Friday, July 28, 2017

√ 5 Kesalahan Dalam Investasi Yang Wajib Anda Hindari

Apa kesalahan dalam investasi yang kerap dilakukan ? Saya mencatat 5 kesalahan utama yang menimbulkan investasi tidak optimal.


Investasi bukan lagi pilihan tapi kewajiban. Tanpa investasi, Anda tidak akan bisa mengalahkan inflasi harga.


Tidak mungkin mengejar laju kenaikkan biaya pendidikan dengan hanya dengan menabung. Anda harus investasi.


Tapi, sebelum berinvestasi, pastikan mengerti dan tidak melaksanakan kesalahan – kesalahan, yang menimbulkan hasil investasi tidak optimal.


Apa saja kesalahan – kesalahan tersebut ?


1. Tidak Tahu Tujuan


Apa tujuan berinvestasi ? Tidak tahu.


‘Pokoknya, saya investasi saja. Daripada uangnya kepake untuk hal – hal yang gak jelas”, itu ungkapan umum banyak sobat ketika saya tanya tujuannya berinvestasi.


Bagaimana dengan Anda ?


Saya yakin tidak sedikit yang punya jawaban sama.


Padahal ini ialah jawaban yang salah.


Tanpa tahu apa tujuannya, Anda akan salah menentukan jenis investasi yang pada balasannya merugikan.


Ambil contoh. Anda berinvestasi di Reksadana Saham alasannya tergiur melihat sobat Anda menikmati keuntunga yang tinggi alasannya bermain di saham. Memang saham bisa mencetak 20 hingga 25% laba dalam setahun.


Padahal, tujuan Anda berinvestasi ialah menyiapkan uang muka anak masuk sekolah yang dibutuhkan tahun depan.


Tahukah bahwa dalam jangka pendek harga reksadana saham bisa turun sangat drastis akhir fluktuasi harga – harga saham di pasar modal. Bisa – bisa ketika dibutuhkan dana yang diperlukan tidak tersedia alasannya harga saham sedang jeblok.


Contoh lain. Karena takut risiko, uang ditaruh di tabungan atau deposito. Ingin uang kondusif alasannya mencarinya sudah dengan sangat kerja keras.


Tapi, memakai tabungan atau deposito untuk dana pensiun ialah sebuah kesalahan terutama jikalau masa pensiun masih lama.


Kenapa ?


Tabungan menawarkan bunga 4% setahun sementara kenaikkan harga 6 sd 7% setahun. Secara riil uang Anda di tabungan merosot nilainya setiap tahun.


Tidak akan mencukupi untuk mencapai sasaran dana pensiun.


Untuk apa aman, jikalau jumlahnya jauh dari target.


Jadi, tujuan investasi harus ditetapkan dulu, gres kemudian Anda menetapkan akan menentukan investasi dimana. Bukan sebaliknya.


2. Investasi Lewat Asuransi


Unit Link ialah produk asuransi yang paling terkenal ketika ini. Ini ialah produk asuransi yang menawarkan manfaat investasi.


Populer alasannya banyak  masyarakat menilai produk ini menawarkan laba berinvestasi. Premi tidak hangus. Uangnya bisa kembali.


Tapi jikalau tujuan utama Anda ialah investasi. Sekali lagi tujuannya investasi. Unit Link ialah produk yang buruk. Apa alasannya:



  • Potongan biaya unit link relatif besar. Akibatnya dana yang diinvestasikan menjadi kecil terutama di lima tahun pertama. Di tahun pertama, semua uang yang Anda bayar tidak ada yang diinvestasikan, tapi lari ke komisi distributor dan perusahaan asuransi. Semakin sedikit dana yang diinvestasikan semakin kecil hasilnya.

  • Fleksibilitas terbatas untuk berganti Manajer  Investasi. Dalam unit link, Anda hanya bisa menempatkan dana di pengelola yang sudah ditunjuk. Ingin ganti ? Tidak bisa. Anda harus menutup asuransinya dulu gres bisa ganti Manajer Investasi. Bisa mengganti Manajer Investasi itu penting alasannya masing – masing mempunyai spesialisasi sendiri – sendiri.


Kalau tujuannya investasi, saran saya Anda pribadi mengambil instrumen investasi. Bisa beli Reksadana, Emas, Saham dan lain – lain.


Lebih murah dan efisien berinvestasi secara langsung.


Dalam unit link, investasi dilakukan melalui perantara, yaitu perusahaan asuransi dan agen. Bagaimanapun juga mediator itu tidak gratis. Ada fee yang Anda harus bayar buat perantara.


3. Tidak Tahu Risikonya


Banyak yang menentukan instrumen investasi hanya melihat manfaatnya saja. Lupa bahwa High Risk High Return.


Di setiap jenis investasi, ada laba dan ada risiko. Keduanya tidak terpisahkan.


Apakah dilarang menentukan investasi yang returnnya tinggi ? Boleh dan sah saja.


Tapi Anda harus paham risikonya.


Dengan paham, Anda bisa mempersiapkan diri menghadapi risiko tersebut. Risiko itu tidak bisa dihilangkan tapi bisa dikelola.


Jika tidak paham, Anda tidak bisa melaksanakan langkah – langkah antisipasi untuk meredam risiko tersebut.


Misalnya, alasannya tidak tahu besarnya risiko berinvestasi di Reksadana Saham, Anda mengambilnya untuk tujuan jangka pendek. Yang mana ini pilihan sangat berbahaya alasannya harga saham berfluktuasi amat tajam dalam rentang waktu pendek.


Jika paham resikonya, Anda akan berinvestasi saham untuk tujuan jangka panjang.


Jadi paham dan mengerti risiko ialah hal yang sangat penting dalam berinvestasi.


4. Terlambat Mulai


Waktu ada di pihak Anda dalam investasi.


Semakin cepat memulai investasi semakin besar hasilnya. Karena ada time value of money.


Semakin panjang waktu berinvestasi, nilai dana yang menggulung akan semakin besar.


Pernah dilakukan perhitungan, mana yang hasilnya lebih besar menabung dalam jumlah kecil tapi semenjak dini, atau menabung dalam jumlah besar tapi dalam waktu pendek. Hasilnya ? yang pertama menawarkan hasil yang jauh lebih besar.


Jadi mulailah berinvestasi semenjak Anda punya penghasilan. Jangan ditunda.


Takut uangnya terlalu kecil. Jangan khawatir, ketika ini banyak pilihan investasi dengan jumlah minimum yang sangat terjangkau.


Mulai dari nilai Rp 100 ribu, Anda sudah bisa berinvestasi di Reksadana online.


Jadi jangan beralasan lagi uangnya tidak ada atau uangnya masih sedikit.


5. Hanya Tabungan


Ini hasil survei keuangan (Manulife Investor Sentiment Index kuartal IV 2014). Responden ditanya, “berapa keinginan laba di tahun 2015 ? Jawabnya 14.5% setahun“.


“Bagaimana Anda akan mencapai sasaran return tersebut ?”. 68 persen menjawab bahwa menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan atau deposito.


Kesimpulannya, banyak pemodal Indonesia yang suka bermimpi dan mengandalkan faktor keberuntungan ketika mengambil keputusan investasi. Ini justru berisiko terhadap kestabilan finansial mereka di masa depan.


Bagaimana mungkin tabungan atau deposito yang bunganya tidak hingga 6% bisa menghasilkan laba 14.5% setahun. Wajar kan saya bilang mimpi.


Mayoritas masyarakat Indonesia menempatkan uangnya di tabungan atau deposito. Alasannya keamanan.


Tabungan dijamin 100% lewat Lembaga Penjamin Simpanan (max penjaminan Rp 2 miliar). Kaprikornus secara teori mustahil nilai tabungan akan berkurang.


Dengan inflasi mencapai 6 sd 7% setahun sementara bunga tabungan 3 sd 4% setahun, apakah itu kondusif ?


Secara riil, tabungan atau deposito tidak menawarkan keuntungan.


Jadi, langkah menghindari risiko (dengan menempatkan dana di tabungan atau deposito), intinya justru merugikan Anda dan mustahil mewujudkan tujuan keuangan Anda.


Saatnya beralih ke investasi. Porsi tabungan itu hanya untuk dana darurat atau kebutuhan sehari – sehari yang jumlahnya harusnya minimum.


 kesalahan utama yang menimbulkan investasi tidak optimal √ 5 Kesalahan Dalam Investasi yang Wajib Anda Hindari


Kesimpulan


Investasi itu kewajian . Tanpa itu, Anda akan sulit mewujudkan tujuan – tujuan keuangan, menyerupai menyiapkan dana pendidikan dan mempunyai dana pensiun yang layak. Tapi saaat melaksanakan investasi pemula pastikan Anda tidak melaksanakan kesalahan. Semoga bermanfaat !



Sumber https://duwitmu.com