : keseimbangan cairan dipertahankan dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Ø  INTERVENSI RASIONAL
-       Monitor kehilangan cairan (darah urtine, pernafasan ) dan tanda-tanda vital, inspeksi turgor kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan
Rasional : Untuk mempertahankan hidrasi
-       Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter
Rasional : Untuk menilai status hidrasi
-       Monitor keras lembutnya uterus sesudah lepasnya plasenta
Rasional : Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah kehilangan darah lebih lanju
-        Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokter .
Rasional : Untuk membantu kontraksi uterus

D.    KALA IV
1.       Pengkajian
§  Tanda tanda vital : Vital sign sanggup menawarkan data dasar untuk diagnosa potensial, komplikasi ibarat perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan sesudah melahirkan ibarat : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan sesudah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
§  Pemeriksaan fundus dan tingginya, selama waktu itu pengosongan kandung kemih mempermudah pengkajian dan alhasil lebih tepat.
§  Kandung kemih : Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi mungkin diharapkan mencegah peregangan kandung kemih dan retensi kandung kencing jikalau klien tidak bisa kencing
§  Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jikalau dilihat dicatat hasil dan bekuannya
§  Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum
§  Temperatur : Temperatur ibu diukur ketika satu jam pertama dan sesuaikan dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin bekerjasama dengan kehilangan cairan tubuh atau kelelahan
§  Kenyamanan : Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama persalinan akan kuat terhadap persepsi ketidak nyamanannya
2.       DIAGNOSA . KEPERAWATAN
a.    Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus sesudah melahirkan
Ø  Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
Ø  INTERVENSI RASIONAL
-          Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus
Rasional : Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan tonus uterus segara untuk menghentikan perdarahan post
-          Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus, ini menunjukan distansia blas
-          Kaji distansia kandung kemih
Rasional : Dsitansia blas sanggup mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan menambah atonia uterus.
Masase fundus uterus merangsang otot-otot uterus untuk berkontraksi
b.   Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akhir proses persalihnan
Ø  Tujuan : Setelah kita menawarkan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang hingga hilang
Ø  INTERVENSI RASIONAL
-          Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk beberapa waktu
Rasional : Tekanan dari tempat satu posisi sanggup mengakibatkan bertambahnya nyeri
-          Berikan bantal untuk ganjal ketika duduk dikursi
Rasional : Untuk meningkatkan kenyamanan
-          Pemberian analgetik sesuai kegiatan dokter
Rasional : Analgetik bekerja pada penggalan atas otak untuk mengurangi rasa nyeri
-          Beri klarifikasi mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan halus
Rasional : Penggunaan dukungan topikal meningkatkan kenyamanan di kawasan perianal
c.    Tidak efektifnya menyusui b/d kurangnya pengalaman
Ø  Tujuan : Setelah kita menawarkan intervensi klien sanggup mengerti dan bisa melaksanakan sesuai dengan cara menyusui yang baik
Ø  INTERVENSI RASIONAL
-          Kaji tingkat pengetahuan ibu mengenai cara menyusui yang baik
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan ibu dalam menyusui bayinya sehingga kita sanggup membantu perihal bagaimana teknik menyusui yang baik
-          Kaji konsistensi payudara dan lakukan massage
Rasional : Apakah terjadi bendungan pada payudara dan untuk merangsang pembentukan asi, sehingga mengatasi bendungan
-          Anjurkan ibu untuk menyusuai bayinya sesering mungkin
Rasional : Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga merangsang refleks let down yang mengakibatkan ejeksi asi ke sinus alktiferus kemudian duktus yang ada pada putting / ariol
-          Berikan HE pada ibu perihal pentingnya perawatan payudara
Rasional : Untuk memotivasi ibu dalam melaksanakan perawatan payudara secara dini


BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Persalinan yaitu serangkaian kejadian yang merupakan proses keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dibagi menjadi  4 tahap :  kala II berlangsung  dari awal tanda-tanda hingga serviks berdilatasi tepat (10 cm), Kala II diawali dengan dilatasi tepat serviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi, Kala III diawali dengan keluarnya bayi dan uterus dan diakhiri dengan keluarnya plasenta, dan Kala IV diawali dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi.

B.       Saran
Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Asuhan Keperawatan khususnya perawat semoga sanggup mengaplikasikannya khususnya berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Ini akan mendukung profesionalitas dalam wewenang dan tanggung jawab perawat sebagai penggalan dari tenaga medis yang menawarkan pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif.




DAFTAR PUSTAKA
Hamilton Persis, 1995,  Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas ,  Jakarta :  EGC Edisi 6
Manuaba Ida, 1998,  Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana, Jakarta : EGC
Verney Helen dkk, 2002,  Buku Saku Bidan, Jakarta : EGC


Sumber http://macrofag.blogspot.com