Saturday, April 15, 2017

√ Artikel Resusitasi Jantung Paru - Definisi, Tujuan Dan Penyebab

RESUSITASI JANTUNG PARU



A.    Definisi
Resusitasi mengandung arti harfiah “Menghidupkan kembali” tentunya dimaksudkan usaha-usaha yang sanggup dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung berlanjut menjadi simpulan hidup biologis.
Resusitasi jantung paru merupakan perjuangan yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas (respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu alasannya yakni yang memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya jika kedua fungsi tersebut bekerja kembali.
Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan adonan evakuasi pernapasan (bantuan napas) dengan kompresi dada eksternal. RJP dipakai dikala seorang korban mengalai henti jantung dan henti napas.

B.     Tujuan :
Untuk mengatasi henti nafas dan henti jantung

C.     Penyebab Henti Nafas Dan Henti Jantung
1.      Penyebab henti nafas
a.       Henti nafas (Respiratory Arrest) : Henti nafas yang bukan dikarenakan gangguan pada jalan nafas sanggup terjadi lantaran gangguan pada sirkulasi (asistol, bradikardi, fibrilasi ventrikel)
b.      Emboli paru, lantaran adanya penyumbatan fatwa darah paru.
c.       Gagal ginjal, lantaran hyperkalemia
d.      Bisa disebabkan lantaran adanya benda asing, aspirasi, pengecap yang jatuh ke belakang,pipa trakhea terlipat, kanula trakhea tersumbat, kelainan akut glotis dan sekitarnya (sembab glotis, perdarahan).
e.       Obat, intoksikasi, Pa O2 rendah, Pa CO2 tinggi, sehabis henti jantung, tumor otak dan tenggelam.Perifer : obat pelumpuh otot, penyakit miastenia gravis, poliomyelitis.
2.      Penyebab Henti Jantung (Cardiac Arrest):
a.       Hipoksemia lantaran banyak sekali alasannya yakni
b.      Gangguan elektrolit (hipokalemia, hiperkalemia, hipomagnesia)
c.       Gangguan irama jantung (aritmia)
d.      Penekanan mekanik pada jantung (tamponade jantung, tension pneumothoraks)

Henti jantung diketahui dari :
·         Hilangnya denyut nadi pada arteri besar
·         Korban tidak sadar
·         Korban tampak menyerupai mati
·         Hilangnya gerakan bernafas atau megap-megap.

Pada henti jantung yang tidak diketahui, penolong pertama-tama membuka jalan nafas dengan menarik kepala ke belakang. Bila korban tidak bernafas, segera tiup paru korban 3-5 kali kemudian raba denyut arteri carotis. Perabaan arteri carotis lebih dianjurkan lantaran :
·         Penolong sudah berada di tempat kepala korban untuk melaksanakan pernafasan buatan
·         Daerah leher biasanya terbuka, tidak perlu melepas pakaian korban
·         Arteri karotis yakni sentral dan kadang kala masih berdenyut sekalipun tempat perifer lainnya tidak teraba lagi.


Bila teraba kembali denyut nadi, teruskan ventilasi. Bila denyut nadi hilang atau diragukan, maka ini yakni indikasi untuk memulai sirkulasi buatan dengan kompresi jantung luar. Kompresi jantung luar harus disertai dengan pernafasan buatan.




Sumber http://macrofag.blogspot.com